Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Grand Design, Demokrasi Ala Ahok dan Generasi Para Pembully

22 Maret 2016   13:32 Diperbarui: 22 Maret 2016   13:36 2319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda percaya adanya Mafia Migas? 90% masyarakat Indonesia percaya tetapi sulit sekali membuktikannya. Orang bilang Mafia Migas itu seperti Kentut. Ada bau nya tetapi tidak terlihat bendanya. Baunya menusuk dan membuat orang pingsan. Begitulah mafia Migas.

Berikutnya, percayakah anda bahwa ada Grand Design yang ingin menempatkan Ahok sebagai Pemimpin Tertinggi negeri ini?  Tentu kalau anda masyarakat yang polos-polos tentu tidak akan percaya.  Mengapa, karena anda hanya membaca berita dari media-media resmi tertentu.

Percayakah anda bahwa media bisa dibeli? Percayakah anda bahwa Media tidak memihak? Dan Percayakah anda bahwa Pemilik Media bisa berbuat apapun di negeri ini?  Coba renungkan dulu hal ini.

Kalau anda sudah renungkan maka ingatlah TV One dan ANTV yang pada Pilpres condong ke kampanye Prabowo. Ingatlah Metro TV yang waktu Pilpres sangat memihak Jokowi dan  tontonlah saat ini ke RCTI, TransTV,  Global TV dan TV7.  Lihatlah anak anda yang begitu hapal mars Partai Perindo. Itulah dasyatnya  Media TV yang dikendalikan para Politisi.

Tentu saja ada TV-TV yang netral. Ada Indosiar, SCTV dan lainnya.  TV-TV inilah yang harus anda pilih ketika anda membutuhkan berita yang tidak memihak.

Lalu untuk media online dan media cetak. Manakah yang netral? Saya sebut saja, yang dulunya Netral adalah Kompas cetak dan Kompas com. Anak perusahaan kompas adalah Tribune. Nah tribune ini sejak dulu sudah memihak. Tetapi sekarang ini Kompas juga sudah  masuk angina dan sangat memihak. Khususnya untuk Ahok.  Kompas juga dibantu oleh Metrotv  grup saat ini sedang memoles-moles  pencitraan untuk Ahok.

Perhatikan kedua media ini dengan baik, lalu bandingkan dengan  media-media lain.  Anda pasti menemukan  perbedaan yang signifikan atas content pemberitaannya.  Akan terbukti bahwa Kompas Grup dan Metrotv Grup sudah menjalankan Grand Design Pencitraan besar-besaran untuk Ahok.

Salah satu yang nyata adalah Pemberitaan tentang Teman Ahok. Berita-berita di media Kompas dan Metro TV grup selalu membesar-besarkan kehebatan Teman Ahok.  Teman Ahok diberitakan  mendapatkan Dana  Operasional dari Patungan Relawan.  Teman Ahok diberitakan sehari bisa meraup ribuan KTP dari Posko-posko pemenangan Ahok dan lain-lain sebagainya.

Ketika berita-berita itu dikonfirmasi ke Teman Ahok, mereka membenarkannya. Teman Ahok menjelaskan mereka mendapat dana dari HANYA DARI  merchandiser dan TIDAK TERIMA SUMBANGAN.

Akhirnya kebohongan terkuak karena Teman Ahok  ternyata mampu menyewa Kantor di Pejaten dengan fasilitas lengkap. Ada tim khusus dan pegawai puluhan yang ditempatkan di Posko-posko, dan booth-booth di Mall mall, ada unit computer, uni kendaraan, seragam, banner-banner, biaya ATK, biaya Komunikasi, Transportasi dan lain-lain.

Ketika banyak pihak bertanya mengapa mampu menutup biaya operasinalnya, akhirnya terbongkar sudah bahwa Dana Operasional Teman Ahok disupport oleh Cyrus Network.  500 Juta hingga Milyaran rupiah digelontorkan Konsultan Politik ini untuk Ahok. Siapa yang berada dibelakang Cyrus Network tentu kita tidak tahu.  Dan akhirnya Teman Ahok mengakui  mereka mendapatkan (pengakuannya) pinjaman Donasi  Rp.500 Juta dari Cyrus Network dan sudah dikembalikan katanya. Bagaimana cara mengembalikan dan kapan mengembalikan tidak ada laporan jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun