Akhir-akhir ini isu tentang adanya resesi seks di beberapa negera sedang ramai dibahas. Beberapa negara maju seperti Amerika, China, Jepang dan Korea Selatan telah mengkonfirmasi bahwa telah terjadi "resesi seks" dinegaranya.
Hal itu ditandai dengan menurunnya tingkat kelahiran yang disebabkan oleh berkurangnya aktivitas seks warganya di negara-negara tersebut. Hingga beragam spekulasi pun bermunculan bahwa Indonesia pun digadang-gadang akan berpotensi mengalami hal yang serupa.
Lalu apa sebenarnya resesi seks ini? Darimana asal mula istilah ini dan apa dampaknya bagi suatu negara jika terkena 'resesi' yang terbilang masih asing ini?
Istilah resesi seks ini ternyata bermula dari sebuah tulisan Kate Julian seorang editor senior Amerika Serikat yang menulis artikel berjudul "Why Are Young People Having So Little Sex?" Dimajalah online bernama The Atlantic pada desember 2018 yang lalu.
Dalam tulisannya tersebut Kate menjelaskan bahwa resesi seks terjadi disebabkan karena remaja dan kalangan dewasa muda di Amerika Serikat melakukan sedikit seks dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Resesi seks yang dimaksud Kate ini merujuk pada kebiasaan seks yang dilkukan oleh orang Amerika yang mana mayoritas mereka cenderung memiliki toleransi yang besar melakukan seks sebelum menikah.
Berdasarkan survei prilaku resiko remaja yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, ditemukan jumlah siswa sekolah yang pernah melakukan hubungan seks turun dari 54 menjadi 40 persen.
Dengan kata lain seks dinegara tersebut telah berubah. Dari yang sebelumnya dialami oleh sebagian besar siswa sekolah menengah AS, menjadi sesuatu yang belum pernah dialami.Â
Ini berarti tingkat kehamilan remaja AS juga anjlok menjadi sepertiga dari level sebelumnya. Menurut Kate, orang-orang yang kini berusia 20an tahun, sekitar 15 persennya tak berhubungan seks meskipun mereka sudah mencapai usia dewasa.
Tapi bagaimana dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim dan jauh lebih konservatif daripada Amerika Serikat? Sangat sedikit sekali orang Indonesia yang memiliki toleransi besar berhubungan seks sebelum menikah.