Kekalahan timnas Indonesia di leg pertama dari timnas Thailand rupanya menyisakan luka yang amat dalam dihati para suporter garuda.
Bagaimana tidak, tim kesayangan nya itu dipencundangi secara sadis oleh Thailand dengan skor yang sangat telak 4-0.
Ini merupakan kekalahan pertama bagi timnas Indonesia diajang piala AFF 2020. Dari semenjak penyisihan group hingga akhirnya lolos keputaran final.
Dari kekalahan tersebut akhirnya banyak pihak menyebut bahwa STY telah keliru dalam menerapkan strategi dan taktik untuk menghadapi timnas Thailand.
Namun adapula yang menyebut kekalahan timnas disebabkan karena performa dari para pemain yang kurang maksimal serta mudah panik dan tertekan memicu terjadinya banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama berlaga.
Meski tampil dalam performa yang tidak seperti biasanya, timnas Indonesia setidaknya masih bisa menciptakan peluang. Dan bisa meredam gempuran Thailand dibabak pertama setidaknya hanya kebobolan satu goal.
Bisa dibilang strategi timnas Indonesia setengah berhasil dibabak pertama. Hanya saja sangat disayangkan absenya Pratama Arhan menjadi titik lemah timnas Indonesia yang akhirnya bisa di eksploitasi oleh para pemain Thailand.
Ketinggalan 0-1 dibabak pertama, penonton timnas Indonesia pun berharap banyak dengan babak kedua. Setidaknya masih banyak yang menaruh harap bahwa dibabak kedua Indonesia bisa menyamakan kedudukan.
Namun ternyata, nasib berkata lain. Dibabak kedua inilah paradoks yang diperlihatkan oleh timnas Indonesia itu terjadi.
Sebelum laga melawan Thailand di final tersebut sebenarnya STY sudah berjuang keras memberikan motivasi agar para pemain timnas bisa tampil percaya diri dan berjuang keras memberikan yang terbaik.
Karena berdasarkan pengalamannya, dirinya sudah pernah melewati dan mengalami sendiri lebih dari 20 lali gelar juara bersama tim yang ditukanginya. Mental itu pula yang coba STY terapkan pada anak asuhnya.