Mohon tunggu...
Review Film
Review Film Mohon Tunggu... -

Mengulas film, sineas, budaya, dan berbagai kabar sosial, politik, budaya dari dalam dan luar negeri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sineas-sineas Mancanegara Dilantik Jadi Duta Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Festival…

29 November 2014   00:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Jakarta, 28/11) International Film Festival for Spirituality, Religion, and Visionary (IFFSRV) kembali digelar. Pada tahun ke-2, festival yang mengangkat tema-tema tentang toleransi, religi, spiritual, dan visioner ini menyelenggarakan Malam Penganugerahan di Planet Hollywood, Jakarta dan dibanjiri para artis, pejabat, dan anggota masyarakat sebagai bagian dari perayaan Hari Toleransi Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 November 2014.Di sela-sela Festival Film yang akan berlangsung hingga 5 Desember ini, relawan internasional iHebat merekrut para sineas mancanegara untuk jadi Duta Ekonomi Kreatif Indonesia dalam pelantikan yang dilakukan di Pusat Kebudayaan Rusia (Kamis, 27 Nov). Dr. BRA Mooryati Soedibyo sebagai sesepuh iHebat berpesan lewat Ketua iHebat, Arie Rahmadani, agar para sineas ini dapat mempromosikan Indonesia di negaranya masing-masing.711 film dari seluruh dunia ikut serta untuk diseleksi sejak pendaftarannya dibuka. Damien Dematra, founder dan director International Film Festival mengatakan bahwa salah satu pertimbangan utama pemilihan film terbaik dalam festival ini merujuk pada tujuan festival yang antara lain adalah mempererat toleransi antar agama, membangun hubungan yang sehat dalam masyarakat, serta mempererat komunikasi dengan Sang Khalik; terlepas dari perbedaan jenis kelamin, agama, ras, dan status ekonomi.Jalaludin Rachmat, anggota Komisi Komisi VIII DPR RI, yang hadir dalam acara Malam Penganugerahan (26/11) memberikan apresiasi atas terselenggaranya IFFSRV 2014, sebuah film festival berskala internasional pengusung tema toleransi, yang diadakan oleh anggota masyarakat yang tidak mendapat tugas dari pemerintah; karena pada dasarnya, festival ini telah mempromosikan Indonesia. Menurutnya, selama ini kaum birokrat yang lebih banyak diberi apresiasi. Apalagi, Indonesia saat ini sedang berada dalam cengkaraman kelompok-kelompok intoleransi. “Sudah saatnya menyikapi intoleransi dengan tidak berintoleransi, menghadapi kekerasan dengan tidak kekerasan, tapi dengan karya-karya yang kreatif tanpa menambah pertengkaran dan perdebatan. Saya harap untuk menjadi Indonesia yang lebih baik lagi, dan membuat Indonesia dengan banyak terobosan dengan gagasan kreatif dan pemerintahan yang kreatif,” tuturnya lugas.Festival ini bekerja sama dengan Film Festivals Alliance dan sisters festival dan partner-partner festival internasional yaitu International Film Festival for Documentary, Short, and Comedy, International Film & Photography FESTIVAL, Documentary and Short International Movie Award, dan Filmmakers of the Year Film Festivals, dan mendapat dukungan penuh Cinema XXI, Russian Culture Center, GAIB, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP), IWAPI melalui Ketua Umumnya, Elza Syarief, dan iHebat International Volunteers (Relawan Indonesia Hebat) yang bertujuan mempromosikan ekonomi kreatif Indonesia.Elza Syarief mengatakan pada pers dan para sineas manca negara yang hadir di Russian Culture Center, Jakarta, Kamis (27/11) dalam acara pelantikan sineas manca negara sebagai duta ihebat, bahwa IWAPI ingin bergabung dan mendukung perfilman di Indonesia. “Indonesia menganut filosofi yang tinggi yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti walau kita berbeda-beda baik suku, budaya, agama, dan kepercayaan, namun di Indonesia tumbuh subur perdamaian dan rasa toleransi yang tinggi. Dengan diangkatnya sikap dan pandangan hidup orang Indonesia ini, diharapkan dapat menjadi inspirasi kedamaian dunia dan mengeliminasi diskriminasi di dunia," ungkapnya.Lebih lanjut, dalam acara ini, Kanjeng Pangeran Norman Hadinegoro dari Forum Silaturahim Keraton se-Nusantara (FSKN) memberi sambutan dan emenyatakan tentang pentingnya ekonomi kreatif agar dikembangkan kemudian harinya melalui industri perfilman. “Ekonomi Kreatif adalah industri besar jika kita ingin mengembangkan budaya lokal, kuliner, dan tradisinya. Jika Anda datang ke Papua, Padang, Toraja, kemudian disebar untuk mendokumentasikan walaupun tanpa sponsor namun dapat datang. Hanya orang-orang yang independen yang mau datang kemari. Saya yakin Pusat Perfilman saja tidak mengetahui kegiatan ini. Keraton Surakarta saja mati suri. Wong pemerintah saja tidak membiayai. Jangan terpengaruh dengan partai dan politik. Lebih baik independen saja. Tampilkan karya karya anda di Youtube. Tolong tradisi ini dikembangkan. Kalau perlu bisa masuk Istana. Namun sifatnya lembaga sendiri dan tidak usah masuk ke dalam Departemen Pariwisata. Lembaga sendiri. Ekonomi Kreatif.”Sebelumnya, pada malam Pembukaan di Planet Hollywood telah ini diluncurkan klip lagu A Salute to Jokowi oleh Natasha Dematra ciptaan Damien Dematra, yang merupakan bentuk apresiasi dan dukungan pada Presiden Jokowi yang dianggap tokoh yang toleran dan visioner sesuai dengan visi festival ini. Videoklip ini didukung oleh ratusan penari, penyanyi, seniman, dan relawan pendukung Jokowi.Pemenang festival IFFSRV: Nobody garapan sutradara muda Kanada yang telah memenangkan banyak penghargaan, Jonathan Dubsky. Nobody bercerita tentang kekosongan jiwa seorang wanita yang secara kasat mata memiliki segalanya: tunangan yang tampan dan berprestasi, harta, dan kecantikan. Namun saat melihat seorang wanita tuna wisma di pinggir jalan yang hidupnya papa namun sangat bahagia, hatinya yang selalu merasa ‘ada sesuatu yang kurang’ menjadi terusik. Dan ia akhirnya mendalami apa arti sejati menjadi ‘nobody’.Pada tahun lalu, The Lady in Number 6, salah satu film pemenang festival IFFSRV, setelah berjaya di Jakarta, melaju dan meraih piala Oscar 2014 di Hollywood. Diharapkan Nobody juga bisa mengikuti jejaknya.Penayangan film-film festival ini sendiri akan dilakukan selama seminggu sejak hari Kamis, tanggal 26 November di Pusat Kebudayaan Rusia pukul 10 pagi hinggal 6 malam, tanpa dipungut bayaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun