Mohon tunggu...
Revina Marentek
Revina Marentek Mohon Tunggu... Dosen - mahasiswa magister psikologi untag surabaya

saya adalah pribadi yang ceria dan suka memiliki banyak kenalan baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

bullying terselubung dari film kartun

11 Januari 2025   23:30 Diperbarui: 11 Januari 2025   23:36 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bullying terselubung dari film kartun?

Oleh: Revina Julina Marentek

Mahasiswa magister psikologi UNTAG Surabaya

Perundungan atau yang biasa kita dengar sebagai bullying sudah tidak lagi asing terdengar oleh kita, baik dalam dunia nyata maupun di dunia maya yang merujuk pada pada tindakan menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, atau psikologis, hingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya dimana orang yang melakukan tindakan perundungan atau bullying sering disebut sebagai pelaku bully (Agisyaputri et al., 2023) yang merasa memiliki kekuasaan untuk melakukan apa saja terhadap korbannya, sementara korban merasa lemah dan terancam (Yuyarti, 2018). Menurut Munawarah (2022) Bullying dapat terjadi disebabkan karena berbagai faktor yang dikategorikan menjadi faktor internal dan eksternal:

1. Faktor Internal, dapat diciptakan dalam diri individu, Emosi/Psikologi Anak: Gangguan psikologis atau emosi yang tidak terkendali sejak lahir dapat memicu perilaku bullying.

2. Faktor Eksternal, dapat diiciptakan dari luar diri individu yang meliputi, lingkungan Teman Sebaya, kurangnya dukungan keluarga, lingkungan sosial, media sosial yang tak terkontrol, serta lingkungan sekolah yang kurang peduli dengan kasus bullying yang terjadi.

Saat ini bullying telah menciptakan sebuah pola umum yang terjadi di berbagai kalangan (Wardani & Anjasmoro, 2022). Fenomena bullying ini telah merambah berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkungan sekolah, tempat kerja, hingga sosial media, di mana interaksi digital kerap kali menjadi lahan bagi perilaku perundungan. Hal ini sesuai dengan UU 23 tahun 2002 yang berisikan tentang setiap anak memiliki hak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi dengan layak sesuai dengan nilai dan martabat kemanusiaan, serta berhak mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi (Oktaviany & Ramadan, 2023). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap, sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang 2023 dan terdapat kemungkinan akan terus meningkat. Bullying merupakan perilaku negatif yang dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman, terluka, dan sering terjadi berulang kali. Dampak bullying pada korban dapat sangat merugikan kesehatan mental mereka (Widyastuti & Soesanto, 2023). Hal ini berarti bahwa perilaku bullying dapat menyebabkan anak merasa takut, terancam, rendah diri, dan tidak berharga. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya situasi belajar disekolah, kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, serta kehilangan kepercayaan diri. Selain itu, anak menjadi sulit berpikir sehingga prestasi akademiknya menurun (Oktaviany & Ramadan, 2023). Bullying tidak hanya berdampak pada korbannya dalam jangka pendek, tetapi juga dapat membawa konsekuensi jangka panjang yang serius terhadap kesejahteraan psikologis, emosional, dan fisik individu. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai dampak dan strategi pencegahan bullying sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi semua pihak termasuk didalamnya anak-anak.

Masa anak-anak adalah masa-masa indah dan penuh warna. Anak-anak biasanya diberi hiburan berupa film kartun yang sifatnya menghibur. Adalah kartun Doraemon yang mungkin merupakan kartun tertua dan paling lama penanyangannya. Menurut www.kompas.com Doraemon pertama kali diputar di Indonesi pada tahun 1979. Doraemon adalah robot kucing berwarna biru dari abad ke-22 yang dikirim ke abad 20 untuk menolong Nobita. Ia lahir pada 3 September 2112 dengan tinggi badan 129,3 centimeter dan berat 129,3 kilogram. Ia memiliki makanan favorit berupa dorayaki. Doraemon sangat menyayangi dan setia kepada Nobita. Ia kerap membantu Nobita menyelesaikan kesulitan dengan barang-barang futuristik aneh yang tersimpan di kantong depannya.

Berdasarkan repository.umy.ac.id, kisah robot kucing dari masa depan tersebut berasal dari manga populer berjudul Doraemon karya Fujiko F Fujio sejak 1969. Manga tersebut mengisahkan tentang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobi Nobita. Lalu, ia didatangi oleh robot kucing bernama Doraemon dari abad ke-22. Nobita kerap gagal dalam ulangan sekolah dan diganggu oleh Giant serta Suneo. Sejak kehadiran Doraemon, Nobita selalu meminta bantuannya untuk menghadapi kesulitan tersebut.

Terus apa hubungannya dengan bullying?

Selama puluhan tahun kartun Doraemon di putar di Indonesia kita sebenarnya "dihibur" dengan perlakuan Giant dengan badannya yang besar dan Suneo dengan kekayaannya, yang menindas dan menakuti bahkan menyakiti Nobita yang bodoh dan pemalas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun