Mohon tunggu...
Revia Maulana
Revia Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

HOBI SAYA MENGGAMBAR DAN TRAVELING

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Stres, Perilaku Makan dan Asuman Zat Gizi Dengan Status Gizi dengan Status Gizi pada Mahasiswa Tingkat Akhir

15 Oktober 2024   15:10 Diperbarui: 15 Oktober 2024   15:29 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via Makassar terkini 

 Mekanisme tersebut disebut acute appetite regulation. Tubuh membutuhkan energi pengganti agar fungsi fisiologis tetap berjalan normal. Setelah beberapa waktu, kadar glucocorticoid di dalam pembuluh darah akan meningkat. 

Glucocorticoid berperan dalam aktivitas lipoprotein lipase di jaringan adiposa, sehingga meningkatkan simpanan lemak dalam tubuh, terutama lemak viseral.


Penelitian serupa sudah pernah dilakukan sebelumnya baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Namun, masih jarang yang meneliti hubungan stres, perilaku makan, dan asupan zat gizi dengan status gizi secara bersamaan.

 Selain itu, subjek yang dipilih lebih sering anak sekolah ataupun karyawan, subjek mahasiswa masih jarang ditemukan. 

Berdasarkan masalah tersebut, dilakukan penelitian dengan tujuan menganalisis hubungan stres, perilaku makan, dan asupan zat gizi dengan status gizi pada mahasiswa tingkat akhi Pada penelitian ini, variabel yang berhubungan dengan status gizi adalah asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan protein. 

Namun, semua korelasi sebut adalah korelasi negatif. Seharusnya apabila asupan zat gizi lebih dari tingkat kecukupan, maka akan memicu terjadi overweight, dan apabila asupan zat gizi kurang akan meyebabkan underweight. 

Hal tersebut dapat terjadi karena energi yang dihasilkan dari pencernaan karbohidrat dan protein, yang merupakan zat gizi penyumbang energi terbesar, akan digunakan untuk aktivitas fisiologis tubuh dan akan disimpan dalam jaringan viseral apabila terlalu berlebihan. Hal tersebut menjadikan orang dengan status gizi lebih cenderung memiliki asupan zat gizi yang berlebihan.


Subjek yang memiliki status gizi lebih sebagian besar asupan zat gizinya kurang, begitu juga subjek dengan status gizi kurang memiliki asupan zat gizi yang cukup tinggi, sedangkan subjek dengan status gizi normal asupan zat gizinya bervariasi. 

Akan tetapi, bila dilihat dari aktivitas fisiknya, subjek dengan status gizi normal cenderung memiliki aktivitas fisik yang tinggi, sedangkan subjek dengan status gizi lebih sebagian besar memiliki aktivitas fisik rendah.

 Artinya lebih atau kurangnya asupan makan tersebut seiring dengan aktivitas fisik, jadi hal inilah yang menyebabkan hasilna menunjukkan korelasi negatif.

DAFTAR PUSTAKA
Sari D, Nurdin AE. Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Pendidikan       Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Repos Univ Andalas. 2015;4(2):567--70.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun