Sejujurnya saya cukup kesulitan untuk menentukan judul beserta lead yang pas dan sesuai untuk tulisan kali ini, semakin dipikirkan malah semakin bingung tak kunjung muncul padanan kata dan diksi yang estetik.
Saya termasuk pribadi yang perfeksionis dalam menulis, sehingga untuk menyelesaikan satu buah artikel saja butuh waktu maksimal 3 hari dan baru percaya diri untuk mengunggahnya ke publik.Â
Terutama untuk tulisan-tulisan yang mengupas hal-hal yang spesifik, jarang, atau tidak pernah diperbincangkan oleh banyak orang.Â
Jadi, mau tidak mau saya perlu sedikit memutar otak, melakukan observasi, research, bermain retoris, dan menyodorkan argumen logis demi memuaskan para pembaca.Â
Kepuasan para pembaca adalah hal utama, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Tapi akan lebih baik jika keduanya sama-sama dikuasi oleh tiap penulis.
Ma'af bila tulisan kali ini dibuka dengan prolog yang hanya berisi basa-basi dan kurang menarik, tapi saya berjanji, esensi dari tulisan ini tidak akan mengecewakan anda, bahkan bisa memberikan insight bagi anda.Â
Selama ini mungkin anda memahami uang hanya sebatas alat transaksi, sebatas alat tukar yang anda gunakan untuk membeli segala kebutuhan anda. Uang mungkin baru anda pahami sebagai wujud fisik yang hanya berupa kertas, logam, atau angka-angka yang tertera di kolom rekening anda.
Sehingga ketika sedang berurusan dengan uang, kadangkala kita bisa berbuat hal-hal yang bahkan bisa merugikan orang lain.
Uang bisa dengan mudah menyingkap sisi gelap seseorang. Uang bisa melemahkan seseorang. Uang bisa menjerumuskan seseorang pada hal-hal kelam yang belum pernah ia alami sebelumnya.Â
Uang bisa menguji karakter seseorang, uang bisa menunjukkan keadaan mental seseorang, uang bisa membuat kawan menjadi lawan, uang bisa membuat seseorang jadi lupa daratan.
Tidak ada yang salah dengan uang, kita semua sama-sama butuh dan hidup karena uang. Di era modern ini, kita semua tak bisa hidup tanpa uang. Uang sangat penting bagi kehidupan kita.