Mohon tunggu...
Healthy

Apakah Kemoterapi Lebih Banyak Memberi Dampak Negatif?

25 September 2017   22:37 Diperbarui: 25 September 2017   22:58 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo Kawan kawan jumpa lagi nih :) pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang dampak yang ditimbulkan kemoterapi terhadap penderita kanker. Apakah lebih banyak dampak negatif daripada positif? Atau sebaliknya? Sebelum kita menelusuri lebih dalam mengenai pembahasan kali ini, ada baiknya kita mengetahui dasar dari kanker.

Untuk mengawali pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan jaringan? Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk membentuk organ. Kanker memiliki nama lain yaitu neoplasma ganas yang memiliki arti pertumbuhan yang tidak normal, kata "Neo" yang berarti baru dan "Plasma" yang berarti pembentukan atau penciptaan. kanker memiliki kaitan dengan pertumbuhan jaringan baru yang tidak normal yang ditandai dengan kelainan sel yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor faktor penyebab kanker ada banyak contohnya adalah seperti faktor keturunan, faktor lingkungan, faktor makanan yang mengandung bahan kimia, virus, infeksi, dan lain sebagainya. Dari faktor faktor tersebut, mereka memiliki kesamaan yaitu mutasi gen yang berkembang diluar kendali. Mutasi gen yang berlebihan ini yang menyebabkan kanker menjadi penyakit yang sangat berbahaya bagi tubuh kita. Kanker merupakan penyakit progresif yang artinya berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker ini akan terkumpul dan terakumulasi sehingga fungsi sel yang dirusak oleh kanker itu akan berfungsi berkebalikan dengan fungsi awalnya. Salah satu penyebab kanker adalah kecacatan dalam sel, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri dan akan berlipat ganda dengan tidak terkendali. sebagai contohnya mutasi bisa menyebabkan sel yang sehat menjadi sel rusak dan membuat sel menjadi kekal.

Apakah kanker dan tumor itu berbeda? Tentunya berbeda, tetapi orang sering menyamakan kedua nama tersebut. Nah, kalau kanker sebenarnya adalah istilah untuk segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan menyerang jaringan jaringan yang ada disekitarnya, dengan cara tumbuh di jaringan yang berdekatan ataupun dengan pindah dengan migrasi sel ke tempat yang jauh. Tumor sebenarnya adalah pembengkakkan yang diakibatkan karena adanya peradangan dan pertumbuhan jaringan yang tidak normal di dalam tubuh. Tumor dibagi menjadi dua yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak tidak memiliki sifat yang menyerang dan merusak jaringan yang ada di sekelilingnya dan tidak membentuk metastase, tapi bertumbuh menjadi besar. Ada kemungkin kalau tumor jinak bisa berubah menjadi tumor ganas jika sudah lama mengalami dan sudah besar. Saat tumor sudah mencapai fase ganas, disaat itulah ia menyerang dan merusak jaringan yang ada disekitarnya (kanker). Adanya tumor dapat disebabkan oleh mutase DNA di dalam sel tubuh kita. Akumulasi dari hasil mutasi yang dihasilkan oleh sel dalam tubuh kita yang menyebabkan munculnya tumor. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme seperti kondensasi kromatin, pembelahan DNA kromosom serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri biasanya dapat memicu adanya kanker. Jadi, tumor merupakan awal dari penyebab kanker yang awalnya tumor jinak menjadi tumor ganas (kanker).

Apakah mungkin jika kondisi kondisi tertentu dapat membentuk sel kanker? Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan perubahan dari sel normal menjadi sel kanker ada 3 yaitu hyperplasia, dysplasia dan neoplasia. Hyperplasia adalah keadaan dimana saat sel sehat(Normal) tumbuh dan berkembang dengan jumlah yang berlebihan dalam suatu jaringan. Dysplasia adalah keadaan dimana sel berkembang dengan cara yang tidak normal dan biasanya sel tersebut umumnya dapat menunjukkan perubahan yang terlihat pada nukleusnya yang ukurannya berubah (bervariasi) dan aktivitas mitosis meningkat. Neoplasia adalah keadaan dimana sel yang ada pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal dan juga memiliki sifat menyerang jaringan lain(Invasif).

Seperti yang kita tahu, kanker merupakan penyakit yang amat berbahaya dan jarang sekali pasien yang menderita kanker dapat pulih 100% tanpa adanya kanker lagi. Di era sekarang, ada berbagai cara untuk menyembuhkan kanker seperti operasi, radiasi dan kemoterapi. Kebanyakan dari orang yang mengalami kanker, biasanya memilih untuk menjalani kemoterapi untuk menyembuhkan kanker. Tetapi jika telusuri lebih lanjut, alat kemoterapi mempunyai cara kerja yang prinsipnya untuk memperlambat sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat. Dengan kemoterapi pun para penderita kanker dapat memiliki kemungkinan untuk sembuh secara total dari kanker. Tetapi tidak hanya itu, kemoterapi juga memiliki dampak yang lumayan signifikan terhadap sel sehat yang ada ditubuh kita. Kemoterapi dapat diterapkan dengan cara memasukkan ke dalam pembuluh vena, dengan menelan obat kemoterapi, diberikan pada kulit pada kanker kulit, injeksi dengan jarum suntik ke dalam otot bawah kulit. Tetapi dengan menerapkan hal tersebut, dibutuhkan beberapa zat kimia yang dapat merusak jaringan yang sehat.

Untuk menjawab pembahasan kita kali ini, perlu kita ketahui dampak yang ditimbulkan oleh kemoterapi. Menurut saya, Ada beberapa dampak positif yang dapat didapat dari menjalani pengobatan kemoterapi seperti mengurangi perkembangan kanker dan bahkan bisa sembuh total dari kanker tetapi para penderita kanker pun juga tidak dapat menghindari untuk mendapat efek samping dari kemoterapi. Beberapa efek samping pun ada yang tidak main main, tetapi tidak bisa dipungkiri kalau kemoterapi juga merupakan pengobatan kanker yang sangat efektif. Dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah jiwa yang diselamatkan oleh adanya pengobatan dengan kemoterapi. Semakin banyak kemoterapi yang dijalani oleh seorang penderita kanker, kemungkinan penderita kanker tersebut mengalami efek samping pun juga semakin besar. Kita tidak bisa memperkirakan seberapa besar seseorang terkena dampak negative oleh pengobatan ini karena setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda sehingga sulit untuk diperkirakan. Efek samping yang dialami oleh penderita dapat timbul karena adanya beberapa obat obatan yang salah membedakan antara sel kanker dan sel sehat sehingga obat tersebut malah memperlambat pertumbuhan sel sehat sehingga menyebabkan efek yang negative. Menurut saya, ada 3 alasan yang memperkuat kalau pernyataan pengobatan dengan kemoterapi dapat menyebabkan lebih banyak dampak negative daripada dampak positif.

Yang pertama, obat kemoterapi tidak dapat membedakan sel kanker dengan sel sehat. Obat kemoterapi yang dibuat yang awalnya bertujuan untuk memperlambat dan menghancurkan sel kanker malah beralih menghancurkan sel sehat karena obat kemoterapi yang tidak bisa mengidentifikasi sel yang ingin ia tuju. Dengan adanya kesalahan tersebut, dapat berujung fatal. Mengapa bisa fatal? 

Hal itu bisa terjadi karena ada beberapa fungsi sel sehat yang sangat utama sehingga sangat berpengaruh terhadap penyembuhan dalam tubuh tersebut. Jika seperti ada penderita kanker otak yang menjalani kemoterapi tetapi obat kemoterapi tersebut tidak menyerang sel kanker melainkan sel otak, hal itu akan menjadi sangat fatal karena fungsi kerja otak menjadi hancur yang menyebabkan jaringan jaringan yang lain dapat merasakan akibatnya juga. Dari penjelasan tersebut pasti ada yang bertanya Tanya seperti pertanyaan mengapa kemoterapi masih sering diterapkan dalam mengobati kanker? Jawabannya sederhana yaitu karena masih sangat sedikit pengobatan mengenai kanker yang masih diketahui oleh para dokter sehingga hanya meninggalkan satu pilihan yaitu kemoterapi.

Alasan kedua adalah obat kemoterapi dapat menyebabkan banyak efek samping saat pengobatan maupun setelah pengobatan. Dalam pengobatan kemoterapi, banyak sekali kejadian dimana penderita kanker sering melakukan tes darah sebelum menjalani pengobatan kemoterapi. Mengapa tes darah dilakukan? Para dokter yang menangani penyakit kanker ini tidak ingin penderita kanker (pasiennya) mengalami keadaan yang tidak sehat ketika pengobatan. Seperti kekurangan darah merah, darah putih dan keping darah dalam tubuh dapat membuat pengobatan dengan kemoterapi menjadi lebih sulit dan jika kekurangan darah maka pasien memerlukan untuk transfusi darah agar lebih seimbang saat melakukan pengobatan. 

Dengan data tes darah juga, dokter bisa mengidentifikasi dan juga mempelajari perkembangan sel kanker dalam penderita kanker. Ada banyak efek samping yang disebabkan oleh kemoterapi ini seperti salah satunya adalah rambut rontok. Rambut rontok ini disebabkan karena pengobatan kemoterapi menargetkan semua sel yang ada di dalam tubuh agar dapat membelah dengan cepat. Folikel pada rambut berfungsi untuk menumbuhkan rambut dengan laju yang lumayan cepat (membelah setiap 23-72 jam). Karena adanya kemoterapi, pertumbuhan yang dimiliki oleh folikel rambut menjadi terhenti dan menyebabkan sel sel rambut menjadi hancur. 

Setelah beberapa minggu setelah kemoterapi biasanya akan terlihat rambut mengalami kerontokan maupun bisa saja menjadi botak. Ada juga efek yang dapat dimiliki dalam jangka panjang setelah menjalani proses pengobatan kemoterapi ini. Ada kemungkinan jika pasien yang memiliki system kekebalan tubuh yang lemah saat setelah menjalani pengobatan kemoterapi, sel yang ada pada system kekebalan tubuh pasien tersebut menetap dan menjadi permanen sehingga dalam jangka panjang pasien tersebut dapat susah untuk mencegah penyakit banyak yang masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun