Mohon tunggu...
Reynaldi Rahardian
Reynaldi Rahardian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya Reynaldi Rahardian Septama. Sering di panggil Rey. Saya lahir tanggal 6 September 1993. Riwayat pendidikan saya TK bhayangkara, SD Kabluk, SDN Utan Jaya, SMP Negeri 9 Depok, SMA 2 Semarang, Dan sekarang masih kuliah di Universitas Diponegoro Jurusan Teknik Sistem Komputer. :D

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Positif Demam: Dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh

7 November 2011   09:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:58 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semua orang pasti pernah mengalami demam. Peneliti dari Roswell Park Cancer Institute menemukan bahwa suhu tubuh yang tinggi dapat membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dan lebih keras melawan sel-sel yang terinfeksi.

"Demam memang tidak nyaman, tapi laporan penelitian ini menunjukkan bahwa demam merupakan bagian dari respon imun yang efektif," John Wherry, Ph.D., wakil editor Journal of Leukocyte Biology yang memuat penelitian ini.

Sebelumnya, peneliti berpikir bahwa merupakan upaya tubuh untuk menghambat mikroba berbahaya berkembang biak. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh meningkat fungsinya untuk sementara ketika suhu tubuh meningkat.

Rahasianya adalah pada sel kekebalan atau limfosit yang disebut CD8 + sitotoksik T-sel. Limfosit ini mampu menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus dan sel-sel tumor. Para peneliti menemukan bahwa suhu tubuh yang tinggi seperti pada demam meningkatkan jumlah sitotoksik CD8 + T-sel, yang menandakan respon tubuh yang lebih kuat terhadap infeksi.

Dalam penelitian ini, dua ekor tikus disuntik antigen dan melihat bagaimana sitotoksik CD8 + T-sel diaktifkan untuk bereaksi terhadap antigen. Mereka lalu menaikkan suhu tubuh tikus 2 derajat celcius, sementara tikus lainnya tidak. Peneliti menemukan bahwa tikus yang dinaikkan suhu tubuhnya memiliki sitotoksik CD8 + T-sel lebih banyak daripada tikus yang suhu tubuhnya tetap.

"Kenaikan suhu tubuh tikus mirip dengan yang terjadi pada demam," kata peneliti penelitian, Elizabeth Repasky.

Dr Amesh A. Adalja, profesor klinis dari University of Pittsburgh Medical Center yang tidak terlibat dengan penelitian ini mengatakan bahwa temuan ini bukan menyarankan bahwa demam tidak perlu diobati, karena demam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sel otak. Orang tua harus tetap berhati-hati terhadap demam pada anak-anak, terutama jika demam di atas 39 derajat Celcius, karena demam tinggi dapat menyebabkan kejang.

"Hal itu tidak sebanding dengan resiko kesehatannya jika memiliki penyakit jantung, stroke, atau komplikasi medis lainnya. Konsekuensi sekunder demam dapat menyebabkan terjadinya atau memperburuk penyakit lain. Jika seseorang mengalami demam terus-menerus di atas 40 derajat Celcius, itu pertanda infeksi, dan bukan hanya virus yang dikhawatirkan," katanya seperti dilansirHuffingtonPost, Senin (7/11/2011).

Majalah Discover pada tahun 2007 pernah memuat peneltiain Roswell Park Cancer Institute lainnya yang menunjukkan bahwa tikus yang dipanaskan menghasilkan sel kekebalan tubuh lebih banyak untuk melawan penyakit dibandingkan tikus yang tidak dipanaskan. Untuk itu , anda  jangan berkecil hati jika sakit demam. Allah menciptakan penyakit tidak hanya dampak negatifnya saja pasti ada positifnya. Marilah kita bersyukur apabila kita terserang penyakit , penyakit juga dapat menghapus dosa.  Semoga artikel ini bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun