Menurut Yudi Hartono (2002;420) Pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan. Sehingga nantinya perbedaan tersebut tidak menjadi konflik dan perpecahan. Sikap saling toleransi inilah yang nantinya akan menjadi keberagaman yang dinamis, kekayaan budaya yang menjadi jati diri bangsa yang patut untuk dilestarikan.Â
Pendidikan multikultural perlu dikembangkan agar dalam kehidupan bermasyarakat dapat saling memahami tentang perbedaan baik suku, budaya maupun agama.
Saya adalah anak yang terlahir dalam keluarga yang memiliki etnik minang. Ibu saya memiliki garis keturunan minang begitupun dengan Ayah saya. Namun, saya tinggal di Lubuklinggau, Sumatera Selatan yang mana budaya nya kental dengan budaya Palembang.Â
Tidak jarang juga dilingkungan rumah Saya terdapat beberapa etnik jawa, bugis, dan sebagainya. Bahasa sehari-hari yang saya gunakan adalah dominan bahasa Palembang, namun ketika sudah berkumpul dengan keluarga besar bahasa minang masih sering digunakan.
Banyak orang beranggapan etnis padang itu pelit, kental dengan jiwa dagang, serta lebih suka merantau. Persepsi seperti ini sudah membudaya ditengah masyarakat, hal ini terkadang menjadi bahan ejekkan ketika etnis tersebut menjadi minoritas disuatu daerah.Â
Dari kasus ini, menurut saya penanaman pendidikan multikultural menjadi sangat penting diajarkan sejak dini karena dengan adanya pendidikan multikultural diharapkan dapat membantu anak agar memperoleh pengetahuan, dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian.Â
Lewat penanaman semangat multikultural , akan menjadikan medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis, dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara damai.Â
Pendidikan multikultural perlu dikembangkan agar masyarakat Indonesia lebih memahami pentingnya memelihara kerukunan antar sesama manusia, dalam memahami sesuatu harus secara utuh agar apa yang menjadi keagungan ilmu dalam multikultural bisa melebar luar tidak hanya sempit sebatas sebagai mengahargai perbedaan, lebih dari itu pemahaman agar pentingnya menjaga keharmonisan, memberi etika dalam berpendapat kelompok lain, menjunjung asas kemanusian dan lain sebagainya diharapkan mampu memberi kejayaan dalam negara yang serba multi ini.
Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi yang sejajar dan sama, tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi dari kebudayaan yang lain, dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan di antara pihak-pihak yang terlibat, anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang lain akan melahirkan fasisme, nativisme dan chauvinism, dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan sehingga nantinya terwujud masyarakat yang makmur, adil, sejahtera yang saling menghargai perbedaan
Pengalaman saya saat masih duduk di bangku sekolah, saya pernah menjadi pusat pembicaraan hanya karena etnis. Namun, dalam ini saya tidak terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan karena beruntungan saat sekolah saya masih memiliki beberapa temen yang satu etnis dengan saya.Â
Menurut saya, hal sepetni ini dapat diminimalisir jika anak-anak sudah memiliki pemahaman menengenai multikultural sejak dini, sehingga dikemudian hari dapat hidup bermasyarakat dengan baik.