Perkembangan teknologi telah berkembangan sampai saat ini yang mana kita berada pada abad 21. Tentunya perkembangan teknologi sudah ada sejaka zaman dahulu kala. Pada saat zaman dulu, telah ditemukan banyak macam teknologi, seperti Houfeng Didong Yi. Alat tersebut telah ditemukan pada 2000 tahun silam dari daratan tiongkot. Alat tersebut dapat mendeteksi gempa. Tentunya sekarang mengalami perkembangan dalam pendektesi gempa yang bernama seismograf. Tentunya dalam teknologi seismograf memiliki banyak keunggulan dari alat houfeng didong yi. Pada saat ini tentunya banyak sekali teknologi[1]teknologi yang dikembangkan dari masa lampau seperti alat pendektesi gempa ataupun teknologi yang baru ditemukan pada masa kini. Tujuan dari berkembangannya teknologi tentunya adalah membantu manusia dalam menjalankan kehidupannya.
        Pada abad sekarang kita dapat mengakses seluruh informasi yang ingin kita cari atau kita dapatkan. Hal tersebut dikarenakan derasnya perkembangan teknologi. Tentunya dalam hal ini banyak sekali ancaman-ancaman yang dapat menganggu rasa nasionalisme. Hal tersebut dapat dikarenakan banyaknya konten negatif yang bebas di dunia maya. Dalam perkembangan teknologi yang semakin inovatif tentunya perlu juga diimbangi dengan rasa nasionalisme yang tinggi agar dapat menangkal dampak negatif dari perkembangan teknologi. Pengertian nasionalisme menurut Permanto (2012: 86) adalah suatu paham yang berisi kesadaran bahwa tiap-tiap warga negara merupakan bagian dari suatu bangsa Indonesia yang berkewajiban mencintai dan membela negaranya. Sedangkan menurut solihatin (2009 : 21), berpendapat bahwa nasionalisme merupakan rasa cinta yang ada pada warga negara terhadap negaranya.
        Dalam permasalahan dampak perkembangan teknologi informasi terhadap rasa nasionalisme dengan menggunakan metode literature review, kami telah menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari perkembangan teknologi informasi. Berikut merukapan dampak perkembangan teknologi informasi seperti masyarakat lebih bersikap individualisme, rasa cinta terhadap tanah air dan budaya mulai luntur,  dan qancaman terhadap ideologi bangsa. Dalam permasalahan diatas tentunya sangat mengancam rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Banyak masyarakat yang masih menghiraukan terhadap dampa perkembangan teknologi informasi tersebut. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini akan menjabarkan permasalahan tersebut dan solusi-solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut akan teratasi dengan baik sehingga ideologi bangsa dan rasa nasionalisme masyarakat tetap melekat pada diri individu masing-masing.      Â
        1) Masyarakat lebih bersikap individualsime
Individualisme sendiri memiliki arti sikap seorang individu yang mementingkan kepentingan sendiri daripadi mementingkan kepentingan bersama. Menurut Triandis (1995), Individualisme adalah budaya yang menekankan gagasan bahwa individu terpisah dan tidak tergantung dengan individu lain, mendefinisikan diri sebagai otonom dari grup, tujuan pribadi menjadi prioritas di atas tujuan kelompok, sikap individu secara personal lebih menentukan perilaku sosial individu daripada norma. Pada dasarnya sifat individualisme tidak selalu memiliki konotasi yang buruk jika sifat individualisme tidak berlebihan. Terkadang sifat individualis muncul disebabkan oleh lingkungan sekitar yang membuat seseorang memiliki sifat atau sikap individualisme. Namun dengan berkembangannya teknologi saat ini yang serba ada membuat seseorang berada pada zona nyaman masing-masing. Dengan seseorang yang mengalami perudungan dan mengucilkan diri di kamar pada saat ini yang mana seluruh teknologi serba canggih membuat seseorang nyaman dengan keadaannya yang mana ingin tidak berinteraksi sosial lagi. Tetunya hal ini perlu diselesaikan. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut perlu terdapat dua solusi yang dapat menyelesaikan. Pertama adalah dari faktor lingkungan. Faktor lingkungan sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan tersebut semua orang berharap memiliki lingkungan yang sehat, maka dengan adanya lingkungan yang sehat seseorang dapat mengurangi rasa individualismenya. Kedua adalah dari diri sendiri. Dari diri sendirilah yang menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dikarenakan, jika seseorang sudah berani membuka diri maka hal positif dari lingkungan yang positif dapat masuk ke dirinya sendiri. Itulah hal yang dapat menyelesaikan permasalahan individualisme.
        2) Rasa cinta terhadap budaya dan tanah air mulai luntur
Permasalahan inilah yang merupakan permasalahan utama dari perkembangan teknologi dan informasi. Pada zaman yang serba tahu informasi terkini ini, banyak sekali informasi yang kita dapatkan, terutama budaya luar negeri. Banyak dari anak muda zaman sekarang lebih mengarah ke barat-baratan yang membuat tertinggalnya budaya dalam negeri yang telah diciptakan oleh nenek moyang kita. Bahkan ada yang sampai tidak bersyukur lahir di bumi pertiwi ini. Menurut mereka, budaya yang berasal dari luar negeri seperti amerika, eropa, korea, jepang, dan lain-lain lebih baik dan modern daripada budaya mereka sendiri. Tentunya hal tersebut merupakan sebuah ancaman dari perkembangan teknologi dan informasi. Jika budaya kita sendiri tidak kita lestarikan maka akan terjadi pengaeklaiman budaya dari negara lain seperti baru-baru ini malaysia mengeklaim songket merupakan budaya mereka dan telah disahkan oleh UNESCO, padahal songket sendiri berasal dari sumatra selatan tepatnya minangkabau. Tentunya pada saat ini kita perlu melastirakan budaya dan menjaga budaya kita agar kejadian tersebut tidak terulangi lagi. Tak hanya itu kita sendiri perlu memperkenalkan budaya kita kepada dunia agar mereka lebih tahu tentang budaya kita yang mana ketika ada kemiripan budaya dengan negara lain kita dapat mempertahankannya dikarenakan pengetahuan umum yang diketahui oleh semua orang yang berada di penjuru dunia ini. Cara melestarikan budaya tersebut adalah memasukan budaya ke kurikulum pendidikan. Masyarakat setidaknya bisa mengimplementasikan budaya mereka masing-masing ke kehidupan. Pada dasarnya kita perlu memfilter budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia. Pancasila merupakan tameng utama dalam memfilter hal tersebut. Pendidikan pancasila perlu diterapkan ke kehidupan sehari-hari. Peran pertama yang mengajarkan hal tersebut adalah orang. Dikarenakan pola pikir kita akan terbentuk saat kita duduk pada meja makan keluarga yang mana orang tualah yang memberikan asupan ideologi tersebut. Perasaan emosionalah yang mudah menanamkan pemikiran alam sadar individu masing-masing. Kedua adalah dari 7 pendidikan. Dalam proses pendidikan adalah kunci dalam berhasilnya mempertahankan ideologi pancasila dalam diri masing-masing. Tak hanya menanamkan pancasila, dalam pendidikan pula rasa nasionalisme dan cinta terhadap budaya masing-masing harus dikembangkan. Pengimplementasiannya adalah dengan dilakukannya upacara bendera setiap hari senin pada tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Implementasi rasa nasionalisme pada pendidikan dapat dilihat pada kegiatan upacara bendera pada hari senin, hal tersebut merupakan kegiatan nasionalisme. Tak hanya itu, dalam mewujudkan rasa nasionalisme dapat ditunjukan adanya hari-hari besar seperti hari pahlawan, kartini, batik, dan lain-lain. Tentunya hal-hal tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme pada setiap jiwa individu.
        3) Ancaman terhadap ideologi bangsa
        Pada permasalahan terakhir ini yaitu ancaman terhadap ideologi bangsa. Ideologi menurut kbbi memiliki arti kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Dalam era teknologi saat ini banyak sekali ideologi-ideologi yang bisa kita ketahui. Tentunya hal tersebut mengancam ideologi indonesia yaitu pancasila. Contoh ancaman nyata bagi Indonesia terhadap ideologi adalah adanya gerakan ISIS di indonesia ini yang membuat ancaman kestabilan negara sendiri. Tak hanya itu pada peristiwa G30S PKI merupakan ancaman nyata terhadap bangsa indonesia yang memiliki ideologi pancasila. Peristiwa terswebut menewaskan tujuh Jendral Indonesia yaitu Jendral Ahmad Yani, Letnan Jenderal M.T. Haryono, Letnan Jenderal S Parman, Mayor Jendral D.I. Panjaitan, Kapten Pierre Tendean, Mayor Jendral Sutoyo Siswomihardjo, Letnan Jendral A. Suprapto. Hal tersebut merupakan kejadian kelam bagi Bangsa Indonesia dan diharapkan kelam tersebut tidak terjadi lagi. Ini merupakan sebuah pekerjaan bersama seluruh Masyarakat Indonesia. Pemerintah perlu memberantas hal-hal tersebut dari dunia maya yang tersebar melalui internet. Pemerintah juga perlu menanamkan ideologi pancasila pada pendidikan sejak sekolah dasar. Tak hanya itu pemerintah membuat satuan yang mana dapat mengindetifikasi mana saja organisasi-organisasi yang dapat mengancam ideologi bangsa.
Dari dampak negatif diatas yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan informasi, kita perlu mengatasi hal-hal tersebut. Bukan dengan cara menghentikan perkembangan teknologi informasinya untuk mengatasi hal tersebut tapi dengan cara mengurangi dampak negatifnya. Dikarenakan, perkembangan teknologi informasi sendiri tak hanya membawa dampak negatif. Namun juga, perkembangan teknologi informasi sendiri membawa lebih banyak dampak positif daripada negatifnya. Dampak positif dari teknologi informasi sendiri dapat meningkatkan rasa nasionalisme setiap individu, seperti dengan adanya internet saat ini kita bisa mencari atau menggali sejarah bangsa dan juga budaya yang telah dibuat oleh nenek moyang kita. Tak hanya itu dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi kita bisa saling terkoneksi dari sabang sampai merauke 9 yang mana kita dapat saling mengenal satu sama lain sehingga kita dapat memperkuat persatuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H