Pesantren yang diketahui banyak orang adalah suatu lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam, dengan kata lain masyarakat yang masuk ke pesantren berarti ingin memperdalam ilmu agamanya. Namun dengan banyaknya isu buruk tentang pesantren yang beredar sekarang,apakah definisi pesantren tetap sama yaitu sebagai wadah bagi siapa saja yang ingin memperdalam ilmu agamanya?.Salah satu contoh berita yang sudah tidak asing lagi di telinga kita,yaitu tentang seorang yang kerap disebut ustadz atau kyai melakukan tindakan asusila terhadap para santriwatinya, atau contoh lain yaitu kasus pembulian yang dilakukan antar santri hingga pada suatu berita mengabarkan bahwa pembulian tersebut mengakibatkan hilangnya nyawa seorang santri yang dibuli. Setelah banyaknya kasus yang beredar, tentulah para masyarakat terutama para orang tua enggan memasukkan anaknya ke pesantren karna khawatir kasus-kasus tersebut akan menimpa anggota keluarganya. Mengapa pesantren yang dulu dianggap sebagai tempat lahirnya seorang yang ahli agama kini malah berubah menjadi tempat yang diisi oleh orang-orang yang tidak bermoral?setidaknya itulah pertanyaan yang sering muncul di benak masyarakat setelah mencerna isu-isu yang beredar sekarang ini mengenai pesantren. Tentunya hal ini hanyalah pendapat saya semata, bahwa tidak semua pesantren itu menyeramkan, seperti apa yang diberitakan dalam media massa di kalangan masyarakat.
   Pesantren adalah rumah kedua bagi santri, karena disana mereka tidak hanya mendapat pembelajaran agama tetapi juga pesantren mengajarkan sikap kemandirian serta rasa tanggung jawab dan menjalin ikatan persaudaraan yang sangat erat.Namun,banyak orang yang salah memahami bahwa pesantren itu bersifat mengekang.Padahal,pesantren membuat kebijakan yang dianggap "mengekang" itu untuk membuat para santri disiplin dan bertanggung jawab. Cerita buruk yang sering dibicarakan mengenai pesantren sebenarnya lebih banyak didramatisasi  sehingga tidak sesuai dengan fakta yang ada. Penyebabnya adalah miskomunikasi yaitu kesalahan dalam penyampaian sehingga dapat menimbulkan banyak kesalahpahaman terhadap apa yang disampaikan dan tentu saja dapat merugikan pihak lain, dan juga bisa berasal dari pengalaman pribadi yang tentu saja argumen tersebut tidak  bisa mewakili pesantren secara keseluruhan sehingga akhirnya menganggap bahwa semua pesantren itu buruk. Selain menganggap pesantren itu sebagai tempat yang penuh dengan aturan ketat tanpa kebebasan,banyak orang meyakini bahwa pesantren itu adalah tempat yang tidak berkemajuan maksudnya adalah ketinggalan zaman. Pada kenyataannya, banyak pesantren modern yang memiliki fasilitas lengkap yang mengikuti zaman, guru yang ramah dan juga metode pengajaran yang menyenangkan seperti sekolah pada umumnya. Hanya saja, pelajar yang menuntut ilmu disana harus menginap di asrama dan menjalankan peraturan yang ada demi kemaslahatan diri mereka sendiri. Saya yakin bahwa dimana pun seseorang itu berada pasti di wilayah tersebut memiliki aturan yang harus ditaati, begitu pula sama halnya dengan pesantren.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H