Kolase Tevez dan Suarez (Sumber: gambar diolah dari liputan6.com dan bola.com)
Setelah sering bergonta-ganti pelatih baik lokal mau pun asing, timnas Indonesia banyak mengalami perubahan. Baik pemilihan pemain yang diturunkan hingga bagaimana gaya bermain berubah seiring dengan adanya kepelatihan baru ditubuh timnas.
Gaya bermain timnas Indonesia bahkan sempat menyita perhatian suporter garuda. Ketika pelatih asal Spanyol, Luis Milla menukangi timnas Indonesia pada 2017 yang lalu.
Beberapa suporter dan pengamat sepak bola menilai bahwa Luis Milla mencoba memasukan unsur tiki-taka terhadap timnas Indonesia.
Meski tak sepenuhnya bermain seperti halnya club FC Barcelona yang terkenal dengan tiki-takanya itu, namun gaya permainan umpan-umpan pendek dari timnas memperlihatkan bagaimana perubahan gaya permainan dilapangan.
Namun gaya permainan itu pun berubah ketika timnas Indonesia kembali menunjuk pelatih baru untuk menggantikan Luis Milla. Kandidat tersebut akhirnya jatuh kepada pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong.
Dengan adanya pelatih baru tersebut otomatis susunan pemain dan taktikal pun berubah total. Dibawah kendali STY Indonesia kembali menampilkan gaya permainan dan taktikal berbeda ketika berlaga dilapangan.
Dimasa awal debut pertamanya bersama timnas, STY berpendapat bahwa salahsatu aspek penting yang harus dibenahi oleh timnas Indonesia adalah kualitas fisik dan juga stamina pemain.
Pelatih asal negeri gingseng itu menyebut para pemain timnas Indonesia masih belum kuat dan stamina mereka cepat terkuras habis ketika bermain selama 90 menit.
Sehingga STY merasa perlu untuk menambah porsi dan durasi latihan fisik untuk anak asuhnya itu. Dari keputusan ini kita bisa menilai bahwa tiap pelatih mempunyai visi dan cara berbeda ketika menangani sebuah tim.
Timnas Indonesia kembali mendapat sentuhan baru dan gaya permainan berbeda ketika ditangani oleh pelatih yang baru. STY mencoba untuk memasukan unsur gaya "korea" kedalam timnas Indonesia.