Warta - Adian Napitupulu, S.H mantan aktivis angkatan tahun'98 yang telah berhasil melengserkan kekuasaan rezim soeharto bersama gengster dengan aksi jalanannya, kini harus menghadapi masalah yang sangat serius setelah berhasil menempati kursi anggota dewan di DPR periode 2014-2019.
Genap sebulan Adian menjabat sebagai anggota dewan di DPR RI dan belum sempat merealisasikan berbagai macam titipan aspirasi masyarakat pendukungnya, harus disibukkan dengan permasalahan dualisme di DPR.
Adian sebagai anggota dewan pendukung Koalisi Indonesia Hebat turut mendeklarasikan atas berdirinya DPR Tandingan sebagai mosi tidak percaya atas pimpinan DPR Setya Novanto Cs. Menurut KIH kepemimpinan DPR kali ini mempunyai gelagat akan lahirnya Kekuasaan Orde Baru Jilid II.
Entah kenapa, respon penampilan Adian saat menghadapi Kekuasaan Orde Baru Jilid I dengan Jilid II sangat berbeda. Adian yang mengikuti Rapat Para Pimpinan DPR Tandingan terkait konsultasi pembentukan Kelengkapan Anggota DPR Tandingan (DPR KW2) pada Senin (3/11) di Gedung Pansus B Gedung Nusantara Jakarta terlihat lemas, lusuh dan kebingungan.
Berbeda Adian saat menghadapi Kekuasaan Orde Baru Jilid I dan berhasil melengserkan rezim Soeharto, Adian dengan tegas diwarnai suara teriakan lantang memimpin ribuan pasukannya untuk menduduki gedung parlemen yang kini menjadi Kantor Pribadinya, Adian yang pasang badan siap menjadi bantalan pukulan dari aparat menjadi orang terdepan untuk menarik turun kursi tahta Mantan Presiden alm Soeharto Pada Tahun 1998 silam.
Antara Bingung, belum paham, atau tidak sesuai hati nurani akan munculnya DPR Tandingan (DPR KW2), Adian tidak memberikan komentar sepatah kata pun kepada wartawan akan kekisruhan yang terjadi di DPR saat ini. Melainkan Adian memberikan statement mengenai kunjungannya ke Gunung Sinabung pekan lalu bersama Presiden Jokowidodo kepada rekan wartawan.
Adian Napitupulu yang terbiasa bergerak dengan ribuan massa dan teriakan lantang kini harus bergerak dengan kecerdasan dalam menjalankan trik politiknya dalam parlemen guna menghadapi kebangkitan Kekuasaan Orde Baru Jilid II melalui DPR KW2 yang didirikan bersama rekannya dari Partai PDI Perjuangan.
Keberadaan Adian Napitupulu di Kursi belakang dalam Rapat Paripurna Para Pimpinan DPR KW2 di Gedung Pansus B Nusantara Jakarta Kemaren Sore menandakan Adian belum mempunyai taring dalam parlemen untuk menaklukan pimpinan DPR Resmi yang dikatakan bertindak otoriter dan tidak demokratik.
Semua pihak masyarakat Indonesia berharap agar Adian Napitupulu bisa kembali menunjukan taringnya dalam kekisruhan Dualisme di DPR ini sama seperti jaman Adian dalam melengserkan kursi rezim soeharto pada 16 tahun yang lalu di tempat yang sama. -JWB-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H