Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

“Ustadz Bukanlah Suatu Profesi yang Baik”

18 Juli 2014   09:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:00 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kira-kira bila ada seorang Tokoh public yang berbicara seperti itu, berapa banyak umat Muslim yang akan marah? Bisa jadi 100 ribu umat muslim akan marah, mungkin juga jutaan umat Muslim akan marah.Kenapa marah, karena tidak ada logika umum yang bisa mendukung dan menjelaskan pernyataan tersebut diatas.Bahkan yang terjadi kemungkinan besarnya adalah jutaan umat muslim akan merasa dilecehkan atau dihinakan dengan pernyataan tersebut.

Soal penghinaan atau bukan, kita singkirkan terlebih dahulu kesimpulannya. Dan cobalah kita berpikir berdasarkan logika umum terlebih dahulu.

Ustadz Luthfi Hassan Issaq terbukti telah tertangkap oleh KPK dan divonis 16 tahun penjara.Ustadz ini telah bekerja sama dengan Ustadz Fathanah mengakal-akali proyek-proyek di Kementan dan lainnya. Bahkan Ustad Fathanah ini tertangkap berduaan dengan bukan muhrimnya di kamar sebuah hotel.Apakah salah profesinya ataukah salah orangnya? Tentu saja salah orangnya dan tidak bisa disebutkan bahwa hal itu karena disebabkan oleh kesalahan profesinya.

Begitu juga dengan 2 Guru di JIS yang melakukan pelecehan seksual terhadap murid-murid TK di JIS, begitu juga dengan banyak Guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya. Tidak bisa dikatakan bahwa profesi Guru adalah profesi bejad. Terlalu naïf kalau ada orang mengatakan profesi guru adalah profesi yangtidak bisa dipercaya.

Lalu selanjutnya profesi anggota DPR dimana sejumlah anggota DPR yang berasal dari PDIP terbukti korupsi dimana mereka menerima suap dari Deputi Gubernur BI Miranda Gultom.Apakah profesi anggota DPR nya yang jahat ataukah PDIP nya yang jahat?Berikut lagi sejumlah elite Demokrat yang menjadi anggota DPR dan menteri dengan nama-namaNazarudin, Anas Urbaningrum, Angelina Sondak, dan Andi Malarangeng terbukti korupsi. Apakah profesi anggota DPR nya yang salah ataukah partai Demokratnya yang nggak bener? Begitu juga dengan anggota DPR dari Golkar yang mengkorupsi Al-Quran dan seorang menteri dari PPP yang mengkorupsi dana haji. Yang mana yang harus disalahkan, apakah profesinya ataukah Partainya?

Kembali lagi pokok masalah yaitu tentang Ustadz dimana seorang Ustadz bernama Anis Matta menuduh KPK telah berkonspirasi dengan Zionis sehingga menangkap Ustadz Luthfi Hassan.Bolehkah itu?Seorang Ustadz bernama Fahri Hamzah telah menuduh seorang Calon Presiden RI yang akan memimpin Negara ini dengan mengatakan Calon Presiden tersebut Sinting, pantaskah hal tersebut?

Begitu juga dengan Ustadz Mahfud Siddiq dan Ustadz Hidayat Nur Wahid yang ingin “menghukum” RRI karena lembaga itu telah menyiarkan quick count yang memenangkan Capres yang bukan didukung oleh mereka. Apakah seorang Ustadz boleh melakukan hal-hal seperti itu? Tentu tidak.

Sejatinya seorang Ustadz adalah seorang yang mulia. Seorang Ustadz maupun seorang Ulama selain mempunyai tugas mengajarkan dan menyebarkan agama Islam, mereka pun dituntut dan diwajibkan membawa kebenaran.Dan apabila mereka malah mengingkari Kebenaran dan memprovokasi umatnya untuk melakukan hal tidak baik atau hal yang kurang etis maka orang tersebut sungguh tidak pantas menyandang gelar Ustad ataupun Kyai.

Tulisan ini sebenarnya terkait dengan pernyataan seorang Ustadz yang juga merupakan seorang Dosen di Makassar yang telah memprovokasi umat muslim disana agar membenci beberapa profesi dan memusuhi warga Tionghoa yang ada.

Dengan jabatannya sebagai Ustadz dengan berdalih Hadits Nabi, Ustadz ini memburuk-burukkan 4 Profesi sekaligus dan menyuruh umatnya untuk membenci warga Tionghoa.

Abdurrahman Qayuum yang merupakan seorang Ustadz di Makassar terbukti melakukan provokasi umat saat membawakan ceramah Ramadhan di Masjid Taqwa kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan.

Dalm ceramahnya itu sang Ustadz mengatakan sebagai berikut : "Sebaiknya hindari empat profesi, di antaranya penjahit, wartawan, pensiunan rajin bawa proposal, serta pedagang berwatak cina," kata Qayyum.

Selanjutnya Qayyum menyambung kalimatnya dengan : "Profesi wartawan, pilihan profesi yang harus dihindari sebagai pilihan kerja. Bukan karena bentuk pekerjaannya bersentuhan barang kotor, tapi nilai manfaat ibadahnya lebih kecil, dibanding mudharatnya."

"Penjahit tak pernah lepas dari kebohongan, janji pada pemesan. Rasulullah SAW menganjurkan, keempat profesi itu jangan dipilih jadi profesi mencari nafkah,” kata Qayyum seperti yang dilansir media cetak lokal di Makassar.

Sebagai umat muslim, bila seorang Ustadz mengatakan hal seperti itu, haruskah kita menuruti ajarannya?

Seorang Wartawan adalah seorang yang mempunyai profesi sebagai pembawa Berita.Kode etik Wartawan adalah memberitakan apa yang terjadi pada keadaan dimana dia berada.Selama ia melakukan profesinya dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan fakta, maka bisa dikatakan betapa mulianya profesi tersebut karena memberikan informasi yang berguna bagi banyak orang.

Begitu juga dengan Penjahit. Apa jadinya dunia ini bila tidak ada orang yang berprofesi sebagai penjahit? Bisa-bisa semua orang membungkus tubuhnya dengan kain-kain seadanya.Sulit bukan membayangkan dunia ini tanpa orang-orang dengan profesi sebagai penjahit?

Apakah semua baju, celana dan sarung Ustadz Qayyum tidak ada yang dijahit oleh penjahit? Apakah baju istrinya dan pakaian-pakaian anak-anaknya tidak ada yang dijahit oleh penjahit?

Begitu juga dengan Pensiunan yang rajin bawa Proposal yang mungkin uang pensiunnya tidak cukup sementara ia masih harus menghidupi keluarganya. Dimana salahnya? Kalau memang tidak mau membantu ya tidak apa-apa. Tapi seharusnya jangan dihinakan seperti itu.

Dan tentang pedagang berwatak China ini maksudnya Ustadz apa ya?Apakah semua pedagang-pedagang dari China berprilaku buruk?Apakah semua pedagang-pedagang muslim berwatak baik? Ini sangat tendensius dan rasis.

Selanjutnya dari beberapa kabar di media dikabarkan bahwa akibat ceramahnya yang kontroversi tersebut Ustad Qayuum dikecam dimana-mana. Haruskah kita ikut mengecam Ustadz tersebut?

Kalau pendapat saya sebaiknya kita tidak perlu ikut-ikutan mengecam Ustadz tersebut. Cukup beberapa ulama disana yang harus menasehati sang Ustadz dan mengubah cara-caranya dalam memberikan ceramah.

Kita tahu bahwa dampak Pilpres 2014 ini sungguh dasyat. Banyak orang-orang pintar tiba-tiba menjadi bodoh akibat Pilpres ini. Banyak Ulama juga yang begitu terpengaruh dan ikut-ikutan berkampanye untuk capres tertentu. Sayangnya bila informasi yang diterima oleh para ulama tersebut salah maka yang terjadi adalah para ulama tersebut bisa bisa dikatakan malah menyesatkan umatnya.

Seperti yang kita ketahui para ulama di beberapa kabupaten di Madura telah mengeluarkan Fatwa agar umat memilih Capres Nomor Urut 1. Kita tidak tahu pasti informasi-informasi apa yang telah diterima oleh para ulama tersebut sehingga begitu yakin untuk memfatwakan hal tersebut bagi umatnya.

Dan akhirnya yang terjadi adalah begitu banyak intimidasi dan kecurangan di beberapa kecamatan yang akhirnya menghasilkan kemenangan 100% bagi Capres nomor 1 disana.

Pertanyaan selanjutnya adalah, ketika ternyata yang menang di tingkatan propinsi maupun di tingkatan nasional adalah Capres nomor urut 2, maka kira-kira Fatwa apa lagi yang akan dikeluarkan para ulama disana? Apakah para ulama menyuruh umatnya untuk memprotes ataukah menerimanya?Dan kalau memang menerimanya, apakah para ulama menyuruh umatnya untuk diam-diam menggalang kekuatan dan mencari kelemahan Capres Nomor Urut 2 agar bisa dijatuhkan ditengah jalan? Mudah-mudahan tidak seperti itu.

Yang pasti pelaksanaan Pilpres 2014 ini sekali lagi membuktikan dan menjadi catatan kita semua, bahwa sungguh tidak pantas bagi politik untuk menggunakan agama sebagai senjatanya demi kemenangannya dan demi kekuasaan yang didambakannya.

http://regional.kompas.com/read/2014/07/17/16195371/Lecehkan.Empat.Profesi.Saat.Ceramah.Ustaz.Ini.Dikecam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun