Terlintas dipikiran saya apa yang terjadi jika manusia hidup tanpa adanya media sosial, mungkin jika itu terjadi dampaknya bisa menjadi positif karena ketergantungan manusia terhadap media sosial akan hilang dan kebiasaan buruk memakai sosial media juga akan lenyap . Menurut data dari Smart Insight pada bulan Januari tahun 2020 penggunaan sosial media berjumlah 4,8 miliar pengguna aktif atau sekitar 49%populasi di dunia , angka tersebut memaparkan bahwa separuh dari populasi dunia kini aktif di dunia maya ini.Â
Keadaan pandemic seperti ini membawa kita kedalam keadaan dimana seseorang harus tetap berdiam diri dirumah , sosial distancing dan juga physical distancing untuk menjaga kesehatan , sehingga diri kita harus mampu menciptakan ruang sosial sendiri dan beberapa orang pastinya akan berpaling ke media sosial untuk memenuhi hasrat bersosialisasinya .
Didalam penggunaan media sosial kadang kali menimbulkan dampak negatif diantaranya jika menggunakan media sosial yang berlebih maka akan menimbulkan kecanduan dan yang penjadi persoalan adalah membandingkan diri sendiri dengan oranglain atau sering disebut social comparison.
Menurut Jones (2001) social comparison adalah penilaian kognitif seorang mengenai atribut - atribut tertentu yang dimilikinya dibandingkan dengan atribut orang lain. Keadaan mental yang sedang menurun ini membawa kita pada perasaan yang lebih sensitif , dipengaruhi juga oleh hasrat bersosial sehingga menimbulkan kepekaan terhadap kehidupan orang lain serta membandingkannya dengan keadaan hidup diri kita sendiri.
Membandingkan diri atau social comparison merupakan tindakan yang dapat memicu rasa penyesalan , tak menerima keadaan dan menyalahkan keadaan diri sendiri sebab diri kita disandingkan dengan orang lain dengan dalih mencari kelebihan diri dan menginginkan diri lebih baik dari seseorang yang ia amati. Perbandingan diri disini bisa meliputi : bentuk tubuh , keadaan ekonomi yang dapat menimpulkan rasa iri hati dan juga minder(kurang percaya diri).
Menurut Mussweiler social comparison muncul secara otomatis. menurut pendapat Mussweisler membandingkan diri dengan orang lain secara langsung otomatis muncul ketika diri kita melihat kehidupan orang lain. Kemunculan secara otomatis ini membawa perbandingan diri biasanya dengan membandingkan dengan teman yang dikenal melalui platform media sosial mainstream saat ini . Hal ini menjadi suatu persoalan diri yang harus mampu dikendalikan oleh pemikiran serta pemakaian yang bijak terhadap media sosial. Ada beberapa tips untuk mengurangi dampak negatif dari social comparison , langkah yang preventif yaitu :
1. Knowing YourselfÂ
 Pahami diri sendiri itulah kunci untuk mengurangi dampak negatif dari social comparison, karena pahami diri kita terlebih dahulu sebelum memahami orang lain , catata hal - hal penting yang menjadi kebanggaan diri kita sendiri , tanya diri sendiri kapan keadaan kita merasa bersemangat dan bebas yang nantinya dapat menjawab semua pertanyaan yang ragu didalam diri.
2. Kenali Perasaan
Perasaan membawa diri seseorang untuk membangun pikiran , jika keadaan hati sedang down maka pikiran akan lebih peka menyerap hal - hal yang cenderung negatif, maka sebaiknya jauhilah untuk sementara media sosial jika keadaan hati seperti ini , sebaliknya jika keadaan hati sedang baik maka dapat lebih muda menyerap hal - hal yang lebih positif, maka buatlah dirimu untuk selalu menjaga perasaan baik dengan caramu sendiri.
3. Kehidupan di media sosial bukan kehidupan sebenarnya