Artinya dengan melatih timnas Indonesia, dirinya akan merasa lebih tertantang sekaligus memiliki keseruan tersendiri meski dia harus menanggung beban berat dan harapan tinggi dari masyarakat Indonesia.
Jika sedang menjadi presenter di Televisi, mungkin Deddy tidak akan bisa tampil ekspresif bertanya hingga hal-hal receh dan konyol seperti itu, namun melalui kanal youtube pribadinya dia bisa lebih bebas bertanya dengan ekspresif sehingga bisa menggali hal-hal unik dan menemukan sesuatu yang menarik dari setiap bintang tamu yang dia hadirkan.
Lalu Deddy pun mulai masuk ke pertanyaan inti, apa yang sebenarnya menjadi kekurangan dari timnas Indonesia? STY pun membeberkan tiga hal.
Pertama, Mental para pemain yang menurutnya masih lemah. Kedua, mengenai makanan para pemain Indonesia yang menurutnya kurang sehat seperti gorengan dan nasi goreng. STY menilai para pemain Indonesia kekurangan protein sehingga tidak mampu mengeluarkan power nya secara maksimal.
Ketiga, para pemain Indonesia menurutnya belum mampu beradaptasi dengan Weight Training (latihan beban). Atau sebut saja latihan fisik atau kebugaran. Padahal menurutnya latihan ini penting sekali dilakukan untuk membentuk otot mereka dan menguatkan fisik mereka agar tidak mudah rapuh dan jatuh ketika berduel dengan lawan dilapangan.
Ketika mendengar hal tersebut, saya mulai tersadar ternyata sepak bola bukan hanya sekadar olahraga, skill mau pun teknik, tapi juga bagaimana gaya hidup dan budaya suatu bangsa benar-benar mempengaruhi performa dan permainan suatu tim sepakbola.
STY sampai sebegitu detail menyoroti makanan dan nutrisi para pemain timnas Indonesia. Nasi goreng dan gorengan yang merupakan makanan sejuta umat dan paling banyak digandrungi masyarakat Indonesia pun menurutnya harus dikurangi bahkan jangan dikonsumi lagi oleh para pemain Indonesia.
Saya jadi tergerak mencari data dan membandingkan bagaimana harapan hidup antara orang Korea dengan orang Indonesia. Seberapa berpengaruh kah, cara orang Korea dalam memilih makanan dengan fisik dan umur mereka?
Berdasarkan data yang dilansir dari Borgen Magazine, masyarakat Korea memiliki rata-rata angka harapan hidup yang sangat tinggi, yakni 83 tahun.
Angka ini dinilai sangat menakjubkan karena jauh lebih tinggi dari rata-rata angka harapan hidup di dunia yaitu 72,6 tahun.
Sedangkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia berdasarkan data yang dilansir dari alodokter.com adalah 71,5 tahun. Masih sangat jauh dibawah Korea Selatan.