Self-efficacy merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya bagi seluruh peserta didik. Hal ini sendiri merupakan sistem yang dimana peserta didik di percayai dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam dunia pembelajaran.Â
Lantas, Dengan ini di harapkan peserta didik dapat menyelesaikan suatu masalah yang di hadapi. Self-efficacy adalah suatu manifesto pemikiran manusia yang dimiliki seseorang terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah.Â
Sebagai contoh yakni seorang siswa berdiri di depan kelas haruslah memiliki jiwa kepercayaan diri yang dimiliki sebelum mempresentasikan kepada audience. Self-efficacy lantas di percayai oleh para cendekiawan pendidikan dapat memaksimalkan seseorang sebelum melakukan berbagai kegiatan.
Dalam kaitannya perihal kepercayaan diri kemungkinan pasti ada kesamaan dengan kegiatan sehari-hari. Di balik suatu kegiatan pasti terdapat rasa ketidakpercayaan diri pada suatu momen yang di hadapi.Â
Kecemasan tersebut wajar dikarenakan itu merupakan pertanda tidak adanya rasa kesombongan yang dimiliki. Tetapi, Tidak wajar jika kecemasan itu menimbulkan rasa  was-was yang berlebihan lalu berkeringat tidak berhenti-henti. Dalam kondisi tersebut maka Self-efficacy sangat di butuhkan dalam meningkatkan motivasi seseorang pada suatu masalah.Â
Ini dapat kita lihat dengan perbandingan energi yang memiliki dengan yang tidak memiliki. Seseorang tersebut akan tampak kaku dan tidak natural saat berbicara di depan orang banyak. Dan dia seolah-olah bergerak dan bertindak seperti sebuah robot, Tetapi, Sebaliknya jika seseorang tersebut dapat meningkatkan daya tariknya melalui Self-efficacy yang di miliknya. Sorak penonton dan takjub kagum akan di dapatkanya.
Self-efficacy (kemampuan diri)  adalah suatu kondisi seseorang melakukan evaluasi terhadap dirinya melalui kemampuan kompetensi diri sendiri. Seperti halnya dalam mencapai suatu tujuan, tugas dan mengatasi hambatan.Â
Bandura dan wood menjelaskan bahwa efikasi diri merupakan individu untuk menggerakan sesuatu melalui motivasi, Kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk melakukan dalam memenuhi sesuatu. (dalam Bacron dan Byrne,1991).Â
Dalam mempresentasikan suatu pelajaran di kelas tiap anak memiliki perilaku kognitif yang berbeda-beda. Sehingga ,Kemungkinan mendapatkan efisensi diri kemungkinan sangat sulit di penuhi.
Contoh, Jika ada seseorang anak mempresentasikan materi di depan kelas dengan kepercayaan yang tinggi. Dibandingkan, Seorang anak yang memiliki mental yang lemah dan serta tidak  menguasai materi yang hendak disampaikan.Â
Menurut Gist dan michel efisensi seseorang memiliki karakter yang berbeda-beda. Karena, Efikasi diri yang mereka miliki berbeda seperti halnya, pilihan, tujuan, pengatasan masalah, dan kegigihan dalam berusaha ( Gufron dan Rini,2011)