"Selamat siang sahabat Kompasiana, jumpa lagi kita di acara 'curhat-curhat santai', di edisi siar kali ini, Rabu 29 Juli 2020. Seperti biasa Reynal Prasetya bakal nemenin kamu sampe nanti jam 12 siang untuk memutarkan lagu-lagu pop Indonesia. Sebelum melangkah lebih jauh, kita coba nikmati dulu lagu yang satu ini, 'teman tapi mesra'....
Ya, begitulah kira-kira cuplikan kalimat yang biasanya saya gunakan pada saat opening siaran radio. Sebenarnya itu hanya salah satu dari sekian macam format opening yang biasa saya gunakan.Â
Seorang penyiar radio tentu dituntut harus kreatif, maka dari itu membuka acara radio tidak boleh menggunakan format opening yang itu-itu saja dan berulang-ulang, sehingga para pendengar tidak merasa bosan.
Hal yang paling umum dilakukan oleh penyiar radio saat sedang membawakan acara biasanya adalah menyapa para pendengar. Bisa sekadar berkirim salam atau memberi semangat (jika siaran pagi), Istilahnya senggol-senggol.
"Bang Reynal kalau lagi siaran senggol-senggol dong, masa aku gak di senggol sih."Â
Begitulah kira-kira pesan seorang pendengar ketika kami tak sengaja berpapasan di jalan atau ketika saya sedang mampir di warungnya. Ya, ada banyak para pendengar yang mempunyai warung kecil-kecilan dan mempromosikan dagangannya lewat radio.
Seperti yang kita tahu, bahwa honor seorang penyiar radio tidaklah seberapa, dibanding buruh pabrik, apalagi PNS, karena biasanya profesi ini hanya dijadikan sebagai sampingan, ketimbang profesi utama.
Terkecuali jika berkarir di radio-radio besar, seperti yang ada di Jakarta dan sudah punya jam terbang yang cukup, mungkin akan punya pendapatan finansial yang lumayan dan peluang karir yang lebih tinggi.
Namun, meskipun tidak mendapatkan honor yang besar, dulu saya sangat menikmati pekerjaan ini. Saya benar-benar merasa bersemangat dan antusias meski tidak mendapat penghasilan yang menjanjikan.
Saya merasa bahagia dan puas ketika bisa menghibur banyak orang, saya juga merasa bahagia dan puas ketika bisa menginspirasi banyak orang lewat aktivitas siaran itu.