Mohon tunggu...
Viptra Sardo Sinaga
Viptra Sardo Sinaga Mohon Tunggu... -

Let's review all you want to review

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Protes LPG 12 Kg Naik? Baca Dulu!

20 September 2014   20:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:07 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan LPG 12 kg yang dilakukan oleh pertamina tak dapat dipungkiri bahwa akan menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat. Bagi pihak yang pro tentu saja santai saja menanggapinya atau bahkan dapat memaklumi hal tersebut mengingat bahwa kenaikan tersebut tidak dilakukan tanpa pertimbangan yang matang ditambah lagi dengan kerugian yang dialami oleh pertamina sendiri. Pastinya tidak ada diantara kita siapapun itu yang mau rugi dalam memiliki usaha. Karena sesuai dengan prinsip kewirausahaan “ modal sekecil-kecilnya untuk mendapat untung yang sebesar-besarnya”. Siapapun pasti setuju dengan prinsip tersebut bahkan terkadang karena banyaknya persaingan membuat para pengusaha melakukan berbagai upaya untuk meraup untung mulai dari memperbaiki mutu barang kita, mempromosikan sebaik mungkin, pelayanan yang lebih ramah dan lain sebagainya. Bahkan tak dapat dipungkiri juga persaingan yang ketat ini membuat para pengusaha saling sindir satu samalain. Padahal seharusnya persaingan dalam usaha itu harusnya dilakukan secara sportif.Loh kok jadi membahas persaingan antar perusahaan.

Baiklah, mari kita kembali ke topic permasalahan yakni naiknya harga elpigi 12 kg. Tapi sebelumnya marilah kita membahas mengenai posisi pertamina dalam hal ini. Seperti yang kita ketahui bahwa pertamina merupakan Badan Usaha Milik Negara atau yang lebih kita kenal dengan BUMN.Tentu saja sebagai salah satu badan usaha milik Negara maka pertamina memiliki pertanggungjawaban kepada pemerintah. Berarati secara tidak langsung, Pertamina juga memiliki pertanggungjawaban terhadap kita masyarakat. Dengan demikian berarti segala keuntungan yang didapat oleh pertamina pada akhirnya akan menjadi milik kita juga melalui pembangunan-pembangunan fasilitas guna membangun Negara ini dalam rangka pengentasan kemiskinan dan tentu saja dengan tujuan menjadi Negara maju. Namun ternyata yang terjadi malah sebaliknya karena sebagai badan usaha dengan tujuan mencari untung dan membantu pemerintahan membangun Negara ini. Pertamina malah mengalami kerugian sebesar 7.7 Triliun, dan 2.81 triliun pada semester lalu dan menurut perkiraan akan menjadi 5 triliun sepanjang tahun 2014. Jika badan usaha sebesar Pertamina saja yang notabennya masuk kedalam 500 perusahaan besar menurut majalah Fortune, bagaimana lagi dengan BUMN lainnya ? Siapa yang akan menanggung segala kerugian ini ? Negara ? atau dibiarkan saja ? Lalu kapan lagi pertamina bisa mengekspansi bisnisnya jika seperti ini? Bukankah membiarkan kerugian terjadi sama saja kita befikir masa bodoh.

Lah gimana sih? Masa kita-kita masyarakat yang menanggung?
Lah maunya siapa lagi? Pemerintah? . Masa iya pemerintah?
masa iya subsidi buat LPG ditambah buat nutupi kekurangan? . Terus saudara-saudara kita yang masih berada di daerah tertinggal mau diapai? . Masa iya kita tidak ikut memikirkan mereka?

Nah berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut marilah kita secara lebih bijak dalam menyikapi kenaikan harga LPG 12 kg ini. Ok, mari kita mulai membahas satu persatu yang dapat menjadi pertimbangan kita :

1. Sebagai manusia terlebih lagi jika berada sebagai masyarakat ekonomi kelas menengah keatas, maka tak dapat dipungkiri sebagian besar merupakan mahluk konsumen yang tidak pernah bisa puas jika belum memiliki barang-barang terbaru. Salah satunya adalah smartphone tentu saja, banyak diantara para masyarakat menengah keatas mencari smartphone dengan spek gahar tanpa mempertimbangkan fungsi atau kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Maksudnya kegunaan smartphone yang hanya sebatas buat menelpon,sms,social media dan berfoto pastinya. Fungsi ini sebenarnya sudah ada pada smartphone dengan harga 2-2.5 juta, apa lagi zaman sekarang ini smartphone kelas atas sudah ada yang harganya dibawah 2 juta. Yang menjadi masalah ialah bahwa kita gengsi dengan merek smarthonenya sehingga lebih memilih membeli smartphone seharga 5 juta. Bahkan ada yang membeli seharga di atas 10 juta. Baiklah coba pertimbangkan , katakanlah bahwa LPG 12 kg seharga Rp 180.000. Penggunaan 1 tabungnya sekitar 1 bulan berarti setahun butuh 12 tabung atau katakanlah butuh 15 tabung dalam setahun (menurut pemerintah tabung 3 kg untuk kebutuhan sehari-hari tahan selama 1 minggu). Maka biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 2.7 juta. Jika saja kita mau sedikit berbaik hati bukankah lebih baik membeli smartphone 2.5 juta yang kualitasnya sama dengan 5 juta. Jika fungsinya Cuma itu-itu saja? Bukankah dengan begini kita dapat membeli LPG untuk persediaan 1 tahun. Dan bayangkan jika dalam satu keluarga ada 4 orang dengan smartphone harga yang sama, anda sudah dapat menyiapkan stok LPG setidaknya selama 3 tahun. Berapa banyak kita sudah membantu Negara ini tanpa ada kerugian bagi kita.Bahkan kita bisa menabung Atau jika niat anda mau membeli smartphone harga 10 juta, kenapa tidak beli yang 5 juta saja. Apakah gengsi lebih berharga dari kemajuan Negara ini ? tapi jika anda merasa mampu membeli yang harga 10 juta maka jangan protes jika harga LPG dinaikkan.Bukankah ketika harga barang-barang elektronik naik tidak ada yang protes ?. Lalu kenapa ketika LPG naik protes. Marilah kita dengan sedikit berbaik hati sama-sama berfikir tentang kondisi Negara ini. Terlebih lagi masih banyak saudara-saudara kita di daerah tertinggal butuh bantuan pemertintah.

2.Cobalah juga untuk menghitung barang-barang didalam rumah anda. Berapa banyak barang yang merupakan kategori barang mewah atau setidaknya merupakan barang import. Cobalah berfikir, kenapa membeli barang mewah yang merupakan barang tersier kita sanggup tapi untuk membeli kebutuhan primer tidak. Marilah berhenti protes pada pemerintah dan berusaha menyalahkan pemerintah terkait kenaikan ini dan mempertimbangkan factor lain.

3.Lagipula kenaikan LPG 12 kg akan diproses selama 6 bulan sekali dengan harapan bahwa pada tahun 2016 harga LPG 12 kg menjadi Rp 180.000. Sehingga dengan demikian “beban” yang kita alami dapat berkurang karena jika kita seorang karyawan atau pegawai pastilah mengalami kenaikan gaji.Atau bahkan seorang pengusahapun pastilah mengalami kenaikan penghasilan, setidaknya kalaupun untung berkurang, jumlah kekayaan toh mengalami kenaikan Sehingga tidak ada alasan untuk menolak kenaikan ini.

Untuk pemaparan lebih lanjut mengenai LPG 12 kg berikut penjelasan Pertamina Klik Disini

4.Jika diurut, maka Negara Indonesia masih lebih maju dari India dan Filipina. Namun harga LPG masih lebih mahal di Indonesia.Namun tidak ada yang protes dengan harga tersebut Jika Negara yang masih berada dibawah kita saja memiliki harga LPG yang lebih mahal.Bukankah harusnya kita malu, membebankan harga yang sebenarnya dapat kita tanggung pada pemerintah. Atau misalnya lah saja ada Negara yang lebih maju namun dengan harga LPG yang lebih murah. Yang menjadi pertanyaan, apakah kebutuhan Negara kita sama dengan Negara mereka? Tentu saja tidak bukan. Maka marilah kita berperan serta dalam membantu BUMN kita ini agar dapat untung sehingga mereka bias mengekspansikan bisnisnya lebih besar lagi. Hingga membantu kita menjadi Negara yang lebih maju.

141119334053719611
141119334053719611

5.Janganlah pula karena kenaikan ini, lantas kita mulai mengakali dengan beralih ke LPG 3 kg. Memang pertamina telah memiliki system monitoring yang ketat sehingga dapat mengatasi kelebihan permintaan terhadap LPG 3 kg. Tapi disini marilah kita benar-benar melihat diri kita, kondisi ekonomi dan membuang keegoisan kita. Biarkanlah LPG 3 kg menjadi hak milik mereka yang benar-benar kurang mampu. Dengan demikian mudah-mudahan Negara kita ini dapat lebih sejahtera.Sehingga pembangunan dapat lebih merata lagi. Biarlah LPG 3 kg dipakai mereka yang memiliki usaha kecil-kecilan.Marilah kita doakan supaya ekonomi merekapun dapat meningkat melalui adanya bantuan subsidi tersebut. Sehingga dengan sikap kita yang sedemikian kita tidak hanya membantu pemerintah dalam menghemat anggaran tapi juga ikut membantu masyarakat pedagang kecil agar tidak menaikkan harga dagangannya. Sehingga para pembeli tetap antusias mengkonsumsi dagangan mereka. Karena jika para pengguna LPG 12 kg beralih ke LPG 3 kg, maka permintaan terhadap LPG 3 kg akan meningkat. Dengan demikian, Pertamina akan menstop suplai LPG 3 kg yang akibatnya ialah kelangkaan LPG 3 kg. Jika sudah demikian para pengecer akan melakukan peinmbunan dan akan menaikkan harga dengan semena-mena maka yang rugi berikutnya tetaplah masyarakat kecil.

14111935021978213584
14111935021978213584

6.Seperti dapat kita perhatikan bahwa sebagian besar gas LPG merupakan hasil impor. Dan tentu saja pembeliannya lebih mahal dari gas yang dihasilkan melalui kilang Pertamina. Dan yang pastinya lagi harga beli Pertamina akan selalu lebih mahal dibanding harga jual ke konsumen, meskipun memang ada subsidi. Sehingga mau tidak mau sebagai BUMN maka Pertamina harus siap menanggung kerugian. Ditambah lagi ongkos dalam mendistribusikan  LPG 12 kg, yang harus melewati 8 titik mata rantai sehingga kualitas dan keamanan tetap terjaga sampai kekonsumen. Kebayang dong berapa anggaran dana lagi yang harus dikeluarkan Pertamina demi kenyamanan konsumen. Belum lagi termasuk biaya maintanence setiap peralatan untuk memastikan alat-alat pemeriksa tabung gas bekerja dengan baik, biaya tak terduga dan lain-lain.

14111938051470543956
14111938051470543956

7.Tidak dapat dipungkiri jaman sekarang ini LPG mnejadi slah satu kebutuhan paling pokok karena fungsinya yang sangat penting untuk masak memasak didapur. Namun dari grafik yang tergambar menurut survey Nielsen berikut merupakan  terhadap 7300 panel keluarga. Biaya LPG menjadi yang paling murah. Dan kita masih saja protes terhadap kenaikannya. Hiburan,telekomunikasi, belanja barang-barang mewah memang perlu karena itu dapat meningkatkan status social kita. Namun bukankah itu kebutuhan tersier, bukankah lebih penting kebutuhan primer. Marilah kita mulai berfikir bijak, kalau memang kenaikan LPG membebani maka kurangilah hiburan-hiburan yang tidak penting. Toh masih bisa menikmati hiburan lain yang meriahnya sama namun jauh lebih menyenangkan dan mengasikkan tentunya dan pastinya harga lebih murah. Tidak mestikan hiburan harus ditempat yang mahal. Kalau tetap berkeras ketempat hiburan yang lebih mahal, maka ada baiknya juga tidak protes terhadap kenaikan LPG kali ini.Marihkah berfikir bahwa semua tentang “saya” benar dan terus menuntut harga LPG 12 kg disubsidi. Hilangkan keegoisan dan pikirkan juga saudar-saudara kita yang masih tertinggal

14111939491922523201
14111939491922523201

Demikianlah beberapa pertimbangan yang perlu kita fikirkan sebelum memprotes kenaikan LPG 12 kg. Marilah kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik mau membuka hati selebar-lebarnya dan mulai menerima kenaikan ini. Pikirkanlah juga bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang hidupnya tidak seberuntung kita. Terlebih jika kita melihat teman-teman didaerah timur yang masih jauh dari kata berkembang dan bahkan masih cukup tertinggal. Bayangkan saja harga barang disana bisa naik 2 kali lipat dari yang seharusnya. Itu semua Karen untuk menjangkau daerah tersebut butuh waktu yang cukup lama mengingat medan yang ditempuh juga tidak musah.Belum lagi permsalahan listrik yang belum masuk kedaerah mereka. Dengan menerima keputusan Pertamina menaikkan LPG 12 kg berarti kita juga mendukung perushaan Negara kita ini. Marilah bersama-sama berdoa semoga Pertamina dan BUMN lainnya menjadi perusahaan dengan keuntungan yang besar. Dan secara tidak langsung jika Negara mendapat keuntungan dari BUMN maka APBD meningkat dan harapan kita tentu saja pemerintah mulai ngebut membangun daerah-daerah tertinggal. Meskipun memang harus diakui bahwa masih banyak factor penyebab kenapa banyak masyarakat tidak setuju terhadap kenaikan LPG 12 kg.  Setidaknya pertimbangan diatas menjadi pertimbangan kita juga.

Dilain pihak kita tetap berharap kepada Pertamina agar memberi perhatian khusus kepada wirausaha-wirausaha menengah sehingga tidak terjadi pengurangan produksi, apalagi PHK akibat dari kenaikan LPG ini. Semoga pertamina punya kebijakan khusus seperti memberi kartu anggota bagi para pengusaha menengah sehingga tetap dapat memperoleh tabung LPG 12 kg dengan harga yang lebih murah atau subsidi. Sehingga para pengusaha ditingkat ini tetap dapat berkembang. Maupun kebijakan lainnnya guna menjaga keberlangsungan dari perkembangan industry-industri  menengah.

Sekian saja pertimbangan bagi kita yang dapat saya sampaikan semoga dapat menjadi pertimbangan yang berguna bagi para pembaca artikel ini. Segala kesalahan kata sebelumnya saya mohon maaf. Pertimbangan lainnya menurut anda silahkan memberi komentar yang membangun. Mari kita berdiskusi menurut pemikiran dan pemahaman masing-masing untuk saling membangun satu sama lain. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman mengingat bahwa setiap kenaikan BBM maupun LPG merupakan isu sensitive yang dapat memunculkan pro dan kontra. Akhir kata saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya. Semoga Negara kita tercinta ini dapat lebih maju lagi.

Refensi :

1.http://www.pertamina.com/news-room/info-pertamina/pengumuman/pidato-arahan-presiden-seputar-kenaikan-harga-lpg-non-subsidi-12-kg-dalam-rapat-kabinet-terbatas-5-januari-2014/

2.https://kreditgogo.com/artikel/Keuangan-dan-Anda/Fenomena-Borosnya-Gaya-Hidup-Kelas-Menengah.html

3.http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-15/2561/mengenal-anatomi-kelas-menengah-:-rentang-penghasilan-kelas-menengah#.VB28MhITxBx

4.http://bisnis.liputan6.com/read/792342/kronologi-kenaikan-harga-elpiji-di-awal-2014

5.http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/178888-negara-terkaya---termiskin--dimana-indonesia-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun