Tumbuh besar ternyata tidak menjadikannya berhenti menjadi orang "bermasalah" bahkan hingga sampai sekarang pun dirinya terus bermasalah bahkan semakin menjadi-jadi.
Hingga ada yang menyebutnya aneh lah, terlalu filosofis lah, terlalu idealis lah, berpikirnya terlalu rumit lah, dan judgemnt-judgment yang lain yang semakin menunjukan bahwa Reynal Prasetya memang orang berbeda.
The one and only, hanya satu. Orang yang memang sudah mempunyai karakter khas sejak kecil. Jadi, tak peduli mau seisi dunia pun mengkritik, mencemooh dan bilang macem-macem, ya ia akan tetap seperti itu dan tetap menjadi orang bermasalah.
Itu sudah menjadi jati dirinya, identitasnya yang tak dapat dirubah. Itu sudah jadi blue print Tuhan yang gak bisa dirubah-rubah. Sudah absolut.
Tapi semua itu menunjukan bahwa ternyata ada beberapa orang yang ingin sepertinya. Oleh sebab itulah mereka kerap mendiktenya dan mencoba-coba menariknya menjadi kerumunan.
Mereka sebenarnya ngefans, kagum tapi tidak begitu gentelman untuk terus terang mengatakan kalau dirinya hebat. Sehingga mereka hanya mampu menjadi haters dan parasit yang selalu mendikte langkahnya.
Padahal mereka bisa menjadi dirinya sendiri. Toh mereka juga punya kekuatan dan keunikan sendiri, lalu mengapa ingin jadi "sama" seperti orang lain?
Pada akhirnya, hanya saya-lah yang sejatinya tahu siapa saya. Persetan dengan judgment-judment orang lain. Saya sudah bersyukur terlahir dan menjadi orang "bermasalah".
Teruntuk Fans dan Hatersku Tersayang
Reynal Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H