Tari Kecak Garuda Wisnu merupakan pertunjukan yang menampilkan tari kecak sebagai daya tarik utama, dilengkapi dengan latar belakang kisah epik dari Dewa Wisnu dan Garuda yang menjadi tunggangan-Nya. Tari Kecak Garuda Wisnu menjadi salah satu event yang menarik banyak perhatian pengunjung baik pengunjung lokal maupun mancanegara yang sedang berkunjung ke Bali. Sembari menyaksikan pertunjukan tari Kecak, penonton juga dapat menyaksikan keindahan alam yang memukau menghiasi pertunjukan tari Kecak tersebut. Tari Kecak Garuda Wisnu ini menjadi sebuah event dengan perpaduan sempurna antara seni dan keindahan alam. Pertunjukan tari Kecak ini dapat dinikmati oleh pengunjung setiap hari pada pukul 18.00, tepatnya di area terbuka Garuda Wisnu Kencana (GWK). Pengunjung sudah dapat menikmati pertunjukan tari Kecak dan penampilan-penampilan lainnya dengan harga tiket masuk sebesar Rp 120.000. Pembelian tiket masuk sendiri dapat dilakukan secara langsung maupun online melalui situs website GWK.
Perbedaan antara pertunjukan tari Kecak ini dengan pertunjukan tari lainnya adalah bahwa tari ini tidak diiringi oleh musik, melainkan akapela dari para penari kecak yang menyanyikan “cak cak cak”. Selain itu, pertunjukkan tari Kecak ini merupakan sebuah seni yang menggambarkan keindahan dari budaya tradisional lokal Bali. Dimulai dari penyalaan api sebagai pembuka, diikuti dengan penari Kecak yang masuk, hingga masuknya kisah Garuda Wisnu. Keseluruhan pertunjukan dikemas dengan sangat menarik dan sakral sehingga mampu memberikan pengalaman yang menarik dan tak terlupakan bagi pengunjung. Mengingat banyaknya wisatawan mancanegara yang datang, secara tidak langsung event ini memberikan kontribusi dalam memperkenalkan budaya lokal, dan menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya tradisional di era globalisasi yang serba modern.
Kemudian adapun analisis mengenai event tari Kecak Garuda Wisnu. Analisis ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis ketika melakukan kunjungan secara langsung ke GWK. Mulai dari tempat penyelenggaraan, event ini sudah menggunakan lokasi yang sangat strategis dimana pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan sambil menikmati pemandangan matahari terbenam yang sangat indah. Lokasi GWK sendiri dapat dijangkau dengan mudah. Dengan area parkir yang sangat luas, GWK mampu menampung ribuan pengunjung yang datang. Selain itu, terdapat banyak spot-spot yang cantik untuk pengunjung dapat berfoto disana baik seorang diri, bersama teman, maupun keluarga. Pada area masuk juga sudah tersedia beberapa tenant makanan dan minuman, sehingga pengunjung dapat menikmati makanan dan minuman sambil menyaksikan penampilan tari Kecak.
Namun disamping itu, masih terdapat aspek yang harus diperbaiki oleh GWK. Salah satunya adalah terkait penyelenggara event yang tidak memberikan batasan antara area duduk pengunjung yang menonton pertunjukan dengan area pertunjukan, sehingga seringkali pengunjung yang datang menghalangi jalur keluar masuk para penari. Tidak sedikit juga pengunjung yang menyerobot pengunjung lainnya untuk duduk di posisi depan, dan berpeluang mempersempit area pertunjukan di beberapa sisi. Selain itu, masalah terkait audio narator yang terlalu kecil juga perlu diperhatikan. Suara speaker yang terlalu kecil membuat beberapa sisi tempat penonton duduk tidak dapat mendengar kisah yang disampaikan secara maksimal, sehingga dapat membingungkan bagi pengunjung yang tidak familiar dengan kisah Garuda Wisnu. Hal-hal ini memang terlihat sepele, akan tetapi perlu ditingkatkan oleh penyelenggara untuk membenahi kekurangan-kekurangan tersebut demi kenyamanan pengunjung juga penampil.
Terkait alur pengunjung, GWK sudah memiliki alur yang sangat baik. Dimulai dari area pintu masuk, kemudian dilanjutkan menuju area pertunjukan, hingga jalan keluar. Alur didesain satu arah sehingga tidak membingungkan pengunjung yang datang dan. Pada area masuk juga tersedia beberapa tenant makanan dan minuman bagi pengunjung seperti yang sudah disebutkan diatas. Sebelum memasuki area pertunjukan, pengunjung juga dapat menikmati atraksi-atraksi lainnya seperti patung Garuda Wisnu yang sangat ikonik, dan mengambil foto-foto cantik disana. Sementara pada area luar atau jalur menuju pintu keluar, pengunjung akan diarahkan untuk melewati sebuah toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Bali dan merchandise GWK yang dapat dibeli oleh pengunjung. Hal ini merupakan ide yang cukup menarik karena di satu sisi ide ini dapat meningkatkan pengalaman pengunjung, sementara di sisi lain dapat meningkatkan peluang GWK dalam meningkatkan penghasilan.
Dalam konteks promosi, pengelola dari GWK sendiri sudah memanfaatkan teknologi dengan maksimal untuk menyebarluaskan event tari Kecak Garuda Wisnu pada khalayak luas. Mengingat publisitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam memperkenalkan dan mempromosikan atraksi, GWK memiliki situs website dan beberapa akun media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk memperkenalkan atraksi-atraksi mereka secara luas. Situs website dan media sosial tersebut sudah mencakup informasi secara detail terkait GWK sendiri, atraksi-atraksi yang mereka miliki, penjualan tiket, hingga promosi. Disamping itu, GWK juga bekerja sama dengan beberapa influencer untuk meningkatkan pemasaran mereka. Melalui promosi media sosial, GWK mampu menjangkau lebih banyak pengunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H