Berawal dari kekalahan tim kesayangan saya di liga primer Inggris, Arsenal, saya menemukan berbagai tweet yang menarik di timeline saya. Ada yang prihatin terhadap Arsenal, mengejek, merendahkan, atau ada juga yang memberi semangat. Satu tweet yang menarik saya perhatikan adalah ketika saya membaca retweet dari @ID_Arsenal yang di dalamnya ada om Wimar Witoelar (@wimar) tweet ,sebuah kalimat sebagai berikut:
RT @ID_ARSENAL: @agunghidayat @luki_wit @wimar that's why we are Arsenal Indonesia SUPPORTER, not Arsenal Indonesia Fans :)
Kurang lebih bunyinya seperti itu. Kata yang diketik dengan kapital adalah poin pentingnya. Kami adalah SUPPORTER atau dalam bahasa Indonesianya SUPORTER, yang berarti orang yang memberi support atau dukungan. Dukungan yang berupa pekik semangat di stadion ataupun berupa doa di kediaman masing-masing atau bentuk lainnya. Jelas berbeda dengan istilah fans. Fans dalam wikipedia dijelaskan sebagai orang yang menyukai dan memiliki antusiasme yang tinggi akan sesuatu atau seseorang (wikipedia). Dalam hal sepakbola ini, fans hanyalah orang yang senang melihat suatu tim dan pemainnya. Sedangkan suporter memberikan dukungannya. Mungkin kita berpikir, fans juga memberikan dukungan, bukan? Tentu saja. Namun, perbedaan mendasar terletak pada saat kapan seorang fans memberi dukungan. Dari pengertian katanya sendiri, seorang fans senang ketika timnya menang, ketika timnya meraih prestasi dan hal bahagia lainnya. Namun, seorang suporter setia memberi dukungan apapun itu keadaannya terutama di kala tim sedang menderita kesedihan akibat kekalahan. Jadi, jika kita menyebut diri kita seorang suporter maka berlakulah seperti suporter. Ketika tim menang, berilah selamat dan berbahagialah dengan mereka. Namun ketika tim kalah, berilah dukungan moral agar tim tetap semangat dan melupakan kekalahannya. Malam ini, pertandingan Indonesia melawan Bahrain memberikan tekanan yang sangat besar bagi timnas Indonesia karena ekspektasi yang beredar begitu kental dan pekat. Kekalahan yang melanda memberikan banyak efek samping di kalangan masyarakat. Efek negatif yang muncul berupa kritikan, ejekan dan komentar menjatuhkan lainnya justru datang dari kalangan yang menyebut diri mereka suporter Indonesia. Ironis bah. Sekali lagi, buktikan pengakuan kita sebagai seorang suporter. Memberi dukungan, bukan menjatuhkan. :) Siapa bilang suporter tidak boleh kecewa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H