Mohon tunggu...
Revina SyifaTiara
Revina SyifaTiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Belanda yang tertarik pada politik dan hubungan internasional

Saya mahasiswa tahun terakhir di Universitas Indonesia dan awardee IISMA ke University College Cork, Irlandia, yang sangat tertarik pada politik, hubungan internasional, dan menulis akademis. Saya juga mahir dalam media sosial dan membuat konten. Minat saya termasuk Studi Belanda, Hubungan Internasional, dan Tata Pemerintahan, dengan tujuan karier di pemerintahan atau diplomasi. Ketika tidak sedang belajar, saya suka membaca buku, karena saya percaya bahwa buku bisa memperluas wawasan. Inilah saya—seorang mahasiswa yang tertarik pada politik dan hubungan global, menemukan ketenangan dalam literatur sambil menjelajahi keberagaman dunia.

Selanjutnya

Tutup

Book

Kisah Menegangkan dan Misteri Pembunuhan dalam Pulau Batu di Samudera Buatan

3 Januari 2024   11:47 Diperbarui: 3 Januari 2024   11:59 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kisah mendebarkan memaparkan kejadian mengerikan yang menghantui sebuah hotel mewah berlantai 24, yang tiba-tiba terendam dalam banjir. Namun, jangan berpikir banjir ini seperti yang biasa terjadi. Sungguh aneh, hujan hanya turun sekali dan matahari bersinar cerah, tetapi air terus naik, memaksa 87 tamu hotel itu bertahan hidup di lantai yang semakin tinggi. Dalam kekacauan itu, kehidupan mereka terancam dan tak satu pun tampaknya bisa menjelaskan fenomena aneh ini. Misteri semakin terperinci ketika tamu-tamu hotel mulai terbunuh satu per satu dalam keadaan yang misterius.

Novel seru ini membawa kita kepada kelima anak kembar yang tak terduga, anggota dari kelompok tamu yang terperangkap. Dalam kondisi yang sulit dan tidak tentu, para tamu dihadapkan dengan berbagai kejutan dan tragedi misterius. Sekelompok anak kembar lima yang merupakan tamu dari hotel tersebut berusaha memecahkan misteri untuk mencari jalan keluar dari hotel tersebut dengan keahlian uniknya masing-masing. "Apa saja bisa jadi benar kalau kita bisa yakinkan orang bahwa itulah kebenarannya" ujar Dana, salah satu dari Si Kembar Lima. Jadi apakah kebenaran yang tersembunyi dalam banjir ini?

Kisah dimulai dengan narator yang terjebak di dalam hotel terendam, menyaksikan kejadian mengerikan di sekitarnya. Para tamu hotel, terputus dari dunia luar, harus melawan waktu dan ketidakpastian untuk bertahan hidup dengan persediaan makanan dan air yang semakin menipis. Namun, misteri kematian yang mengguncang mereka membawa kelompok ini pada perjalanan mendebarkan yang tak terduga. Ketika salah satu dari mereka tewas tragis, semangat mereka untuk memecahkan misteri itu semakin membara.

Kelima anak kembar, dengan keunikan dan kemampuan mereka masing-masing berhasil memecahkan misteri kematian para tamu tersebut. Setiap anak kembar memiliki karakteristiknya masing-masing yang unik dan berbeda, ada yang cerdas, ada yang pemberani, ada yang pendiam, dan ada yang suka bercanda. Dengan menggunakan kecerdasan dan keberanian mereka, kelima anak kembar tersebut berhasil mengungkap misteri kematian para tamu tersebut. Mereka menemukan bahwa kematian para tamu merupakan suatu pembunuhan berencana oleh pemilik hotel itu sendiri. 

Buku ini menggabungkan nuansa misteri dengan sentuhan ringan dan humoris yang memikat pembacanya. Dengan cermat, pengarang menggunakan unsur humor sebagai penyeimbang terhadap ketegangan dalam cerita. Lebih dari sekadar sebuah kisah misteri, buku ini menjelma menjadi sebuah karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga menarik. Dengan alur cerita yang penuh intrik dan mendebarkan, pembaca terus dibuat penasaran dengan misteri di seputar kematian para tamu. 

Kisah misteri ini berhasil menghadirkan gambaran anak-anak yang berbeda dari citra umum yang biasa kita temui. Biasanya, anak-anak dihubungkan dengan kepolosan dan ketidaktahuan, tetapi dalam cerita ini, mereka dihadapkan pada ketidaknyamanan dan kekejaman dunia. Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, dalam wawancara bersama dengan penerbit dalam BiBit (Bincang Bersama Sebelum Terbit), mengutarakan bahwa ia dengan sengaja ingin menepis ilusi bahwa anak-anak selalu hidup dalam kebahagiaan. Walaupun begitu, kehadiran unsur jenaka dan kekanak-kanakan pada tokoh Si Kembar Lima memberikan sentuhan realisme yang menyegarkan pada cerita ini. 

Cerita ini memukau pembaca melalui kepiawaian pengarang dalam mengembangkan kata-kata. Gaya puitisnya dengan kata-kata figuratif dan perumpamaan memberikan gambaran yang mendalam terhadap setting dan suasana cerita. Meskipun pengarang berhasil membangun ketegangan dan suspensi, beberapa pengulangan kata-kata mungkin dapat dianggap kekurangan oleh sebagian pembaca. Pilihan kata-kata dalam buku ini mengandung unsur estetis yang menarik, tetapi penggunaan kata-kata kasar, seperti 'Babi', 'Brengsek', 'Tahi', 'Bangsat', 'Anjing' dapat mengganggu kenyamanan pembaca. Ada juga ungkapan yang secara moral kurang pantas untuk dibaca anak-anak seperti pertanyaan dan anjuran untuk memakan mayat yang telah meninggal agar orang-orang yang terjebak tidak kelaparan. 

Narasi cerita berjalan dengan pendekatan alur secara langsung ke inti cerita dari awal. Sayangnya, hal ini dapat membuat pembaca mungkin merasa merasa kesulitan untuk meresapi keseluruhan cerita. Cerita juga berjalan secara maju mundur tanpa adanya penanda eksplisit yang terlihat. Walaupun menghadirkan elemen kejutan, teknik penulisan ini mendorong pembaca untuk kembali membaca suatu bagian dari cerita secara berulang-ulang. Meskipun begitu, penggunaan sudut pandang orang pertama oleh pengarang untuk membangun cerita dapat memperkaya pengalaman membaca, sehingga merasa terlibat secara langsung dalam cerita. 

Tidak hanya itu, buku ini juga menghadirkan elemen ambiguitas dalam cerita dengan menyajikan plot twist yang baru terkuak di akhir. Sepanjang perjalanan cerita, pembaca seolah-olah diajak untuk ikut menebak dalang dari kematian misterius tamu-tamu tersebut. Dengan caranya tersendiri, pengarang memberikan petunjuk-petunjuk yang terasa seperti tantangan, mendorong pembaca untuk menelisik misterinya terlebih dahulu. Secara tidak langsung, pengarang mengajak pembaca untuk menginterpretasikan cerita, sehingga memberikan nuansa kepuasan bagi mereka yang berhasil menebak dan memecahkan misteri cerita.

Secara keseluruhan, novel Pulau Batu di Samudra Buatan oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie adalah karya yang menarik dan menghibur. Berbagai elemen misteri cerita yang dikemas dengan sentuhan humoris dapat memberikan nuansa pengalaman membaca yang unik. Meskipun begitu, beberapa unsur dalam cerita membuat novel ini kurang cocok untuk dibaca oleh semua kalangan. Oleh karena itu, sebaiknya novel ini dibaca oleh 17 tahun ke atas.

Sumber: PenerbitKPG. (2023, November 12). Bincang Buku Sebelum Terbit (BiBit). Instagram. https://www.instagram.com/reel/CziYsi9Ry3I/?igshid=MjJkMmIyYzQxYw%3D%3D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun