anggukku mengiyakan dikeheningan dan suara tetesan sisa hujan pada ranting tengah malam
bibirku dijahit oleh bekas kail pancing yang menekan di tenggorokan
tidak ada kata lagi
jarinya masuk ke sela-sela kosong
membentuk rasa yang tidak asing sebagai penguat genggamannya
seperti memberi jarak pada kalimat- "semua akan baik-baik saja"
tak ada angin yang menyapa kami
seolah-olah tahu bahwa itu akan menjadi sapaan terakhir baginya
peluknya semakin erat
memberi isyarat, sebentar lagi
sebentar lagi fajar akan tiba
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!