Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Belajar Banyak dari Pak Tjiptadinata dan Bu Roselina tentang Ilmu Kehidupan

4 Januari 2021   20:56 Diperbarui: 4 Januari 2021   23:12 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata (Sumber: kompasiana.com)

Jika ditanya siapa Kompasianer terinspiratif yang ada di Kompasiana ini, maka dengan lantang saya akan menjawab, Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina-lah orangnya. Bahkan kalau boleh sedikit lancang, menurut saya, beliau berdua bukan manusia biasa, melainkan manusia berhati mulia yang tidak pernah pilih-pilih dalam bersahabat.

Mereka berdua mampu merangkul siapapun dari golongan manapun, agama apapun, ras apapun dan latar belakang apapun. Pak Tjipta dan Bu Rose mempunyai jiwa humanisme dan rasa persaudaraan yang tinggi terhadap sesama, mau tua ataupun muda semuanya dianggap seperti saudara.

Saya beruntung bisa bertegur sapa dan mengenal mereka berdua di rumah besar ini. Meski belum bertemu secara fisik, tapi tulisan-tulisannya seperti nasihat-nasihat yang terasa diucapkan langsung kepada saya. Nancep sekali.

Saya ingat pertama kali bergabung di Kompasiana ini, Pak Tjip-lah orang pertama yang menyapa, memberikan vote dan komentar ditulisan saya. Meski kualitas tulisan saya masih amburadul waktu itu, tapi Pak Tjip tidak segan mengapresiasi dan menyapa penulis pemula seperti saya ini.

Saya merasa dihargai dan bersemangat untuk mulai menulis hingga sampai sekarang, karena sedikit banyaknya ada apresiasi, dorongan dan motivasi yang seringkali saya baca di tulisan-tulisan beliau.

Meski usianya sudah tidak lagi muda, tapi semangatnya dalam berkarya, berbagi dan menulis bahkan mengalahkan saya yang masih muda.

Hingga sampai saat ini saya belum bisa mengalahkan rekor Pak Tjipta yang mampu menulis one day one article. Saya masih penulis abal-abal yang menulis masih mengandalkan mood, yang semangatnya kadang naik kadang turun.

Sedangkan Pak Tjip mampu terus konsisten menulis setiap hari, entah apa rahasianya, namun lagi-lagi jawabannya sederhana, beliau menulis hanya sebagai sarana untuk terapi diri dan melawan kepikunan. Begitu ujarnya.

Begitu pun dengan Ibu Rose yang tidak kalah konsisten dan rajin berbagi seperti halnya Pak Tjip. Bu Rose adalah pasangan dan pendamping terbaik untuk Pak Tjip yang kebetulan mempunyai hobi yang sama yaitu menulis.

Semua tulisan-tulisan beliau berdua bukan hanya sekadar teori, melainkan ilmu nyata bagi kehidupan yang dibutuhkan oleh siapapun yang minim pengalaman dan fakir ilmu seperti saya ini.

Pak Tjip dan Bu Rose adalah praktisi kehidupan yang berani dan tidak pernah menyerah melawan kerasnya kehidupan. Mereka berdua membuktikan bahwa, perjuangan tidak akan pernah mengkhianati hasil, tak ada yang mustahil dan tak ada yang mungkin selagi semua masih bisa diusahakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun