Sebuah akun tiktok bernama Norma Risma secara mengejutkan membagikan sebuah kisah bahwa dirinya telah diselingkuhi oleh suaminya sendiri. Kabar perselingkuhan ini menjadi viral lantaran sang suami tega berselingkuh dan terpergok sedang berhubungan int*m dengan Ibu Kandung (mertuanya sendiri).
Kisah ini ramai di twitter, fb, tiktok bahkan kabarnya kejadian perselingkuhan ini sampai masuk disalahsatu TV swasta karena mungkin ini adalah kasus yang langka dan bahkan beberapa orang menilai kasus ini mirip seperti sinetron atau sebagaimana FTV Jepang.
Tidak terduga, tidak disangka-sangka dan sangat menggemparkan jagat media sosial. Tentu saja banyak orang yang menaruh empati pada gadis bernama Norma Risma ini lantaran ia adalah gadis baik-baik yang begitu tulus mencintai suaminya itu malah mendapat balasan yang begitu pahit dan menghancurkan hatinya.
Mendengar kabar itu saya tidak lantas kaget atau pun terlalu heboh sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang dijagat media sosial, namun sebagai manusia saya tentu menaruh empati dan merasa kasihan dengan nasib rumah tangga Risma yang telah hancur itu.
Sebab dua tahun yang lalu di Kompasiana ini saya sudah terangkan panjang lebar dan detil mengenai perselingkuhan. Jika ingin membaca artikelnya silahkan baca disini.
Ketika mendengar kasus-kasus yang demikian bagi saya hal tersebut adalah hal biasa dan "lumrah" terjadi. Mengapa demikian? Karena seperti yang sudah saya terangkan dalam artikel saya dua tahun lalu berjudul "Perselingkuhan Pasti Terjadi, Tapi Bisa "Diaborsi" dengan Cara Ini" saya secara tegas mengatakan bahwa, kita semua "berpotensi" selingkuh.
Artinya anda, saya, atau siapa pun itu tak peduli apa status sosial, pendidikan, gelar atau jabatannya, atau orang rohaniawan sekalipun bisa berpotensi selingkuh. Itulah kenapa dengan sangat percaya diri saya memberi judul artikel saya itu dengan narasi "Perselingkuhan Pasti Terjadi" yang mengisyaratkan bahwa semua orang siapa pun itu amat sangat berpotensi berselingkuh.
Pendapat saya ini diperkuat oleh hasil penilitian yang dilakukan oleh David Buss dan Cari Goetz dari University Of Texaz dan California State University dalam sebuah jurnal berjudul, "The Mate Switching Hypothesis" tentang studi relasi manusia dilihat dari aspek psikologi.
Kedua peneliti itu menyimpulkan bahwa manusia secara naluriah sulit sekali bertahan dengan satu pasangan saja seumur hidupnya. Manusia telah berevolusi untuk terus menguji hubungannya dan mencari pilihan yang lebih baik ditempat lain.
Teori ini pun akhirnya terbukti dan tulisan saya dimasa lampau yang mungkin bagi sebagian orang dianggap tidak penting dan omong kosong mulai terbukti dan presisi menunjukan bukti bahwa begitulah fakta cinta yang sebenarnya dalam kehidupan ini.