Mohon tunggu...
fahrur rozi
fahrur rozi Mohon Tunggu... -

mahasiswa tingkat akhir fakultas ilmu sosial dan politik universitas padjadjaran bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obama dan Nyawa Saudara Kita

1 November 2010   22:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:55 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

*** “Kalau menolak kedatangan Obama tidak bisa kita lakukan, apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan pembelaan kita terhadap saudara kita sesama muslim?” Nyawa seorang muslim sangat luar biasa berharga. Di dalam Al Qur’an Allah Swt. menegaskan bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia tanpa ada alasan yang dibenarkan berarti seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya, “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (TQS. Al-Maidah : 32). Terkait ini, Rasulullah Saw. dalam sebuah kesempatan bersabda: “Bagi Allah, Hancurnya bumi beserta isinya adalah lebih ringan dibanding terbunuhnya seorang muslim” Rasulullah saw pun tidak sekedar berucap, tapi beliau juga membuktikannya. Hal itu tampak ketika  ada seorang muslim dibunuh oleh orang-orang Yahudi di pasar Bani Qoinuqa, lelaki muslim ini terbunuh karena membela seorang wanita muslimah yang dilecehkan kehormatannya di pasar Yahudi itu. Rasulullah saw bersikap tegas, orang-orang yahudi yang terlibat dalam pembunuhan atas mereka dikenakan hukum bunuh, kemudian seluruh orang Yahudi Bani Qoinuqa’ pun diusir dari kota Madinah, karena berarti telah melakukan pengkhianatan.  Ini merupakan bentuk penghargaan Islam terhadap nyawa manusia dan perlindungan kepala negara terhadap rakyatnya. Pertanyaanya sekarang, bagaimana kalau yang dibunuh itu adalah jutaan umat muslim?, Masihkah kita mentolerir pembunuhan seperti ini?, Padahal bagi Allah SWT hancurnya alam semesta ini lebih ringan dibanding dengan terbunuhnya nyawa seorang muslim. Masihkan kita berbuat baik kepada kepala negara yang bertanggung terhadap pembantaian jutaan umat Islam? Karena itu sungguh aneh manakala Presiden kita, para pejabat kita, dan beberapa kalangan lainnya menganggap Obama –kepala negara penjajah – sebagai tamu terhormat yang layak diterima.  Padahal Obama, selaku panglima tertinggi militer AS, telah memerintahkan pengiriman pasukan ke Afghanistan , berikut tambahan 30 ribu pasukan, yang itu nyata-nyata telah menyebabkan ribuan umat Islam terbunuh disana. Obama nyata-nyata telah ingkar janji terkait penarikan pasukan AS dari Irak.  Padahal sudah lebih 1 juta orang terbunuh di Irak sejak penjajahan AS di negeri Islam itu. Sang presiden AS ini juga secara terbuka tetap mendukung negara teroris Israel, meskipun teroris itu secara sistematis membunuh kaum muslim di Palestina. Dalam acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington memperingati hari jadi negara Israel yang ke-60, Obama berjanji untuk melakukan apapun untuk menjamin keamanan Israel. Lebih menyedihkan lagi ternyata ada kalangan yang di satu sisi mendukung Palestina, namun di sisi yang lain menerima Obama dengan tangan terbuka. Kelompok macam apa ini. Bagaimana mungkin seorang muslim menerima obama yang nyata-nyata di tangannya masih ada bercak darah saudara-saudara kita? Seharusnya kita bersama komponen umat Islam yang lain berjihad di Irak, Afghanistan dan Palestina, sebagai kewajiban, ketika sebuah negeri Islam diserang. Kalau pun itu belum bisa kita lakukan karena berbagai alasan, paling tidak kita tidak menyakiti saudara-saudara kita disana. Bisa kita bayangkan betapa sakitnya hati saudara kita, melihat pembunuh saudara-saudara mereka, pemerkosa wanita-wanita muslimah, para bajingan yang menyiksa muslim di penjara-penjara yang juga melecehkan Al Qur’an, penghancur negeri Islam, kita terima dengan dengan sebagai tamu terhormat dengan lapang dada, penuh senyum dan menganggapnya sebagai mitra dan sahabat kita? Bukankah Al Qur’an telah mengatakan kita ini bersaudara, innamalmu’minuna ikhwah?” Bukankah banyak ayat yang melarang kita menjadi musuh-musuh Allah sebagai wali, sebagai sahabat?, Bukankah Rasulullah Saw mengatakan persaudaraan itu bagaikan tubuh yang satu, satu bagian tubuh disakiti berarti menyakit tubuh yang lain?, Bukankah Rasulullah telah mengatakan tidak beriman seseorang hingga mencintai saudaranya sebagai dia mencintai dirinya sendiri?. Kenapa pesan-pesan Rasulullah Saw ini kita abaikan? Paling tidak untuk saat ini sikap kita menolak kedatangan Obama sebagai bentuk solidaritas kita terhadap saudara seiman yang ditindas. Sekaligus menunjukkan bahwa kita tidak bisa diperalat oleh negara ‘muhariban fi’lan’ Amerika Serikat dalam politik belah bambu mereka. Paling tidak kita menunjukkan kepada dunia, kepada umat Islam, bahwa mayoritas penduduk Indonesia tidak menerima kepala negara yang bersikap dzolim terhadap umat Islam. Inilah bentuk bantuan kita yang paling sederhana. Dan Rasulullah saw. telah berjanji bagi siapapun yang menolong saudaranya saat tidak ada di depan matanya, maka Allah akan membantunya di dunia dan akhirat. Man nasharaa akhaahu bi dzhahril ghaibi nasharahu Allahu fiddunya wal akhirah Wallahu A’lam []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun