Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahagia Itu Gratis!

9 Desember 2019   21:29 Diperbarui: 9 Desember 2019   21:39 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : https://ikhlaspasrah.com

Anda pasti tidak akan percaya bila saya menyatakan bahwa Bahagia itu gratis ! Pernyataan ini pasti langsung anda tolak mentah-mentah karena anda mengira saya sedang bercanda dan mengada-ada. Namun pernyataan ini tentu saja bukan hanya sekedar isapan jempol belaka, untuk itulah saya ingin membuktikan bahwa bahagia memang benar-benar gratis.

Di tengah-tengah kehidupan yg seringkali memaksa kita untuk selalu serius, bekerja, mencari pundi-pundi rupiah, dan menjalani rentetan rutinitas yg begitu padat, kita seringkali lebih mudah merasa cemas, gelisah, takut, tegang, kaku, dan akhirnya membuat kita terjebak pada grafik emosi yg tidak stabil, pikiran menjadi kusut, dan mood menjadi semrawut. Kita merasa ingin keluar dari realitas yg selama ini merantai kita, namun tidak tahu harus mulai dari mana dan bagaimana cara nya.

Kebahagiaan seperti sebuah entitas bersyarat yg musti di penuhi oleh faktor-faktor di luar diri kita, kita baru merasa bahagia bila mendapat pekerjaan yg layak, kita baru merasa bahagia bila punya uang banyak, kita baru merasa bahagia bila punya mobil mewah, kita baru merasa bahagia bila punya pacar berparas indah, kita baru merasa bahagia bila dan bila yg lain baru kita penuhi. Apa tidak ada cara lain yg lebih mudah dan sederhana untuk menjadi bahagia ? Bahagia itu mudah namun seringkali kita enggan melatih nya, membiasakan nya. Karena Bahagia itu gratis !

Jika kita sudah tahu bahagia itu gratis, kenapa tidak segera merubah paradigma kita, bahwa bahagia tidak pernah bersyarat !. Tidak ada syarat yg perlu kita genapi untuk mendapatkan kebahagiaan, kebahagiaan itu selalu ada dalam setiap jiwa dan sanubari kita setiap saat. Hanya saja kita enggan melatih nya, enggan membiasakan nya dan lebih memilih untuk terus memelihara perasaan-perasaan negatif yg kian menjauhkan kita dari kebahagiaan itu sendiri.

Orang zaman now atau anak milenial menyebutnya sebagai Galau. Suatu kondisi dimana seseorang merasa sedih, gelisah, takut, cemas, lemah, tak berdaya dalam waktu yg bersamaan. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana jika kita terus menerus memelihara perasaan-perasaan negatif itu hingga menjadi kebiasaan yg berkepanjangan.

Saya sudah bisa menebak nya, perasaan itu pasti akan sangat merepotkan dan menghambat kita untuk maju menghadapi tantangan hidup yg semakin hari semakin bervariasi. Sebelum itu menjadi akut melekat pada diri kita, lebih baik kita menyadari nya dari sekarang dan mencari langkah-langkah yg tepat untuk mengatasinya.

Lalu bagaimana sih cara yg paling sederhana yg bisa kita lakukan supaya kita lebih sering bahagia ? Mudah ! namun perlu latihan dan pembiasaan. Tidak ada yg mustahil bila kita mau merubah nya. Sudah siap ??

Saya akan memulai nya dari pengalaman saya pribadi. Dimana pada waktu itu ketika saya baru merasakan bahwa patah hati dari putus cinta itu benar-benar menyakitkan, hampir setiap hari pikiran dan perasaan saya selalu diliputi oleh perasaan-perasaan negatif yg bercampur aduk. Rasa sedih, kesal, marah, kecewa, benci, hampa, kehilangan, menyatu dalam waktu yg bersamaan. Hingga saya benar-benar merasa di permainkan oleh sosok permaisuri yg sempat mengisi hati ini. Waktupun berlalu sampai pada akhirnya saya bertemu dengan satu konsep yg sangat luarbiasa mengubah cara berpikir saya secara keseluruhan.

Konsep itu di temukan oleh seorang Psikiater kondang bernama David R. Hawkins yg sudah lama mendedikasikan sebagian hidup nya selama kurang lebih 20 tahun untuk meneliti peta dan tingkatan kesadaran manusia yg kemudian ia tuangkan segala konsep dan ide nya pada sebuah buku yg sangat melegenda berjudul : Power VS Force. Jadi inti daripada konsep itu di jelas kan bahwa : Perasaan kita sebenar nya turut berkontribusi mempengaruhi realita. Dalam tabel nya di jelaskan secara rinci tingkatan kesadaran manusia beserta besaran energi nya secara akurat. Jika manusia lebih sering berada dalam keadaan emosi yg Force alias (negatif) maka besar kemungkinan realitas kehidupan nya pun akan terasa lebih berat, kacau, sulit, dan penuh masalah. Sebaliknya jika seseorang lebih sering dalam keadaan emosi yg Power alias (positif) maka besar kemungkinan realitas kehidupan nya pun akan terasa lebih mudah, lancar, ajaib, dan penuh keberuntungan.

Saya tidak akan menjelaskan lebih panjang dan detil tentang konsep ini, dan saya pun tidak yakin apakah anda akan menerima konsep ini dengan pikiran terbuka dan antusias atau anda akan mengabaikan konsep ini begitu saja, tapi sebagai referensi saya akan memperlihatkan tabel Power VS Force nya di bawah ini :  

16473293-2205959332963610-6121519226918162253-n-5dee4f7ad541df69aa0af7b2.jpg
16473293-2205959332963610-6121519226918162253-n-5dee4f7ad541df69aa0af7b2.jpg
Source : https://ikhlaspasrah.com
Source : https://ikhlaspasrah.com
Nah kita sudah selangkah lebih jauh dan akhirnya jadi mengetahui bahwa Bahagia itu ternyata betul-betul berpengaruh pada setiap aspek kehidupan kita. Hingga saya sampai lupa, apa langkah kongkrit sederhana yg bisa mulai kita lakukan selain mengacu pada tabel di atas ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun