Sekolah merupakan tempat di mana remaja menghabiskan sebagian besar waktunya. Prestasi akademik, hubungan dengan guru, dan interaksi dengan teman sekolah memainkan peran penting dalam pembentukan konsep diri. Guru yang memberikan dukungan dan penghargaan terhadap kemampuan siswa dapat membantu membangun konsep diri yang positif. Sebaliknya, pengalaman buruk seperti bullying atau diskriminasi di sekolah dapat merusak konsep diri remaja.
Media Massa
Media massa, termasuk media sosial, menjadi faktor lingkungan sosial yang semakin dominan dalam kehidupan remaja. Paparan terhadap standar kecantikan, kesuksesan, dan gaya hidup yang ditampilkan di media sering kali memengaruhi cara remaja menilai dirinya. Media sosial dapat memberikan dampak positif melalui inspirasi dan motivasi, tetapi juga dapat memicu rasa tidak puas terhadap diri sendiri jika remaja membandingkan dirinya dengan orang lain.
Metode Observasi
Penelitian ini menggunakan Konsep Diri yang di dasarkan pada teori Hurlock. Instrumen ini dirancang untuk mengeksplorasi aspek konsep diri positif dan negatif. Responden diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan pengalaman dan persepsi mereka terkait konsep diri. Dalam penelitian ini, saya dibantu oleh salah satu siswi SMAN 49 Jakarta, yaitu Balqis sebagai responden untuk saya wawancarai.
Hasil Observasi: Konsep Diri Positif
1. Pentingnya Konsep Diri
Balqis menyadari bahwa konsep diri sangat penting bagi kepribadian mereka. Jawaban umum menunjukkan bahwa pemahaman konsep diri membantu siswa bersikap optimis, percaya diri, serta memiliki pandangan dan perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengatasi Konflik dengan Tenang
Balqis juga berpendapat bahwa menggunakan strategi penenangan diri, seperti menarik napas dalam atau mengambil waktu untuk menenangkan diri sebelum menghadapi konflik. Hal ini mencerminkan kemampuan mereka untuk mengontrol emosi secara sehat.
3. Pengaruh Orang Lain