Ia bahkan tega menyakiti, merampok, merampas, menipu atau memperdayai orang lain asalkan tujuan dan keinginan pribadinya tercapai. Asalkan isi perut dan kepentingannya itu terpenuhi.
Ini yang saya maksud hidup seenaknya, hidup seperti orang yang merasa paling gagah dan bisa menguasai seluruh isi semesta. Tidak perduli orang lain menjerit sakit atau hatinya terluka. Yang terpenting dirinya senang dan keinginannya tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita sering menyaksikan sendiri, ada orang yang secara sengaja menyakiti orang lain. Membuat janji tapi tidak pernah dipenuhi, membicarakan keburukan dan aib orang lain, berhutang namun ogah-ogahan membayar dan malah sengaja tidak membayar.
Memfitnah orang lain, berselingkuh dan menyakiti pasangannya, curang dan memperdaya orang lain, mensikut dan mempersulit orang lain, menjelek-menjelekan dan sengaja membuat citra negatif orang lain. Mengambil sesuatu yang bukan haknya. Menipu, mencuri sesuatu dari orang lain dan tidak jujur. Dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan negatif semacam itu yang mungkin pernah dan mungkin sering anda saksikan sendiri.
Dan melalui artikel ini saya ingin memberi tahu dan mengingatkan anda untuk menghentikan dan jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat secara langsung maupun tidak langsung bisa menyakiti, mempersulit atau pun menyengsarakan orang lain.
Karena ini sangat berbahaya sekali. Karena tidak mesti kalau misalnya anda menampar orang lain, maka balasannya adalah hal serupa yaitu ada yang menampar anda kembali. Kadang-kadang karma itu mencair menjadi sebuah penyakit ataupun kesialan-kesialan yang kerap hadir dalam hidup kita.
Tapi mungkin anda akan mendebat ini dan kemudian berkata, "Ah tapi ada kok tuh orang yang suka nipu, nyuri, menyakiti orang lain hidupnya adem-adem aja?". Untuk sementara waktu mungkin ia hidupnya akan baik-baik saja, tapi apakah anda bisa menjamin kalau anak, cucu dan keturunannya kelak bisa lepas dari karma itu?
Karena sekali lagi, tidak ada satupun orang yang bisa lari dari hukum ini. Apapun segala sesuatu yang kita perbuat pasti ada balasannya. Dalam agama saya dikatakan bahwa segala sesuatu itu tergantung pada amalannya, ya begitulah memang adanya.
Artinya apabila anda ingin hal-hal baik dan keberuntungan yang selalu datang dalam hidup maka perbanyaklah berbuat baik, membantu orang lain, senangkan orang lain, niscaya hal-hal demikian pula yang akan sering hadir dalam hidup anda.
Kita ibarat menabung di semesta ini. Apa yang akan kita tabung? Karma baik atau karma buruk?Karma baik itulah yang kelak akan menolong kita pada saat kita sedang dalam kesulitan. Ada saja keajaiban dan keberuntungan yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita. Karena itu semua berkat karma baik kita dimasa lalu.
Kadang bulu kuduk saya merinding ketika mendengar sebuah berita ada seorang Jenderal Polisi yang tega menghabisi ajudannya sendiri secara keji. Mungkin sekarang saat ia masih punya kuasa, harta dan dengan pengaruhnya bisa "seenaknya" membuat skenario untuk dapat lolos dari jerat hukum, tapi bagaimana dengan anak, cucu dan keturunannya kelak? Apakah bisa lolos dari karma yang ia bawa?