Mohon tunggu...
Revi Jeane
Revi Jeane Mohon Tunggu... Freelancer - â–«

â–«

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kelompok Houthi Ancam Serang Uni Emirat Arab (UEA)

19 September 2019   04:22 Diperbarui: 22 September 2019   01:06 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juru Bicara Militer Houthi Yahya Saria memberikan pernyataan terkait ancaman pada rabu (18/9) via Houthi Military Media Center/Reuters

Setelah klaim serang Arab Saudi pada sabtu dini hari (14/9) di dua kilang minyak milik Aramco, kini Houthi ancam Uni Emirat Arab (UEA). Dilansir dari Reuters, rabu (18/9) melalui juru bicara militer Houthi, Yahya Saria mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi tempat-tempat yang akan menjadi target penyerangan di UEA.

"Hari ini, untuk pertama kali kami mengumumkan bahwa kami telah memiliki lusinan target di UEA, beberapa di Abu Dhabi dan bisa diserang kapanpun."

Ini bukan kali pertama, Houthi mengancam UAE maupun Arab Saudi. Saria menambahkan bahwa target serangan pada fasilitas minyak Arab Saudi maupun UAE adalah bentuk perlawanan mereka terhadap "agresi dan pembantaian" yang dilakukan Koalisi Arab atas keterlibatan dua negara itu dalam konflik Yaman sejak tahun 2015.

Arab Saudi dan UAE bergabung dalam koalisi Arab untuk membantu pemerintahan Yaman Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melawan pemberontakan Houthi yang menyerang wilayah Utara Yaman dan berhasil menduduki ibu kota Sanaa. Keberhasilan Houthi disebut-sebut tidak lepas dari bantuan Iran.

Bahkan, Arab Saudi dan AS menuding Iran dibalik serangan sabtu dini hari yang diklaim oleh pemberontakan Houthi. Meski Iran telah membantah, Saudi terus mencari bukti-bukti menguatkan tudingan tersebut. Sementara itu, Houthi bersekukuh bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyerang. Saria dalam pernyataannya lebih lanjut mengatakah bahwa mereka telah menetapkan 3 lokasi penyerangan baru.

"Drone Qassef 3 akan diluncurkan untuk lokasi pertama, drone Samad 3 untuk lokasi kedua, dan drone bertenaga jet baru untuk lokasi ketiga. Drone lain juga akan digunakan untuk mengelabui musuh." tambah Saria.

Dengan adaya serangan dan ancaman ini, telah menambah ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah. Konflik Yaman telah menyita perhatian masyarakat internasional dengan banyaknya pihak-pihak yang terlibat dan permasalahan yang semakin kompleks. Selain itu, konflik Yaman menurut PBB, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan paling terburuk di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun