Mohon tunggu...
Revina Azzahra
Revina Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

saya menyukai konten yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa S1 PPKn FIS UM Meneliti Sanggar Seni Sapu Jagad Guna Menangkal Gerakan Islam Transnasional

4 Januari 2025   08:11 Diperbarui: 4 Januari 2025   11:52 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kegiatan Dialog Interaktif dengan Ki Ardhi

Malang, 20 November 2024 - Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang melakukan observasi ke Sanggar Seni Sapu Jagad Nadhlatus Tsaqofah Nusantara yang bertempat di daerah Singosari, Malang.

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganageraan yang beranggotakan 4 orang dengan anggota kelompok sebagai berikut : Alfiyatur Rosidah, Fiki Elma Liana, Revina Azzahra Fatin dan Yeni Rahmawati dengan Dosen Pembimbing Prof. Dr. Sri Untari, M.Si. Kami melakukan dialog interaktif dengan Bapak Yul Ardiantono atau yang dikenal dengan Ki Ardhi Poerbo Antono selaku pendiri Sanggar Seni Sapu Jagad Nadhlatus Tsaqofah Nusantara. Sanggar ini merupakan sebuah organisasi yang berfokus pada dakwah islam berbasis kebudayaan.

Sanggar Seni Sapu Jagad ini didirikan agar dapat mewadahi adanya aktifitas serta adanya kreatifitas dalam kesenian tradisional khususnya pada seni pedalangan, tari, teater dan karawitan. Melalui pendekatan berbasis seni budaya, sanggar ini juga mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam setiap aktivitasnya, menciptakan sinergi antara tradisi lokal dan nilai-nilai universal.

Sanggar Seni Sapu Jagad juga berfungsi sebagai benteng pertahanan kesenian tradisional dari sebuah budaya kapitalis barat. Sanggar Seni Sapu Jagad membagi kegiatannya dalam tiga aspek, yakni Aspek Birokrasi, Aspek Sosial, Aspek Religi. Dalam hal ini Dalam konteks ini islam hadir dengan semangat Rahmatan lil Alamin yaitu memberikan ruang bagi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya agama berperan sebagai jembatan untuk mewadahi kemampuan yang mendalam untuk dijadikan badan dalam pembangunan spiritual. Selain itu, agama berperan untuk mengurangi potensi disintegrasi di dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun