Kemarin saya bilang mau berhenti dulu menulis tentang Ahok di Kompasiana. Saya memutuskan itu karena sudah terjadi beberapa perubahan di Kompasiana, dimana tadinya hanya sedikit sekali orang di Kompasiana ini yang mau mengkritik Ahok sehingga saya mengambil posisi di depan untuk melakukan itu.
Lalu ketika saya melihat semakin banyak yang bersuara seperti saya, dan di sisi lain semua borok-borok Ahok sudah terbuka lebar maka saya pikir sudah tidak perlu lagi mengkritisi Ahok. Ahok sudah diserang sendiri oleh kelakuannya. Senjata Sudah Makan Tuan. Kedok Pencitraan Sudah Terkuak. Ahok harus mempertanggung-jawabkan semua kebijaksanaan ngawurnya ke publik dan publik yang akan menentukan penilaiannya.
Tetapi kemarin saya mencatat ada sekitar 8 orang yang meminta saya untuk tetap menulis Ahok. Mereka mengatakan saya harus tetap menulis Ahok sebagai Kekuatan Penyeimbang karena banyak media yang sangat pro Ahok termasuk Kompasiana ini. Permintaan itu saya pertimbangkan dan saya putuskan akan tetap menulis tentang Ahok meskipun tidak seintens seperti kemarin (sesuai waktu yang saya miliki).
Langsung saja pada membahas konteks yang disebut pada judul artikel, saya katakan bahwa saya mendukung Ahok untuk menuntaskan permasalahan yang ada, terutama permasalahan terakhir yang berkaitan dengan Perjanjian Preman.
Membaca berita di Kompas com (Jumat, 13 Mei 2016 Jam 11.37) ada berita berjudul : “Disebut Terima Rp.392 Milyar, Ahok Berencana Menggugat Agung Podomoro”. Rupanya Ahok akan menggugat Agung Podomoro berkaitan dengan pemberitaan di media yang menyebut Ahok akan Kontribusi Tambahan menerima Rp.392 Milyar ,dimana telah direalisasikan sejumlah Rp.218 Milyar dan sisa yang belum dibayar Rp.173 Milyar.
Angka-angka ini juga saya sempat bahas pada artikel kemarin dimana angka-angak itu bersumber dari Situs Teropong Senayan. Jadi ada sedikit tanggung-jawab saya untuk menuntaskan pembahasan yang kemarin.
Pada poinnya saya sangat setuju dengan rencana Ahok yang ingin menggugat Agung Podomoro, Tempo dan Penyidik KPK. Saya dukung sepenuhnya langkah Ahok tersebut agar dapat meng-Clear-kan masalah ini. Ini masalah sangat besar. Apakah ini fitnah atau tidak, saya dukung sekali untuk dapat dituntaskan.
Dalam berita yang dimuat Kompas.com tersebut, Ahok mempermasalahkan sebuah table yang katanya bersumber dari Agung Podomoro. Table itu berisi daftar Proyek-proyek yang didanai Agung Podomoro dengan total biaya Rp. 392 Milyar. Rp.219 Milyar sudah dibayarkan ke Ahok sementara sisanya Rp.173 Milyar.
Saya kutip langsung redaksi kompas.com :
“Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai pemberitaan yang menyebut adanya barter dana penggusuran Kalijodo dan penurunan kontribusi pengembang proyek reklamasi adalah pemberitaan fitnah dan jahat.
Dia menegaskan, tidak pernah ada kesepakatan antara dirinya dan pengembang yang dimaksud dalam pemberitaan itu, yakni PT Agung Podomoro Land.