Pada program kerja pertama yang dilaksanakan pada hari Sabtu (18/05/2024) pukul 09.00 WIB di Balai RW 11 Semolowaru Surabaya yang dihadiri oleh anggota Kader Surabaya Hebat (KSH), mengenai pemanfaatan dan pengolahan puntung rokok menjadi obat pestisida pada tanaman. Kami memberikan sosialisasi bahwa dalam penggunaannya puntung rokok dijadikan sebagai alternatif bahan baku pembuatan pestisida nabati yang dinilai dapat menjadikan puntung rokok sebagai produk yang dapat didaur ulang, sehingga limbah pada puntung rokok di lingkungan akan berkurang.
Karena prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun. Peningkatan konsumsi rokok tersebut tidak diimbangi dengan pengolahan limbah puntung rokok yang tepat, akibatnya puntung rokok menjadi limbah yang akan berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar.
Hal ini menunjukkan sekurang-kurangnya dalam satu hari di tahun 2015 di Indonesia akan ada sebanyak 72.723.300 limbah puntung rokok. Hal ini apabila dalam sehari perokok aktif membakar rokoknya sekurang-kurangnya satu batang. Sementara itu warga Indonesia justru cenderung dalam sehari menghabiskan satu bungkus rokok. Dimana satu bungkusnya berisi 15-20 batang rokok. Maka akan dihasilkan limbah kurang lebih sebanyak 1.454.466.000 puntung rokok.
Salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitu kami Mahasiswa KKN NR2 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, memanfaatkan limbah puntung rokok sebagai bahan utama pembuatan pestisida nabati. Mengingat puntung rokok mengandung bahan aktif yang dapat mengendalikan hama pada tanaman, diantaranya yaitu nikotin, fenol, dan eugenol. Nikotin memiliki sifat racun bagi organisme penganggu tanaman, sedangkan eugenol dan fenol berperan efektif dalam mengendalikan patogen tanaman. Bio-pestisida memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah dibuat, tidak menimbulkan resistensi hama, tidak mencemari lingkungan, aman digunakan karena tidak meninggalkan residu kimia pada tanaman, dan juga lebih hemat biaya dalam perawatan tanaman.
Menyadari bahaya atau dampak dari limbah puntung rokok terhadap lingkungan, maka kami juga melakukan pemanfaatan limbah puntung rokok menjadi bio-pestisida untuk budidaya tanaman Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) sebagai pengusir hama akan berdampak pengurangan sampah yang berpengaruh pada kelestarian lingkungan. Sehingga dapat dikatakan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa limbah yang sepertinya tidak bermanfaat ini dapat diolah dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar serta bagaimana mengajarkan masyarakat cara memproses limbah puntung rokok ini menjadi bio-pestisida yang bermanfaat sekali untuk tanaman-tanaman Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa).
Kami juga melakukan kegiatan penanaman dan pengolahan teh dari bunga rosella yang dilaksanakan pada hari Minggu (26/05/2024) Pukul 09.00 WIB yang dilaksanakan di Taman RT 05 RW 11 Semolowaru Surabaya, mengingat tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa) merupakan salah satu jenis tanaman perdu yang memiliki potensi sebagai sumber bahan pangan fungsional dan memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan. Baik akar, batang, daun dan bunga tanaman ini memiliki kandungan antioksidan seperti Vitamin C dan Antosianin yang tinggi terutama pada bagian bunga.
Kelopak bunga rosella kaya akan A, B1, B2, niasin, dan vitamin D, serta mengandung mineral, seperti kalsium, fosfor, kalium, dan zat besi yang sangat penting untuk tubuh. Dua jenis asam amino yang terkandung dalam rosella adalah arginine dan lysine. Kandungan senyawa lainnya adalah asam sitrat, asam malat, asam askorbat, dan betakarotin yang merupakan sumber antioksidan yang sangat efektif menangkal berbagai radikal bebas. Unsur penting lainnya yang terkandung dalam rosella adalah gossypeptin, anthocyanin, dan glucide hibiscin. Selain itu rosella juga mengandung asam organik, polisakarida, dan flavonoid.
Bagian bunga rosella yang bisa diproses menjadi makanan dan minuman ialah kelopak bunga (kaliks) yang berwarna merah keunguan, rasa yang amat masam, dan beraroma khas. Bunga rosella banyak dikeringkan untuk dijadikan teh karena dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Teh rosella adalah teh herbal yang dibuat dengan menyeduh bunga rosella yang telah dikeringkan ke dalam air mendidih. Warna bunga dan air seduhan rosella akan terlihat merah gelap. Teh bunga rosella memiliki rasa seperti buah cranberry, terasa sedikit asam dan menyegarkan. Penyajian teh bunga rosella juga sangat mudah. Teh bunga rosella bisa diminum dingin atau panas.
Disusun Oleh :