Mohon tunggu...
fahrur rozi
fahrur rozi Mohon Tunggu... -

mahasiswa tingkat akhir fakultas ilmu sosial dan politik universitas padjadjaran bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

DPR (tak) Punya ETIKA

25 Oktober 2010   21:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Alkisah anggota DPR RI di Yunani, bertemu dgn Pakar Etika di negeri tsb. "Bisakah Anda memberitahu kami, salah satu contoh bentuk pelanggaran etika?” tanya anggota DPR RI.

Bapak Yang Terhormat, kunjungan studi banding Anda ke Yunani ini adalah contoh paling jelas mengenai pelanggaran etika anggota Dewan…. !,” jawab pakar etika itu.

***

Cerita di atas (walaupun fiktif) menggambarkan kepada kita bagaimana karakter WAKIL rakyat kita yang terus rajin memproduksi kekonyolan demi kekonyolan. Dari kemalasan bersidang yang tidak kunjung sembuh, nafsu membuat rumah aspirasi yang ujung-ujungnya proyek, hingga pelesir ke luar negeri yang dibalut studi banding.

Kekonyolan paling mutakhir ialah kepergian 8 anggota Badan Kehormatan DPR dan 2 staf ke Yunani untuk belajar soal etika. Total uang negara yang dikuras untuk perjalanan enam hari itu mencapai Rp1,4 miliar.

Maka, sepertinya tidak sulit bagi kita untuk menyebut bahwa DPR adalah Institut 'maksiat', DPR memproduk banyak UU yang bertentangan dengan Aturan-aturan allah sang pencipta; semisal UU SDA, UU Migas, UU Minerba, UU KDRT, UU KUHP, UU PM, UU BHP, UU Pornografi, dsb. Itu masalah utamanya. Sudah begitu anggotanya suka tidur, suka korupsi, suka main wanita, suka mengabiskan uang rakyat untuk plesiran dan sebagainya.

Dari sisi person mungkin tidak semua anggota DPR suka BOLOS, KORUPSI, berbuat MESUM, dan meNYELEWENGkan jabatan. Benar masih ada orang-orang baik di DPR. Tetapi harus difahami; "orang baik" tidak harus melakukan kemaksiatan untuk memperbaiki keadaan. dan perlu diingat juga (meminjam istilah Mantan jaksa agung Abd.rahman saleh); Sampai kapan "Ustadz" bisa bertahan di "sarang penyamun"??

Jadi, sesungguhnya tidak ada jalan Keselamatan bagi kita kecuali kita mengangkat pejabat&wakil rakyat yang baik (Amanah), yang akan menjalankan sistem yang baik (Sistem Islam) #[fr]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun