Mohon tunggu...
Reyhan Yunus
Reyhan Yunus Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sepanjang Masa

"Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seharusnya Si "Bos" Bisa Mengerti

6 Desember 2024   19:20 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Freepik.com

Bayangkan Anda adalah seorang fresh graduate dalam sebuah organisasi dengan seluruh kemampuan Anda yang nyatanya tidak dimiliki oleh anggota organisasi lainnya.

Terkait Qoute tersebut, mungkin beberapa hari, Anda akan merasa bahwa Anda adalah bintang cemerlang diantara gelap gulitanya semesta di ruangan Anda. Menjadi pusat perhatian, andalan rekan dan atasan, pujaan, harapan, yang empunya kunci keberhasilan organisasi, sampai akhirnya menjadi hanya sebatas alat orang lain untuk naik jabatan dan peringkat.

Hal ini menganggu bagi Saya dalam memahami apa artinya kerja sama. Bukankah setiap orang harus saling menjaga, mengayomi, membantu, mencari solusi bersama hingga masalah dapat dianggap sebagai tantangan belaka.

Sudah lama laman Kompasiana saya tidak ada isinya. Kali ini, curhatan hati ini Saya tuliskan.

Sekarang jam 20.00 WITA, banyak yang bilang hari Jumat adalah hari yang "pendek. Tapi, kok, Saya merasa tidak untuk Jumat ini. Sedari masuk kerja, Saya sudah memegang komputer untuk menyelesaikan tugas yang sangat, sangat, sangat mendadak disposisi oleh atasan dengan batas waktu yang tak kenal batas kewajaran.

Satu sisi, saya terima karena adalah tugas Saya untuk menjamin organisasi berjalan dengan baik hingga sampai tujuan. Di sisi lain, saya kecewa. Mengapa hanya Saya?

Rasanya punya beban dan tanggungjawab yang lebih berat dibanding yang lain karena tugas seperti ini yang berkali -- kali muncul dan berturut -- turut. Saya lihat bahwa rekan yang lain bahkan tidak diberikan tugas yang apapunlah itu asal tetap bekerja. Mereka hanya melihat komputer, menonton drama korea dengan subtitle (jika tanpa subtitle, mungkin dia sudah sangat pintar), dan mengunyah -- nguyah makanan. Sementara Saya masih tetap idealis untuk menuntaskan hal yang mungkin jika saya pikir lebih lanjut, hanya memberat -- beratkan hari saja. Apa Saya iri? Ya, saya IRI.

Mungkin akan terasa lebih mudah untuk mengerjakannya jika ada apresiasi yang membuat hidup rasanya lebih indah. Tetapi tidak juga.

Pernah Anda pikirkan dan rasakan? Rasa ketika berhasil menuntaskan sesuatu, tapi tidak diberikan apresiasi, malahan rasanya seperti akan diperalat lagi. Bagi Saya, hal -- hal seperti inilah yang menurunkan motivasi "pekerja" kepada "bos" -- nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun