I. Pendahuluan
A. Pengenalan Isu
Kita hidup di era digitalisasi di mana informasi dapat dengan mudah disebarkan hanya dalam hitungan detik. informasi mengalir deras bagai air bah yang tak terbendung. Setiap detik, jutaan konten baru diunggah ke internet, mulai dari artikel berita, postingan media sosial, hingga video viral. Di sinilah kemampuan membaca kritis menjadi sangat penting.
B. Latar Belakang
Di era digitalisasi ini, arus informasi mengalir tanpa henti melalui berbagai platform media. Dari media sosial hingga situs berita, internet menyediakan akses instan ke berbagai jenis informasi. Namun, bersama dengan manfaat ini, muncul tantangan baru yaitu bagaimana kita dapat memilah informasi yang akurat dan relevan dari informasi yang menyesatkan atau palsu? Di sinilah kemampuan membaca kritis menjadi sangat penting.
Di era digital yang penuh dengan informasi, kemampuan membaca kritis menjadi semakin penting. Ledakan informasi yang tersedia secara online membuat kita dihadapkan pada berbagai jenis konten, mulai dari berita, opini, hingga iklan yang tersamar sebagai artikel informatif. Dalam situasi ini, membaca kritis menjadi keterampilan yang sangatberguna.Â
C. Tujuan
Artikel ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya kemampuan membaca kritis di era digitalisasi. Selain itu, artikel ini juga akan membahas tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan kemampuan membaca kritis serta strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkannya. Juga menguraikan pentingnya keterampilan membaca kritis dalam menghadapi tantangan informasi di era digital. Dengan memahami pentingnya membaca kritis, diharapkan kita dapat menjadi pengguna informasi yang lebih cerdas, berhati-hati, dan bertanggung jawab.Â
II. Pembahasan
Artikel ini menyoroti pentingnya literasi dalam era digital dengan fokus pada pengembangan berpikir kritis. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa literasi digital menjadi landasan kritis untuk mengasah kemampuan berpikir kritis di tengah kemajuan teknologi. Dalam konteks konsep atau teori, hasil penelitian ini terkait erat dengan teori literasi kritis dan teori berpikir kritis yang menggaris bawahi pentingnya pemahaman mendalam terhadap informasi digital.Â
Menurut kompasiana.com ,kemampuan membaca kritis menjadi keterampilan yang semakin penting bagi setiap individu. Hoaks atau berita palsu dapat dengan cepat merajalela dan menyebabkan kebingungan, kerusuhan, bahkan mengancam keamanan di masyarakat. Di tengah gelombang informasi yang meluap, membaca kritis dapat menjadi penangkal yang kuat terhadap hoaks dan informasi palsu. Membaca kritis bukan hanya sekedar membaca dengan teliti, tetapi juga mempertanyakan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang kita terima.Â
Prof. Dr. Purnawan Basundoro, SS, M. Hum Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga , menjelaskan bahwa tujuan utama dari kuliah ini adalah untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan masa depan yang tidak dapat diprediksi. "Masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa kita prediksi. Oleh karena itu, satu-satunya cara agar kita bisa menghadapinya dengan baik adalah dengan berpikir kritis," ujar Prof. Purnawan.Â
Apa Itu Membaca Kritis?
Membaca kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasi teks secara mendalam. Ini melibatkan lebih dari sekadar memahami kata-kata yang tertulis; ini tentang mempertanyakan asumsi, mengidentifikasi bias, dan menilai kredibilitas sumber informasi.Â
Membaca kritis adalah proses aktif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasi informasi yang dibaca. Ini melibatkan tidak hanya pemahaman literal terhadap teks, tetapi juga kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi argumen utama dan bukti pendukungÂ