Mohon tunggu...
Reynaldi Firmansyah
Reynaldi Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Singaperbangsa Karawang

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Akibat Pandemi, Semua Serba Virtual

3 Mei 2022   16:22 Diperbarui: 3 Mei 2022   16:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Karawang – Penggunaan internet di Indonesia mengalami peningkatan drastis semenjak diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun 2020 lalu. Pada masa tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan sistem kerja "work from home" atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kerja dari rumah. Metode pendidikan juga tak berbeda dari sistem kerja yang diterapkan, yaitu belajar dari rumah.

Metode kerja dan pendidikan yang diterapkan di masa pandemi Covid-19 terbukti sangat meningkatkan waktu penggunaan teknologi dan media sosial pada sejumlah masyarakat Indonesia. Aktifitas sehari-hari seakan tak bisa lepas dari gadget.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate pun menyatakan adanya pergeseran penggunaan internet di kawasan perkotaan akibat pandemi Covid-19.  

"Dalam masa pandemi Covid-19 ada perubahan atau pergeseran konfigurasi pemanfaatan atau penggunaan internet. Sebelumnya konfigurasi pemanfaatan internet itu berada di kantor. kampus, sekolah dan tempat publik. Namun, saat ini konfigurasi penggunaan internet bergeser ke perumahan, tempat tinggal, dan pemukiman," tutur Menteri Johnny saat memberikan keynote opening remarks dalam Global Online Startup Weekend COVID-19 Indonesia dari Jakarta melalui konferensi video, Jumat (24/04/2020).

Menteri Kominfo mengakui hal itu sebagai konsekuensi pelaksanaan imbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah. "Akibat dari work from home, internet yang banyak dan meningkat di wilayah real estate, perumahan dan pemukiman," ungkapnya.

Alih-alih membuat masyarakat Indonesia melek akan teknologi, pandemi Covid-19 justru membuat masyarakat Indonesia menjadi serba virtual dan membuat masyarakat Indonesia terlalu konsumtif terhadap media sosial. Perilaku tersebut dapat berdampak negatif yang diantaranya adalah dapat menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.

Sangat disayangkan apabila waktu yang digunanakan masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19 hanya untuk sekadar update status atau juga saling menimpali komentar atau foto yang diunggah ke Facebook dan Instagram. Seharusnya penerapan "work from home" dapat membuat masyarakat Indonesia lebih aktif mencari informasi yang bermanfaat di internet, namun pada kenyataannya kebanyakan dari mereka hanya menggunakan internet untuk kepuasan pribadinya saja, sehingga dampak yang diberikan internet untuk mereka kebanyakan negatif, hanya sedikit dampak positif yang diterimanya.

"Seharusnya, kemajuan teknologi internet dapat lebih digali dan dimanfaatkan lebih dalam lagi agar nantinya Indonesia tidak hanya menjadi pengekor dari penemuan-penemuan luar dan dapat juga bersaing dengan negara lainnya," ujar Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring. (Reynaldi Firmansyah Purba)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun