Lalu pada saat ia diajak jalan-jalan kepantai, sambil memandangi lautan yang luas ia pun bertanya penasaran kepada Ibunya, "Ma, ujungnya laut dimana ya?" Tapi Ibunya hanya tersenyum dan menganggap bahwa itu hanya sebuah kelucuan dimana anak mulai ingin tahu tentang dunia sekelilingnya.
Reynal kecil memiliki memori dan kemampuan menghafal yang baik, ia bisa dengan cepat mengingat suatu objek atau materi di kepalanya. Sejak umur empat tahun ia bahkan sudah mulai hafal surat-surat pendek Al-qur'an dan mampu dengan fasih mengucapkannya.
Namun terkadang ia bisa menjadi pembelajar yang mudah bosan. Reynal kecil tidak suka dengan sesuatu yang bersifat kontinyu dan monoton. Ia sebenarnya hanya suka membaca, mencari tahu dan mempelajari apa yang ia sukai dan senangi saja.
Hal itu pun diungkapkan oleh gurunya sendiri ketika ia mulai masuk SD diusia 6 tahun. Disaat teman-temannya mulai serius menulis, membaca bahkan menghafal, ia malah memanfa'atkan meja belajarnya itu sebagai alat perkusinya sendiri. Layaknya seorang drumer yang sedang mengiringi lagu dikepalanya sendiri.
Buku belajarnya pun penuh dengan gambar-gambar dan coretan yang hanya ia sendiri mengerti apa maksud dari gambar atau coretannya itu. Semenjak kecil Reynal memang cenderung tertarik dan mudah belajar melalui media visual.
Ia akan mudah mengingat, mengerti dan hafal apabila dalam proses belajarnya itu tidak hanya disuguhi oleh kata, kalimat atau rumus-rumus melainkan juga ada ilustrasi atau gambar yang menyertai materi tersebut.
Bahkan sejak umur kurang lebih 4 tahun ia sudah mulai tertarik dengan buku-buku. Namun karena ia belum bisa membaca, tentu saja yang ia perhatikan adalah gambar-gambarnya saja yang ada pada buku tersebut.
Tatkala ia melihat ada gambar sekelompok orang sedang berkumpul dan mengobrol maka dengan spontan ia membaca gambar tersebut dengan kalimat, "Ini orang lagi rapat." Ibunya pun tersenyum melihat tingkah polah anaknya itu.
Sejak kecil Reynal memang sudah mulai merasa dirinya berbeda dengan orang-orang sekitar dan teman-temannya. Bagaimana cara ia berpikir, mengamati, memandang dunia sekitar, serta berinteraksi membuat ia merasa terisolasi dari pergaulan sosial.
Karena sejak kecil ia memang sudah tumbuh menjadi anak berbeda dan "bermasalah" daripada teman sebayanya. Ia tak pernah tertarik untuk ikut-ikutan dan masuk terlalu jauh kedalam tren yang sedang diciptakan. Hanya sekedarnya saja.
Ia seolah menyimpan "kebenaran khusus" untuk dirinya sendiri. Ia berpikir terlalu cepat dan visioner melebihi orang-orang pada umumnya. Ia mempunyai penglihatan dan pengamatan yang begitu berbeda sejak kecil dibanding teman-temannya. Itulah Reynal Prasetya.