Deiksis Persona dalam Cerpen Laba-laba karya Gus TF Sakai
Nunung Munawaroh (2110722024), Reyna Ditha (2110722010), Vela Elpita (2110721004)
Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Andalas
Deiksis merupakan salah satu topik yang dikaji pada bidang linguistik, yaitu pragmatik. Deiksis adalah hal atau fungsi yang menunjuk sesuatu di luar bahasa (Kridalaksana, 2008: 45). Yule (2014: 13) berpendapat bahwa deiksis merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti penujukan.Â
Selaras dengan Yule, Mulyati (2019: 76) menyatakan deiksis adalah bahasa yang memiliki fungsi untuk menunjukkan suatu hal atau fungsi tertentu di luar bahasa. Jadi, dapat deiksis merupakan cara atau hal untuk menunjukkan sesuatu dengan bahasa.
Salah satu jenis deiksis adalah deiksis persona. Deiksis ini merupakan pronomina yang bersifat ekstra tekstual yang berfungsi menggantikan suatu acuan (anteseden) di luar wacana.Â
Deiksis persona dibagi atas tiga macam, yaitu persona pertama yang kategorisasi rujukan pada diri sendiri; persona kedua yang kategorisasi rujukan pembicara kepada pendengar; dan persona ketiga kategorisasi rujukan kepada orang atau benda yang bukan pembicara atau lawan bicara.
Gus TF Sakai seorang sastrawan di Indonesia yang telah menghasilkan banyak karya dan memperoleh penghargaan dari karya-karya tersebut. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Cerpen Laba-laba yang ditulis pada tahun 2003. Di dalam cerpen tersebut, ditemukan sejumlah deiksis persona, mulai dari persona pertama hingga ketiga. Berikut ini adalah beberapa contoh deiksis yang ditemukan di dalam cerpen Laba-laba.
Deiksis Persona Pertama
Aku bagai tak ada, dan ruangan ini bagai diperuntukkan hanya untuk laba-laba.Â
Dalam cerpen ini, Gus TF menggunakan deiksis aku yang merupakan persona pertama tunggal untuk merujuk pada pembicara itu sendiri yang dalam hal ini adalah tokoh Aku.