Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Para Ahoker Girang Nemu Salah Ketiknya AB, Sementara Ahok Makin Kepepet di Ujung Tanduk

28 Mei 2016   07:14 Diperbarui: 28 Mei 2016   07:57 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama-lama saya makin betah di Kompasiana karena kondisinya semakin lucu-lucu di kolom politik. Ada hiburan tersendiri melihat style para Ahoker. Hahaha. Semakin terbukti bahwa para Ahoker seperti yang saya duga bahwa mayoritas level mereka memang sekelas ABG-ABG yang culun-culun. Ups.

Saya tidak tahu tepatnya tetapi sepertinya sosok Angry Bird membuat kebanyakan dari mereka sangat terobsesi. Baru 3 bulan nongol di Kompasiana ternyata akun Angry Bird sangat ngetop. Bahkan dari mereka ada yang sudah mengakui bahwa Angry Bird adalah Hater Terfavorit. Ini lucu sebenarnya. Saya dianggap sebagai Hater tetapi mereka juga memfavoritkan saya. Masa yang begitu tidak lucu? Hahaha.

Kalau tidak salah dari para Ahoker yang ada di Kompasiana ini sudah lebih 20 tulisan mereka buat khusus tentang Angry Bird. Ya begitu deh. Satu menulis artikelnya, puluhan lainnya berkomentar atau tepatnya membully Burung Tukang Ngamuk ini. Kakakakakaa. Apakah itu masalah? Tentu tidak. Orang artikel-artikelnya rata-rata lucu-lucu kok. Haha.

Saya tidak pernah tersinggung dengan bully-an mereka. Saya menganggap mereka ABG-ABG culun yang sedang membully karena mempermasalahkan hal-hal sepele. Atau mungkin juga saya sudah menganggap mereka dalam kondisi kurang waras akibat Sumber Waras jadinya membully hal-hal yang tidak penting. Hahahaha.

Kelas saya bukan seperti mayoritas para Ahoker. Beberapa dari mereka cukup saya hormati. Sebut saja Assaro Lahagu, Semuel Lucy, Ninoy Karundeng dan satu-dua orang lagi. Tetapi yang lainnya sungguh lucu-lucu. Saya sebut saja antara lain : Penjaga Warnet Simbok Jossie Rampisela yang kalau kalah debat suka menyebut orang sebagai Dunga-Dungu, atau si Waria Ketumba (Waria Ketumbuk Kuda) yang hobinya berkomentar Nonok-nonok, atau Akun-akun Tuyul dari Tangerang yang tidak punya kerjaan lain selain nyundulin artikel-artikel teman-temannya. Kakakakaka. Jelas Level saya bukan seperti mereka.

Oh ya si Waria ketumbuk Kuda ini kemarin bikin artikel untuk menyanggah saya. Hahaha. Geli saja melihatnya. Si Waria ini sering saya hapus komentarnya di lapak saya karena sering bicara Nonok-nonok. Kasihan sebenarnya. Sudah 2 bulan lebih saya sering menghapus komentar-komentarnya, tetapi eh masih saja nekat dan pengen dekat-dekat saya. Setiap hari dia selalu mencari-cari artikel saya untuk dikomentarinya.

Saya agak seram dengan Waria sebenarnya. Sama dengan simbok Jossie, si Waria Ketumbuk Kuda ini sangat terobsesi dengan Burung Ngamuk. Kemana saja saya buat artikel pasti selalu dikejar. Haha. Dan kemarin dia membuat artikel tentang salah ketik dari Angry Bird. Apa ngga lucu, kalau sebuah salah ketik dijadikan bahan artikel? Hahaha.

Pada artikel saya yang menyanggah artikel pak Assaro Lahagu, ada satu poinnya yang membicarakan Ahok tidak menghargai Ketua-ketua RT di DKI. Padahal tugas mereka sangat berat. Mengabdikan diri ke masyarakat. Setiap ada masalah diantara masyarakatnya, pastilah Ketua RT yang harus memikul tanggung jawabnya. Honor mereka sangat kecil dibandingkan PNS DKI yang bisa minimal mengantongi Rp.5 Juta-Rp.8 juta per bulan. Honor mereka hanya Rp.900 ribu per bulan. Berarti hanya Rp.30 ribu per hari.

Dengan honor seminim itu, ternyata mereka masih dipaksa oleh Gubernur Podomoro untuk melakukan tugas tambahan yaitu memfoto kegiatan-kegiatan warga setiap harinya sebanyak 3 kali, kemudian harus diupload ke aplikasi Qlue agar bisa dilihat oleh Ahok. Ini sangat merepotkan bagi para Ketua RT. Tapi Ahok tidak mau tahu itu. Dia malah mengancam akan memotong honor para Ketua RT kalau tidak mengupload foto. 1 foto bernilai Rp.10.000, jadi kalau dalam sebulan harus ada 90 Foto. Kalau kurang maka akan dipotong senilai foto yang belum diupload. Ahok juga menyuruh para RT mundur kalau tidak mau menuruti perintahnya. Apa tidak arogan pemimpin seperti ini? Apa tidak miris melihat pemimpin seperti itu?

Itulah salah satu substansi yang saya tulis dalam artikel kemarin. Bagaimana mungkin ada seorang pemimpin yang tega memperlakukan para RT seperti itu. Tetapi rupanya ada salah ketik dalam artikel saya itu. Saya menulis jumlah Rp.900 ribu/bulan berarti Rp.3 ribu /hari. Salah ketik karena “0” ketinggalan. Atau anggap sajalah saya salah hitung. Itu bisa terjadi karena artikel itu sepanjang 6 Halaman. Tidak mungkin setiap huruf mampu saya koreksi.

Pagi Jam 7.00 saya publish, jam 10 an ada komentar masuk dari bencong yang gede sebelah dadanya gara-gara gagal operasi yang menyebut Rp.3 ribu x 30 = Rp.90 ribu. Saya biarkan saja karena tidak punya waktu untuk membalasnya. Lagipula hal itu sepele sekali karena merupakan salah ketik. Kalau orang cerdas pasti tahu itu salah ketik dari 6 halaman yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun