Mohon tunggu...
M. Raihan Firdaus
M. Raihan Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa ilmu hadis yang mempunyai hobi membaca, konten yang saya ajukan adalah pengajian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnal Reflektif: Pengalaman Sosialisasi Pencegahan Stunting di MIN 1 Aceh Tamiang

29 Agustus 2024   16:06 Diperbarui: 29 Agustus 2024   16:08 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN Melayu serumpun posko 12 melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan stunting di min 1 Aceh Tamiang /dokpri


Pengantar Kegiatan


Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Melayu Serumpun, kami dari Desa Alur Alim berkesempatan menggelar sosialisasi pencegahan stunting di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Aceh Tamiang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua, mengenai pentingnya pencegahan stunting. 

Dalam sambutannya, saya(M Raihan Firdaus) mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak sekolah yang telah mendukung kegiatan ini. Beliau menekankan harapan agar sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang stunting dan cara pencegahannya.
Refleksi Pribadi dan Observasi Kegiatan
Mengangkat tema "Generasi Sehat, Masa Depan Cerah, Bersama Cegah Stunting," kami berharap tema ini dapat menekankan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. Ketika saya mengamati jalannya acara, saya melihat banyak orang tua yang datang bersama anak-anak mereka, menunjukkan antusiasme dan ketertarikan yang besar. Ini menjadi pengingat bagi saya bahwa isu kesehatan seperti stunting memang sangat relevan dan membutuhkan perhatian serius di komunitas ini.
Penjelasan yang disampaikan oleh narasumber, Mimi Gumala Sari, Amd.Keb, tentang pentingnya pemenuhan gizi sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun sangat membekas di benak para peserta. Melihat reaksi para orang tua yang sebagian besar baru menyadari pentingnya periode emas dalam pertumbuhan anak, membuat saya tersadar betapa vitalnya edukasi seperti ini. Kesadaran yang rendah tentang stunting dan dampaknya, baik dari segi fisik maupun kognitif, perlu ditingkatkan dengan pendekatan yang lebih intensif.
Pembelajaran dan Dampak Positif
Dari kegiatan ini, saya belajar bahwa pendekatan langsung melalui sosialisasi tatap muka masih menjadi metode yang efektif dalam menyampaikan informasi penting kepada masyarakat. Ucapan terima kasih dari salah satu peserta, Ibu Nurhayati, yang merasa lebih paham tentang cara menjaga gizi anak-anaknya, menjadi momen refleksi bagi saya. Ternyata, kontribusi kecil yang kami berikan dapat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kesejahteraan keluarga di desa ini.
Apresiasi yang diberikan oleh Zainal Abidin, S.Ag, selaku Kepala MIN 1 Aceh Tamiang, juga menjadi motivasi tersendiri bagi kami. Melalui dukungan dari pihak sekolah, kami merasa semakin yakin bahwa upaya kolaboratif antara lembaga pendidikan dan mahasiswa dapat menjadi katalisator perubahan di masyarakat.
Tantangan dan Rekomendasi Perbaikan
Namun, saya juga menyadari adanya beberapa tantangan dalam pelaksanaan sosialisasi ini. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah memastikan bahwa informasi yang kami berikan benar-benar dipahami dan dapat diaplikasikan oleh para peserta. Dengan latar belakang pendidikan yang beragam, terkadang materi yang disampaikan perlu disederhanakan agar lebih mudah dipahami. Ke depan, mungkin akan lebih efektif jika kami menggunakan alat bantu visual atau demo langsung untuk menjelaskan konsep-konsep penting terkait gizi dan pencegahan stunting.
Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut
Kegiatan sosialisasi ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi kami sebagai mahasiswa, tetapi juga menunjukkan betapa besar peran yang bisa kami mainkan dalam upaya pencegahan stunting di komunitas. Saya merasa sangat bersyukur bisa terlibat langsung dalam kegiatan yang bermanfaat ini. Melalui interaksi dan dialog dengan masyarakat, saya belajar bahwa perubahan dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan konsistensi dan ketulusan.
Sebagai tindak lanjut, kami berencana untuk mengadakan program-program lanjutan yang berfokus pada edukasi gizi dan kesehatan, serta mengevaluasi efektivitas dari kegiatan sosialisasi ini. Dengan harapan bahwa upaya kecil yang kami lakukan hari ini dapat menjadi fondasi bagi generasi sehat di masa depan, saya berkomitmen untuk terus mendukung upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, dimulai dari pencegahan stunting.
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa setiap langkah kecil memiliki potensi untuk menciptakan perubahan besar, dan saya merasa bangga serta bersemangat untuk terus berkontribusi dalam membangun generasi yang sehat dan berkualitas.Jurnal Reflektif: Pengalaman Sosialisasi Pencegahan Stunting di MIN 1 Aceh Tamiang

Pengantar Kegiatan

Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Melayu Serumpun, kami dari Desa Alur Alim berkesempatan menggelar sosialisasi pencegahan stunting di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Aceh Tamiang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua, mengenai pentingnya pencegahan stunting. Dalam sambutannya, saya(M Raihan Firdaus) mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak sekolah yang telah mendukung kegiatan ini. Beliau menekankan harapan agar sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang stunting dan cara pencegahannya.

Refleksi Pribadi dan Observasi Kegiatan

Mengangkat tema "Generasi Sehat, Masa Depan Cerah, Bersama Cegah Stunting," kami berharap tema ini dapat menekankan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. Ketika saya mengamati jalannya acara, saya melihat banyak orang tua yang datang bersama anak-anak mereka, menunjukkan antusiasme dan ketertarikan yang besar. Ini menjadi pengingat bagi saya bahwa isu kesehatan seperti stunting memang sangat relevan dan membutuhkan perhatian serius di komunitas ini.

Penjelasan yang disampaikan oleh narasumber, Mimi Gumala Sari, Amd.Keb, tentang pentingnya pemenuhan gizi sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun sangat membekas di benak para peserta. Melihat reaksi para orang tua yang sebagian besar baru menyadari pentingnya periode emas dalam pertumbuhan anak, membuat saya tersadar betapa vitalnya edukasi seperti ini. Kesadaran yang rendah tentang stunting dan dampaknya, baik dari segi fisik maupun kognitif, perlu ditingkatkan dengan pendekatan yang lebih intensif.

Pembelajaran dan Dampak Positif

Dari kegiatan ini, saya belajar bahwa pendekatan langsung melalui sosialisasi tatap muka masih menjadi metode yang efektif dalam menyampaikan informasi penting kepada masyarakat. Ucapan terima kasih dari salah satu peserta, Ibu Nurhayati, yang merasa lebih paham tentang cara menjaga gizi anak-anaknya, menjadi momen refleksi bagi saya. Ternyata, kontribusi kecil yang kami berikan dapat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kesejahteraan keluarga di desa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun