***
,” jawab pakar etika itu.
!***
Cerita di atas (walaupun fiktif) menggambarkan kepada kita bagaimana karakter WAKIL rakyat kita yang terus rajin memproduksi kekonyolan demi kekonyolan. Dari kemalasan bersidang yang tidak kunjung sembuh, nafsu membuat rumah aspirasi yang ujung-ujungnya proyek, hingga pelesir ke luar negeri yang dibalut studi banding.
Kekonyolan paling mutakhir ialah kepergian 8 anggota Badan Kehormatan DPR dan 2 staf ke Yunani untuk belajar soal etika. Total uang negara yang dikuras untuk perjalanan enam hari itu mencapai Rp1,4 miliar.
Maka, sepertinya tidak sulit bagi kita untuk menyebut bahwa DPR adalah Institut 'maksiat', DPR memproduk banyak UU yang bertentangan dengan Aturan-aturan allah sang pencipta; semisal UU SDA, UU Migas, UU Minerba, UU KDRT, UU KUHP, UU PM, UU BHP, UU Pornografi, dsb. Itu masalah utamanya. Sudah begitu anggotanya suka tidur, suka korupsi, suka main wanita, suka mengabiskan uang rakyat untuk plesiran dan sebagainya.
Dari sisi person mungkin tidak semua anggota DPR suka BOLOS, KORUPSI, berbuat MESUM, dan meNYELEWENGkan jabatan. Benar masih ada orang-orang baik di DPR. Tetapi harus difahami; "orang baik" tidak harus melakukan kemaksiatan untuk memperbaiki keadaan. dan perlu diingat juga (meminjam istilah Mantan jaksa agung Abd.rahman saleh); Sampai kapan "Ustadz" bisa bertahan di "sarang penyamun"??
Jadi, sesungguhnya tidak ada jalan Keselamatan bagi kita kecuali kita mengangkat )) #[fr]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H