Seperti halnya Kompas.com, Detiknews dan Tempo, Admin Kompasiana adalah Ahoker. Dan sepengamatan saya, Admin Kompasiana juga punya ketakutan tersendiri dengan Angry Bird. Belasan kali terjadi artikel-artikel Angry Bird dijegal terus posisinya. Admin sangat ketakutan kalau ada artikel saya yang bisa masuk di Kolom Terpopuler, Trend di Googel dan Nilai Tertinggi. Hahaha.
Kemarin juga demikian. Puluhan komentar dan vote yang masuk di artikel saya tidak dihitung Admin sehingga tidak bisa tembus ke 5 besar Nilai Tertinggi. Hahaha. Yang paling sering terjadi itu di kolom Terpopuler. Selalu saja artikel Angry Bird dijegal. Hahaha. Saya sudah malas complain karena sudah belasan kali complain. Biarin aja. Kasihan nanti mereka dimarahi bos mereka kalau artikel Angry Bird keseringan masuk kolom-kolom tersebut dan mencetak banyak hit pembaca.
**Ahok Tidak Jadi Tersangkapun Ahok Sudah Tamat**
Kalau saja saya atau teman saya punya Lembaga Survei, pasti kami akan mengadakan Survei Elektabilitas untuk Ahok. Bayangan saya simple. Kami buka posko di 5 wilayah Jakarta. Kami minta bantuan responden untuk menjawab surveynya. Tawarkan saja Payung Gratis kalau responden bersedia menjawab pertanyaan survey. Syaratnya mereka harus menunjukkan KTP mereka adalah KTP DKI.
Kami akan butuh sekitar 500 responden. Tinggal catat namanya siapa, tinggal dimana, umur berapa dan agamanya apa. Beri mereka 10 pertanyaan tentang Jakarta dan tentang Gubernur yang diharapkan nanti. Kasih mereka pilihan 5 nama saja. Misal : Ahok, Risma, kang Yoto, Djarot dan Yusril. Lihat hasilnya.
Saya prediksi dan rasanya saya yakin kalau nama Ahok tidak akan lebih dari 35%. Dan dari responden yang memilih Ahok tersebut 85% dari mereka beragama non muslim. Mudah sekali membacanya.
Jadi menurut saya, trend elektabilitas Ahok itu sudah dalam posisi menurun secara significan. Dalam 2 bulan ke depan, para pendukung Ahok tinggal 3 kalangan saja. Yang pertama kalangan dari etnis Ahok, yang kedua yang satu Keyakinan dengan Ahok dan yang ketiga para ABG culun-culun yang tidak cerdas. Tidak cerdas disini saya maksud adalah mereka yang tidak mampu melihat/ menilai Kasus-kasus yang membelit Ahok yaitu Sumber Waras dan Skandal Reklamasi.
Hanya 3 kalangan inilah yang tersisa dari pendukung Ahok. Jangankan masyarakat luas, para PNS DKI saja mayoritasnya tidak bersedia dipimpin oleh Ahok, apalagi masyarakat luas. Sehingga dengan begitu bisa dikatakan Ahok sudah tamat Riwayatnya.
**Mengapa Sumber Waras dan Skandal Reklamasi Menghancurkan Ahok?**
Satu hal yang harus diingat adalah tentang Opini Publik. Opini Publik ini adalah suatu kekuatan yang sangat besar dan kadang menjelma menjadi Hukum Yang Tidak Tertulis.
Contoh, Kasus Rekening Gendut Budi Gunawan. Secara Hukum Komjen BG tidak bersalah. Mau didebat ahli hukum manapun memang BG tidak bersalah. Tapi apakah menurut masyarakat luas seperti itu? Setahu saya tidak. Di mata masyarakat luas setahu saya BG masih dianggap bermasalah.