Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Padamkan yang di Dalam, Hiraukan yang di Luar

23 Desember 2019   12:52 Diperbarui: 23 Desember 2019   12:54 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemadam kebakaran (sumber : kataindonesia.com)

Pernahkah Anda merasa terganggu, risih dan jengkel atas tingkah laku dan perbuatan orang-orang yang menyebalkan pada anda? Menyebalkan disini maksudnya mereka yang kerap berbicara tanpa memikirkan etika, dan memperlakukan orang lain tanpa memperdulikan tatakrama, terlebih yang melancarkan aksi itu adalah orang yang usia nya jauh lebih tua daripada anda ?

Hampir 99% saya yakin, anda pernah mengalami hal ini, lalu apa kaitan nya dengan judul di atas ? 

Kita tahu bahwa acapkali kita merasa sulit menerima perlakuan orang yang kita anggap menyebalkan itu, mereka datang merusuh, membawa teror kebencian. Hingga membuat kepala anda bertanduk. Pelan-pelan batin anda bergejolak dan amarah kian memuncak. 

Hal itu lantas membuat anda tertekan dan merasa terancam, lalu kemudian anda merasa tidak menerima perlakuan nya, diam-diam api mulai muncul dan membakar seluruh sel-sel jiwa anda. Anda tidak sadar api nya mulai membesar dan membakar perasaan anda di dalam.

Kalau di pikir-pikir bila kita membiarkan kebakaran itu terjadi dan terus berlangsung, justru yang terjadi adalah kita yang akan rugi dua kali lipat. Kita tahu sudah di dzalimi, dan merasa sakit hati, lalu kemudian kita bereaksi dengan cara yang salah. Kita terlalu fokus kepada hal yang di luar diri kita dan terus menyalahkan orang nya. Bahkan mungkin diam-diam anda membenci nya. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

Masalahnya bukan terletak pada orang yang menyebalkan itu, meski sebenarnya dia memang orang yang benar-benar menyebalkan. Namun masalah nya terletak pada perasaan anda di dalam. Secara tidak sadar seringkali kita terlalu fokus kepada orang yang sudah menyakiti kita, namun membiarkan hati kita terbakar di dalam. Kita terlalu peduli pada orang nya, namun abai pada perasaan kita sendiri.

Jadi, lebih baik kita padamkan kebakaran yang ada di dalam, dan hiraukan yang ada di luar, meskipun mungkin dia mencoba membakar dan memanas-manasi kita, lebih baik kita abaikan saja dan fokus kepada penyembuhan batin kita yang di dalam. Jengkel itu wajar, marah itu normal, namun jangan sampai semua itu mengambil alih ketenangan dan kedamaian batin kita di dalam.

Bayangkan bila anda tidak peduli sebetapa keras dan lancang nya pun orang-orang memaki dan membenci anda, Anda akan tetap santai dan tenang, karena anda lebih peduli dan memilih merawat kedamaian hati anda, ketimbang menghabiskan waktu mengalihkan pikiran anda pada hal-hal di luar diri anda yang tidak penting.

Ingat, seorang pembenci, perusuh, akan selalu berusaha membakar dan memanas-manasi kedamaian hati anda di dalam. Jangan sampai anda terpancing dan ikut terbawa arus permainan nya. Biarkan dia bermain api sendiri sedangkan anda berdansa bahagia tanpa memperdulikan nya.

Kadangkala mereka sengaja di kirim oleh semesta untuk menjadi guru spiritual anda. Jangan lari ataupun menghindar. Tetaplah tegar dan hadapi mereka dengan senyum lebar dan hati yang penuh cinta. Mereka mungkin sedang tersesat dalam kegelapan dan kurang mendapatkan cahaya.

Ingat penanganan pertama, bila anda bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan, selalu padamkan dahulu apa yang ada di dalam dan hiraukan apa yang ada di luar. Anda adalah tuan bagi pikiran dan emosi diri anda sendiri. Jangan sampai anda membiarkan perasaan anda di kendalikan oleh orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun