Berbagai masalah memiliki penyebab perihal terhadap masalah yang sedang  terjadi kepada seseorang tersebut. Seperti  Self-Efficacy yang juga memiliki beberapa kendala yait salah satunya kecemasan (Axiety).Â
Dimana kecemasan terdapat pada keadaan tertentu (State Axiety), yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menetu terhadap kemampuannya dalam objek tertentu. Self-efficacy haruslah dimiliki seseorang agar dapat mengendalikan rasa kecemasan yang berlebihan (Axiety). Â
Kecemasan (Axiety) juga dapat dikatakan aprenhensy mental disorder. Itu merupakan suatu keadaan khawatir yang dimana suatu keadaan buruk kelak akan terjadi. Banyak hal yang sering di cemaskan misalnya, kesehatan, relasi social, ujian, karier, relasi internasional dan kondisi lingkungan.Â
Kecemasan dapat dikatakan sebagai respon cepat terhadap ancaman yang kelak  datang. Tetapi kecemasan bisa dapat menjadi abnormal bila tingkatann yaitu tidak sesuai dengan proponsi ancaman yang dihadapi.
Kecemasan berbicara sendiri menurut Burgon dan Ruffner ( Dias Mirasih dkk,2004) mengatakan istilah ini disebut dengan Communication Anxiety, yang di definisikan kondisi seseroang merasa sangat terbebani dengan menghadapi situasi kondisi komunikasi. Khususnya kondisi komunikasi di muka umum (Public Speaking).Â
Kecemasan timbul di muka umum pada dasarnya di sebabkan berbagai hal. Menurut Geist ( Dalam Gunarsa,2000) Kecemasan tersebut dapat bersumber dari berbagai hal seperti tuntutan sosial yang berlebihan, standar prestasi yang berlebihan, pola pikir serta perspeksi negatif terhadap situasi sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, Tingkat Self-efficacy yang tinggi dimiliki tiap siswa ada yang tinggi maupun rendah. Ini dapat terlihat saat mereka mempresentasikan materi di depan kelas dengan guru maupun dengan teman mereka. Ini dsebabkan kurangnya pengalaman dan serta penunjukan secara tiba-tiba dari guru ke murid. Alhasil, mereka tidak memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan diri karena under pressure melalui guru.
Dalam sebuah Jurnal yang ditulis oleh efendi M dan NaqiyahN (2013) memaparkan berbagai permasalahan yang muncul antara lain : Siswa yang tidak nyaman untuk melakukan pelayanan face to face, Hingga keterbatasan beberapa hal seperti media dan waktu.Â
Konseling perorangan salah satu jenis layanan yang dapat dilaksanakan oleh guru bimbingan dalam memecahkan masalah. Andi Mapiare(1984) konseling perorangan sebagai usaha untuk membantu klien dalam menghadapi persoalan.Â
Dari persoalan yang ada maka dapat diketahui harus adanya face to face antar guru dan murid. Dalam kaitan Self-effecacy maka dapat dikaitkan antar induk masalah dengan proses penyelesaian masalah. Kekurangan kepercayaan diri yang dialami siswa di sekolah dapat menggunakan  Counseling Digital era Methods.Â
Ada berbagai macam faktor penyebab harus di adakannya yakni kurangnya tingkat kepercayaan diri peserta didik saat di introgasi. Bila peserta didik pergi ke ruang khusus konseling (BP) maka terdapat tekanan psikologi yang akan bertambah.Â