"Betul.
Dalam alam, ada hukum alam
Tapi masalahnya, siapa yang menciptakan hukum alam itu sendiri?
Bahkan Alam itu sendiri, siapa yang menciptakannya?
Tidak mungkin dia ada dengan sendirinya
Tentu ada yang menciptakannya sehingga dia menjadi ada
Dan juga ada yang mengaturnya sehingga dia menjadi tidak kacau"
Lebih kurang
Itulah pertanyaan balik yang selalu dilontarkan
Oleh mereka yang bersikukuh mempertahankan nasib Tuhan
Yang intinya, pertanyaan mereka, adalah pertanyaan retoris
Yang secara implisit sebenarnya mereka ingin menyatakan
Bahwa tidak mungkin Tuhan itu tidak ada
Lalu bagaimana cara menghadapi klaim seperti itu?
Katakan pada mereka:
Bahwa pertanyaan seperti itu, tetap tidak akan bisa dijawab
Tidak ada manusia yang bisa menjawabnya apalagi membuktikannya
Karena manusia hidup dan berada, tetap dalam sebuah wadah
Dalam sebuah ruang dan waktu
Dan wadah itu bernama Alam Semesta
Artinya secara kronologis,
Keberadaan Alam Semesta, sudah mendahului adanya manusia
Jika dibalik, pikiran tak kan bisa membayangkannya
Karena jika dibayangkan manusia mendahului Alam Semesta,
Akan muncul pertanyaan yang tak pernah usai:
“Lalu manusia itu sedang berada dimana?”
Jika dikatakan manusia berada dalam Tuhan,
Maka pertanyaan lanjutan juga akan muncul:
“Lalu Tuhan sendiri, berada dimana?”
Jika dijawab bahwa Tuhan berada dalam DiriNya sendiri
Maka pertanyaan pamungkas untuk menghabisi semua permainan logika ini adalah: “Apakah semua yang kita diskusikan ini sudah sama sama kita buktikan, atau hanya sebuah perang angan-angan diantara kita?”
Intinya adalah,
Semua penjelasan tentang keberadaan Tuhan
Dan tentang siapa yang menciptakan alam dengan hukumnya,
Tetap tinggal permainan logika dan angan-angan.
Bukan sebuah pembuktian.
Yang membedakannya,
Hanya pada kecangihan logika yang digunakan
Apakah menggunakan logika Kitab Suci
Logika Aristoteles, logika konvensional, logika kontemporer
Atau logika jungkirbalik dan seterusnya
Tapi bagaimana pun semua itu tetap hanya perselingkuhan logika dengan angan angan . Tidak pernah naik tingkat sebagai telah terbukti dan meyakinkan.
Maka berpikirlah dengan kritis dan cerdas wahai orang orang tolol
Revo Samantha
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H