Mohon tunggu...
Reva Prameswari
Reva Prameswari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - A homeschooler, 11th grade.

"If we never try, how will we know", oleh karena itu saya berasa di sini. Menyampaikan beberapa isi pikiran saya melalui artikel, dengan tujuan untuk mengembangkan diri. Saya memiliki ketertarikan pada bidang psikologi, cerita fiksi, serta dunia hiburan. Saya adalah seorang pemula, jika terdapat ketidaknyamanan atas tulisan saya, dapat mengirimkan saran / kritik pada @revaprameswari@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film: Mariposa (2020)

13 Maret 2023   11:54 Diperbarui: 13 Maret 2023   12:15 5343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

 

Sebuah film yang diadaptasi dari novel karya Luluk HF bergenre Romance Komedi ini di bintangi oleh Angga Yunanda dan Adhisty Zara sebagai pemeran utamanya ini mendapatkan 700 ribu lebih penonton pada penayangannya selama di bioskop di tahun 2020. Film yang rilis pada penghujung tahun 2020 ini di produseri oleh  Frederica, Chand Parwez Servia dan disutradarai oleh Fajar Bustom, Sutradara Fajar Bustomi kembali dipercaya menangani film Mariposa melihat track record-nya yang mulus dalam menyutradarai film Dilan 1990, Dilan 1991 serta Milea bersama Pidi Baiq yang secara total mengumpulkan lebih dari 15 juta penonton. Adapun sang penulis mengambil kata Mariposa dari bahasa Spanyol yang artinya

"kupu-kupu". Filosofi kupu-kupu, yaitu apabila semakin dikejar, ia akan semakin menjauh. Akan tetapi, bila dibiarkan, ia akan mendekat. Kiranya seperti itulah gambaran karakter dari salah satu tokoh utama pria dalam novel ini.

Sama seperti novelnya sendiri, Mariposa mengisahkan seorang gadis cantik bernama Natasha Kay Loovi atau kerap disapa Acha yang memperjuangkan cintanya terhadap seorang laki-laki berhati beku dan super dingin bagaikan es dengan kehidupannya yang serba monoton, bernama Iqbal. Mereka berdua adalah siswa yang sangat pintar di sekolahnya. Bagi Acha, di kamus kehidupannya itu tidak ada kata 'menyerah', terutama untuk meluluhkan sikap dingin Iqbal dan dinding pertahanan hati Iqbal yang tidak pernah disinggahi oleh perempuan manapun. Segala penolakan dan sikap acuh tak acuh yang sering Iqbal lakukan, tidak akan membuat Acha mundur untuk mendapatkan hatinya

Sebenarnya, sebagian besar cerita dalam film Mariposa tersebut memang betul diambil dan diadaptasi dari novel dan cerita aslinya. Namun, terdapat beberapa adegan berbeda yang tidak masuk di dalam film tapi sebenarnya ada di dalam novel, atau adegan tambahan yang tidak ada di dalam novel tetapi ada dalam filmnya dan juga adegan yang agak berbeda dengan yang di dalam novel karena mungkin sutradara atau produser film Mariposa telah me-remake adegan tersebut tapi sejauh ini, menurut saya Mariposa masih menjadi rekomendasi film Indonesia yang cukup bagus, santai dan ringan untuk di tonton terutama untuk kalangan remaja.

Dari segi sinematografi, film ini memiliki sisi sinematografi yang sangat manis dan juga indah. Tone warna pastel pink perpaduan dengan biru tersebut nampak sangat serasa dengan cerita dan tema yang sedang dibawakan membuat film ini nampak sangat menarik untuk ditonton apabila kita melihat poster dan trailer yang sudah ditampilkannya. So far, film ini tidak sama halnya seperti film remaja sekolah pada umumnya yang terdapat adegan bully karena para pemain memerankan penokohan dengan baik tanpa adanya melanggar aturan dan norma hukum di masyarakat seperti memakai rok pendek, make up ke sekolah yang berlebihan, dan masih banyak yang lainnya. Chemistry yang dibangun antara Angga Yunanda dan Adhisty Zara juga sangat bagus sehingga membuat film tersebut tidak nampak kaku antara satu dengan yang lainnya. Karakter yang diperankan oleh masing masing aktris dan aktor sangatlah bagus dan cukup mendalami peran tanpa adanya sikap yang terlalu berlebihan dan terlalu mencolok pada ceritanya, hal ini tentu tidak hanya berlaku untuk pemain utamanya saja tetapi juga pemeran pembantunya yang menjadi salah satu karakter penting pendukung dan pembangun cerita dalam film bersama tokoh utamanya. Dari segi soundtrackpun, film ini memiliki soundtrack yang easy listening dan nyaman untuk di dengarkan. 

Mungkin terdapat beberapa kritik dan kekurangan yang terdapat dalam film tersebut, seperti perubahan emosi tokoh utama pria pada akhir cerita yang cukup drastis dan nampak sekali perubahan emosinya. Beberapa adegan bagus yang terdapat dalam novel aslinya pun sayangnya tidak masuk dalam adegan film tersebut sehingga sebagian besar penontonnya yang memang sudah membaca novelnya lebih dahulu menjadi sedikit kecewa karena ekspektasinya tentang adegan tersebut dalam film tidak masuk kedalamnya. Namun, sejauh ini Mariposa masih menjadi salah satu rekomendasi film yang bagus dan cocok untuk di tonton guna mengisi waktu luang dan penat karena ceritanya yang tidak terlalu komplikasi. Bagi sebagian besar remaja juga berpendapat bahwa film ini sangat bagus, menyenangkan dan cukup menghibur sehingga membuat banyak penonton remaja yang begitu antusias dan heboh sebelum dan setelahnya menonton film tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun