Mohon tunggu...
Reyna Fadhila
Reyna Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Salah Sasaran Dana KIP-K Membuat Generasi Bangsa Mengurungkan Mimpinya

26 Agustus 2024   15:48 Diperbarui: 26 Agustus 2024   16:04 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KARTU KIPK - Search Images (bing.com) 

Program kartu Indonesia pintar (KIP) pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2007. Program ini dihadirkan sebagai Upaya untuk meningkatkan akses dan mutu Pendidikan bagi anak -- anak dari keluarga kurang mampu di Indonesia. Filosofi Pendidikan yang dipaparkan Ki Hadjar Dewantara adalah untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak -- anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi -- tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota Masyarakat.

Tujuan dari KIP-K sendiri adalah memberikan bantuan sosial kepada mahasiswa dengan latar belakang keluarga kurang mampu untuk mengatasi biaya Pendidikan. Program ini diterapkan sejak tahun 2020, menggantikan bantuan bidikmisi pada saat itu. KIP-K menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan akses pendidikan Tetapi nyatanya masi banyak mahasiswa / mahasiswi dengan latar belakang keluarga mampu yang mendapatkan hak tersebut, hanya karena orang tua bukan ASN jadi diperbolehkan untuk mendaftar KIP-K.

Masalah -- masalah yang sering dikeluhkan terkait KIP-K ini adalah terdapat salah sasaran yang berimbas ke generasi bangsa yang mengurungkan mimpinya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dikarenakan keterbatasan biaya. Hal lain juga mempengaruhi ketidak efektivan KIP-K ini berikut  pemaparannya

1. ketidak akuratannya data yang dipakai untuk mendaftar KIP-K

Ketidak akuratan data penerima, terkadang informasi yang digunakan untuk menentukan siapa yang memenuhi syarat tidak selalu up to date atau memenuhi syarat , sehingga menyebabkan bantuan tidak sampai kepada mereka yang benar -- benar membutuhkan KIP-K tersebut.

2. Kriteria Seleksi Yang Tidak Transparan

Kriteria yang digunakan untuk memilih penerima KIP-K seringkali tidak transparan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakpastian diantara calon penerima yang tidak memenuhi syarat

3. kurangnya Pemantauan dan Evaluasi

Kurangnya sistem pemantauan dan evaluasi yang efektif dapat mengakibatkan adanya penyalahgunaan atau kesalahan dalam penyaluran dana KIP-K, terkadang banyak orang tua atau calon penerima yang tidak mengetahui cara memanfaatkan KIP-K dengan maksimal.

Dari pemaparan tersebut masih saja banyak anak penerima KIP-K yang menyalahgunakan hak nya tersebut, sehingga merugikan pihak yang benar -- benar membutuhkan. Akhir -- akhir ini banyak yang membuat netizen geram karena  terdapat selebgram yang bergaya hedon yang diketahui ternyata penerima KIP-K hal tersebut membuat netizen meng up masalah tersebut ke sosial media sehingga membuat selebgram tersebut mengundurkan diri dari penerima KIP-K,

Diambil Kesimpulan dari contoh kasus tersebut bahwa masi banyak sekali ketidak tepatan penerima KIP-K, yang seharusnya mendapatkan sering kali tidak mendapatkan hak nya tersebut. Diharapkan untuk pemerintah agar lebih transparan dalam penilaian dan bisa terjun langsung untuk mensurvei apakah calon penerima layak atau tidak untuk menerima KIP-K tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun