Mohon tunggu...
reva sugito
reva sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Logika Lucu Cebong: 01 Harus Didukung Ulama, 02 Dilarang Didukung Ulama

16 April 2019   19:03 Diperbarui: 16 April 2019   19:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pilpres 2019 ini memang lucu. Semua orang tidak boleh mendukung 02. Setiap ada yang mendukung 02 siap-siaplah dia menerima bully dan disalahkan oleh pendukung 01. Tapi itu masih belum seberapa. Malah ada yang difitnah begitu ketahuan dukun 02.

Barusan baca ada artikel cebong yang menyalahkan UAS karena mendukung 02. UAS salah besar dukung Prabowo katanya. Seharusnya Ustad Abdul Somad sebagai ulama harus netral.  Makanya begitu UAS dukung Prabowo akibatnya UAS difitnah orang. Hahahaha.

Logika cebong memang begitu.

Kalau kubu 01 didukung Ketua MUI itu sah-sah saja. Kubu 01 didukung PBNU juga sah-sah saja.  Lalu didukung TGB dan Yusuf Mansyur sah-sah saja. Dan ustad-ustad lainnya.

Pendukung 02 melihat 01 didukung banyak ulama tidak pernah mempermasalahkannya. Tidak ada ulama di kubu 01 yang dibully.  Tidak ada yang disalahkan apalagi sampai ada yang difitnah.

Kalau logika para cebong benar, seharusnya mengetahui ada Ustad Terkenal yang difitnah oleh orang tak dikenal seharusnya membela dong. Kenapa harus disalahkan karena mendukung 02 dan seolah-olah setuju dengan fitnah itu sebagai hukuman bagi ustad yang coba-coba merapat ke 02.

Bahkan ada pendukung 01 yang namanya kayak orang Islam tapi malah menjelek-jelekkan ustad.

Beginilah kalau logika sudah tidak bekerja. Yang ada hanya nafsu serakah untuk menang sehingga sangat ketakutan kalah dan menyalahkan semua orang yang ada di seberangnya.

Done.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun